MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH ANALISIS AD-AS


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG.
     Keseimbangan struktur perekonomian merupakan faktor utama dalam mencapai sasaran pembangunan dan salah satu ciri strategi pembangunan yang harus dimiliki indonesia.Analisis AD dan AS dilakukan melalui pergeseran kurva IS dan LM. IS mencerminkan pasar barang dan LM mencerminkan pasar uang, analisis ini dapat dilakukan dengan melihat kebijakan pemerintah baik kebijakan fiskal yang erat kaitannya dengan kurva IS maupun kebijakan moneter yang erat kaitannya dengan kurva LM. Analisis ini tidak memperhatikan mengenai perkembangan teknologi dan perubahan kualitas faktor- faktor produksi, selain itu analisis ini tidak memperhatikan faktor-faktor pengeluaran yang tersedia dalam menentukan kegiatan ekonomi. Apabila pengeluaran agregat bertambah maka kegiatn ekonomi, produksi nasioanal dan kesempatan kerja akan meningkat
B.  RUMUSAN MASALAH
a.    Anailisis dalam AD-AS.
b.   Pembentukan kurva dalam AD-AS tentang permintaan dan penawaran.
c.    Keseimbangan perekonomian dalam permintaan AD-penawaran AS.
C.  TUJUAN
a.    Apa yang dimaksud dengan AD-AS tersebut....?
b.   Bagaimana pembentukan kurva dalam permintaan AD dan penawaran AS...?
c.    Apa keseimbangan yang terjadi dalam perekonomian ekonomi...?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERANAN ANALISIS AD AS
Analisis AD dan AS dilakukan melalui pergeseran kurva IS dan LM. IS mencerminkan pasar barang dan LM mencerminkan pasar uang, analisis ini dapat dilakukan dengan melihat kebijakan pemerintah baik kebijakan fiskal yang erat kaitannya dengan kurva IS maupun kebijakan moneter yang erat kaitannya dengan kurva LM. Kebijakan fiskal ada dua yaitu ekspansif dengan instrumen pengeluaran pemerintah (goverment expenditure,G), pajak (tax, Tx) dan pembayaran transfer (transfer paymen, Tr); jika G, Tx dan Tr naik, maka kurva IS bergeser ke kanan sebaliknya pada kebijakan yang kontraktif, jika G dan Tr turun sedangkan Tx naik, sehungga IS bergeser ke kiri.
Pada pasar uang yang diwakili kurva LM melalui kebijakan moneter, kebijakan juga ada dua, yaitu ekspansif  yaitu kebijakan jika uang yang beredar naik maka kurva LM bergeser kekanan sedangkan kebijakan kontraktif , yaitu jika uang yang beredar turun, maka kurva LM bergeser ke kiri.
Beberapa pengertian berikut ini perlu dipahami agar pembaca jelas dalam memahami tujuan analisis AD-AS
1.      Pengertian AD adalah seluruh permintaan barang dan jasa yang terjadi dalam perekonomian baik dari luar maupun dalam negri.
2.      Faktor yang mempengaruhi:
a.       Tingkat harga
b.      Jumlah uang nominal
c.       Obligasi (surat hutang pemerintah)
d.      Permintaan tenaga kerja (demand for labour)
3.      Analisis pengaruh perubahan harga terhadap AD  (yang ditunjukkan oleh pendapatan nasional, Y). atas dasar inilah maka AD adalah hubungan antara harga (P) dengan Y.
4.      Ada dua pendapat pengaruh perubahan harga terhadap pendapatan nasional.
a.       Keynes adalah titik tekanan pada LM yang bergeser.
b.      Pigou adalah titik tekanan pada IS yang bergeser.[1]
Analisis ini merupakan analisis keynesian sederhana atau simpel keynesian, karena teori ini menerangkan bagaimana pengeluaran agregat akan menentukan sejauh mana kegiatan ekonomi negara (pendapatan nasional dan kesempatan kerja) akan dicapai oada suatu waktu tertentu.
