PEDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar
adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah
tingkah laku dalam bersikap, berfikir, dan berbuat. Istilah