Analisis ini tidak memperhatikan mengenai perkembangan teknologi dan perubahan kualitas faktor- faktor produksi, selain itu analisis ini tidak memperhatikan faktor-faktor pengeluaran yang tersedia dalam menentukan kegiatan ekonomi. Apabila pengeluaran agregat bertambah maka kegiatn ekonomi, produksi nasioanal dan kesempatan kerja akan meningkat.
1.         Kelebihan analisis keynesian adalah dimana pemerintah dan pihak swasta memegang peranan penting di dalam suatu perekonomian sehingga permintaan agregat jauh lebih tinggi dan di saat itulah dibutuhkan kebijakan/keputusan terbaik pemerintah/swasta dalam mengurangi pengangguran deflasi.
2.         Kelemahan anilisis Keynesian
Kelemahan analisis krynesian antara lain :
a.     Tidak memperhatikan efek perubahan harga-harga terhadap pengeluaran agregat dan  keseimbangan pendapatan nasional.
b.    Mengabaikan peranan penawaran agregat dalam menentukan keseimbangan pendapatan nasional.[2]

B.     PEMBENTUKAN  KURVA.
Kurva penawaran dan permintaan agregat sering kali digunakan untuk membantu menganalisa kondisi-kondisi ekonomi makro. Ingatlah bahwa menggunakan kurva penawaran dan permintaan pasar untuk menganalisa harga dan kuantitas produk individu. Alat analisa grafik dapat juga membantu kita memahami bagaimana kebijakan moneter dan perubahan teknologi bertindak melalui penawaran dan permintaan agreget untuk menentukan output nasional dan tingkat harga.


1.         Analisis permintaan agregat dan penawaran agregat (AD-AS)
Analisis AD AS merupakan analisis keseimbangan pendapatan nasional yang melengkapi analisis pengeluaran agregat- penawaran agregat (Y=AE). Dalam analisis AD AS diperhatikan bagaimana keseimbangan pendapatan nasional dicapai dalam keadaan harga-harga mengalamai perubahan.
Dalam analisis AD AS penawaran agregat dibedakan kepada :
a.       Penawaran Agregat Jangka Pendek (Short Run Agregate Suppyy ) atau SRAS. Kurva SRAS atau AS adalah kurva yang terus menerus melengkung ke atas dan memotong garis tegak pada Yf, kerva AS semakin tinggi kenaikannya.
b.      Penawaran Agregat Jangka Panjang ( Long Run Agregate Supply) atau LRAS. Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat berwujud vertikal karena output ditentukan oleh jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi, tetapi tidak  oleh tingkat harga. Karna itu pergeseran permintaan agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi tidak output atau kesempatan kerja.
2.      Kurva Permintaan Agregat (AD)
Kurva permintaan agregat AD juga di definisikan sebagai fungsi atau kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah yang di setujui agregat.
a.     Sifat utama kurva AD.
Kurva AD selalu merupakan garis yang menurun dari kiri-atas ke kanan-bawah terkait “semakin rendah harga, semakin besar permintaan agregat ayng wujud dalam perekonomian”sifat kurva AD menurun  ke bawah ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a)     Tingkat harga dan pengeluaran rumah tangga.
Dalam jumlah waktu tertentu tingkat pendapatan nominal masyarakat adalah tetap. Tingkat gaji dan upah dan jumlah kesempatan kerja akan menentukan jumlah pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila tingkat harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh itu adalah berbeda. Semamkin rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli. Dengan kata lain, nilai riil pengeluaran agregat akan semakin meningkat, apabila tingkat harga semakin rendah.
b)         Tingkat harga, suku bunga, dan investasi.
Pada umumnya terdapat perkaitan yang cukup rapat diantara perubahan tingkat harga dengan suku bunga. Apabila harga adalah stabil, atau tingkat inflasi sangat rendah, suku bunga cenderung akan berada pada tinkat yang rendah, semakin tinggi inflasi, suku bunga cenderung akan semakin tinggi.terdapat perkaitan yang rapat pula di antara suku bunga dengan investasi yaitu semakin tinggi suku bunga akan menyebabkan penurunan dalam investasi.pemerosostan investasi menyebabkan pengurangan pengeluaran agregat.
c)    Tingkat harga, ekspor,dan impor.
Berbagai negara terutama negara-negara yang telah maju sektor industrinya, akan mengeluarkan yang sama jenisnya. Oleh karena itu tingkat harga akan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan ekspor dan impor di suatu negara.
Permintaan agregat (AD) adalah nilai riil pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga umum . Pengeluarana ini dibedakan kepada lima komponen yaitu: konsumsi rumah tangga, investasi swasta dan pemerintah, pengeluaran konsumsi pemerintah, ekspor dan impor.Kurva AD di definisikan sebagai suatu fungsi atau kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah pengeluaran agregat yag akan dilakuakan dalam perekonomian. Permintaan agregat merupakan jumlah pembelanjaan oleh konsumen, bisnis, dan pemerintah, dan ini bergantung pada tingkat harga, seperti juga kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan faktor-faktor lainnya.
Komponen- komponen permintaan agregat meliputi mobil-mobil, makanan, dan barang konsumsi lain yang dibeli oleh para konsumen; pabrik dan perlengkapannya yang dibeli oleh bisnis; rudal dan komputer yang dibeli oleh pemerintah; dan ekspor netto. Total pembelian dipengaruhi oleh harga dimana barang-barang itu ditawarkan dengan kekuatan-kekuatan luar seperti peperangan dan cuaca, dan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah.
Sifat utama kurva AD. Kurva AD selalu merupakan suatu garis yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Artinya “semakin rendah tingkat harga, semakin bersar permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian”. Sifat kurva AD menurun kebawah ini disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini:
a.               Tingkat harga dan pengluaran rumah tangga
b.              Tingkat harga, suku bunga dan investasi
c.              Tingkat harga, ekspor, dan impor.
3.      Kurva Penawaran Agregat (AS).
Penawaran agregat (AS) adalah nilai pendapatan nasional riil (produksi nasional) yang ditawarkan perusahaan-perusahaan dalam suatu perekonomian pada berbagai tingkat harga umum. Kurva AS adalah suatu kurva yang menggambarkan pendapatan nasional (nilai barang dan jasa) yang akan di produksikan sektor perusahaan pada berbagai tingkat harga.
Penawaran dapat juga di artikan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga yang pleksibel dalam jangka panjang tetapi harga yang kaku dalm jangka pendek, hubungan penawaran agregat bergantung pada horison waktu. Kita perlu membahas dua kurva penawaran agregat yang berbeda: kurva penawaran agregat jangka panjang (Long Run Aggregate Supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (Short Run Aggregate Spply) SRAS.
Pada umumnya penawaran agregat di anggap sebagai fungsi dari tenaga kerja, dalam hal ini ada dua kasus mengenai kasus keynes dan kasus klasik.
a.       Kasus penawaran keynes
Kurva penawaran agregat dari keynesian berbentuk horisontal yang menunjukkan bahwa perusahaan akan menawarkan tingkat harga tertentu tidak perduli berapa jumlah barang yang diminta. Ide ini bersumber dari kenyataan bahwa kuva penawaran agregat dari keynesian disebabkan terdapatnya pengangguran, dimana perusahaan dapat memperbanyak tenaga kerja yang di pakai pada tingkat upah yang berlaku. Jadi ongkos produksi rata-rata diasumsikan tidak berubah.
b.      Kurva penawaran klasik.
Kurva penawaran klasik berbentuk vertikal yang menunjukkan jumlah yang ditawarkan sama tidak perduli berapa tingkat harga yang berlaku. Kurva penawaran klasik berdasarkan asumsi pasar tenaga kerja selalu dalam posisi keseimbangan dengan kondisi tingkat penggunaan tenaga penuh. Sekarang perusahaan mencoba menyewa lebih banyak tenaga kerja. Perusahaan menyewa lebih banyak tenaga kerja dengan menawarkan upah yang lebih tinggi jika perlu. Tetapi karena tidak tersedia pekerja maka tak ada tambahan pekerja. Hal ini akhirnya hanya akan menaikkan tingkat upah (dan pada akhirnya menaikkan menaikkan harga produk) dimana output yang di produksi tidak berubah.[3]
Ciri-ciri kurva AS
a.       Pada ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva AS relatif landai. Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-perusahaan pada harga yang relatif tetap karena tingkat penggunaan barang modal belum mencapai kapasitasnya yang optimum dan upah masih relatif tetap.
b.      Dari titik B hingga titik C yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan kerja penuh kurva AS bertambah tingkat kenaikannya. Sebab, pengangguran sudah semakin merosotdan kapasitas pabrik-pabrik sudah mencapai optimum.
c.       Sesudah tingkat kesempatan kerja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.
Ciri-ciri kurva AS juga dijelaskan seperti suatu kurva yang berbentuk meleku8ng dari kiri- baawah ke kana-atas,dengan tingkat kelengkungan yang semakin lama semakin tinggi. Kurva penawaran agregat pada hakikatnya menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil yang akan ditawarkan dan di produksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian.
Jumlah output atau nilai produksi riil, ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan.Semakin tinggi tingkat harga semakin banyak jumlah barang yang di produksikan dan ditawarkan pada pengusaha. Semakin tinggi kesempatan kerja, semakin tinggi tingkat upah yang diterima para pekerja. Upah yang semakin tinggi akan menaikkan biaya produksi, kenaikan ini akan menaikkan tingkat harga, sehingga semakin banyak pendapatan nasioanal riil (output pada hargan tetap) yang ditawarkan perusahaan pada perekonimian.
Faktor- faktor yang mempengaruhi bentuk kurva AS.
Dua faktor yang dapat di pandang sebagai penyebab dari bentuk kurva AS yang melengkung ke atas yaitu:ciri-ciri fungsi produksi dan ciri-ciri pasaran tenaga kerja.
1)      Efek hukum hasil tambahan yang semakin berkurang.
Jumlah output atau nilai produksi riil, ditentukan noleh jumlah tenaga kerja yang digunakan fungsi produksi jangkapendek tersebut dipengaruhi oleh hukum hasil tambahan yang semakain berkurang, yaitu apabila jumlah tenaga  kerja ditambah, produksi marjinal yang diciptakan oleh pertambahan tenaga kerja tersebut adalah lebih rendah dari tenaga kerja sebelumnya. Kurva AS yang melengkung ke atas tersebut menggambarkan ciri berubahan berikut: semakin tinggi tingkat bunga, semakin besar jumlah barang yang diproduksikan dan ditawarkan para pengusaha.
2)      Tingkat pengangguran dan tingkat kenaikan upah.
Terdapat suatu hubungan yang negatif di antara kenaikan tingkat upah dengan tingkat pengangguran. Pada tingkat pengangguran tinggi tingkat kenaikan upah adalah rendah, dan apabila tingkat pengangguran rendah,persentase kenaikan tingkat upah meningkat.

C.    KESEIMBANGAN PEREKONOMIAAN DALAM MODEL AD-AS
1.      Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS)
Beberapa penulis menamakan keseimbangan AD-AS sebagai keseimbangan makroekonomi karena analisis ini telah memasukkan unsur perubahan harga dalam analisis keseimbangannya, yaitu analisis ini lebih lengkap dari pada dari pada analisis keseimbangan  pendapatan nasional. Keseimbangan pendapatan nasional yang ada didalam analisis AD-AS dinamakan juga sebagai keseimbangan makroekonomi, dicapai apabila kurva AD berpotong dengan kurva AS. Keseimbangan ini menetukan tingkat harga yang berlaku dalam perekonomian dan pendapatan nasional riil yang  akan diwujudkan.Dalam analisis AD-AS telah memasukkan unsur perubahan harga dalam analisis keseimbangannya. Perubahan keseimbangan dan penyebabnya keseimbangan permintaan agregat- penawaran agregat akan selalu mengalami perubahan dari weaktu kewaktu sesuai dengan perubahan dalam keadaan perekonomian.
a.       Efek perubahan kurva AD
Perubahan dalam permintaan agregat yang tidak di ikuti oleh perubahan penawaran agregat akan menimbulkan perubahan harga dan pendapatan nasional riil ke arah yangt bersamaan, yaitu kedua-duanya meningkat atau kedua-duanya merosot.
b.    Efek perubahan kurva AS
Analisis mengenai perubahan kurva penawaran agregat AS menunjukkan bahwa perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan harga dan pendapatan nasional riil ke arah yang bertentangan.Keseimbangan analisis pendapatan nasional yang ada di dalam analisis AD-AS dinamakan juga sebagai “keseimbangan makroekonomi” yang berarti suatu analisis yang menerangkan  bagaimana tingkat kegiatan ekonomi, pendapatan nasional riil dan tingkat harga umum ditentukan. Artinya :dalam analisis AD-AS memasukkan unsur perubahan harga dalam analisis keseimbangannya, perpotongan di titik E berarti permintaan agrregat adalah sama dengan penawaran agregat pendapatan nasional riil, titik E merupakan keseimbangan yang akan dicapai dalam perkonomian, karena perusahaan tidak akan menambah atau mengurangi output yang diproduksi.[4]











BAB III
PENUTUP
D.    KESIMPULAN.
Analisis AD dan AS dilakukan melalui pergeseran kurva IS dan LM. IS mencerminkan pasar barang dan LM mencerminkan pasar uang, analisis ini dapat dilakukan dengan melihat kebijakan pemerintah baik kebijakan fiskal yang erat kaitannya dengan kurva IS maupun kebijakan moneter yang erat kaitannya dengan kurva LM. Kebijakan fiskal ada dua yaitu ekspansif dengan instrumen pengeluaran pemerintah (goverment expenditure,G), pajak (tax, Tx) dan pembayaran transfer (transfer paymen, Tr); jika G, Tx dan Tr naik, maka kurva IS bergeser ke kanan sebaliknya pada kebijakan yang kontraktif, jika G dan Tr turun sedangkan Tx naik, sehungga IS bergeser ke kiri.
Kurva penawaran dan permintaan agregat sering kali digunakan untuk membantu menganalisa kondisi-kondisi ekonomi makro. Ingatlah bahwa menggunakan kurva penawaran dan permintaan pasar untuk menganalisa harga dan kuantitas produk individu. Alat analisa grafik dapat juga membantu kita memahami bagaimana kebijakan moneter dan perubahan teknologi bertindak melalui penawaran dan permintaan agreget untuk menentukan output nasional dan tingkat harga.





DAFTAR FUSTAKA
Nurhadi Sujoni, teori ekonomi Makro,UIN-Maliki Pers, 2012
Sukirno, MakroEkonomi Teori Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers 2016.
Said Kelana, Teori Ekonomi Makro, Jakarta:PT RajaGrafindo 1996.
Boediono, pengantar ilmu ekonomi makro, yokyakarta: Seri Sinopsis, 1999.



[1] Nurhadi Sujoni, teori ekonomi Makro,(UIN-Maliki Pers, 2012 ),hlm.163-166.
[2] Sukirno, MakroEkonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers.2016),hlm.103.
[3] Said Kelana, Teori Ekonomi Makro, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 1996),hlm.237-238.
[4] Boediono, pengantar ilmu ekonomi makro, (yokyakarta: Seri Sinopsis, 1999),hlm.190.

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL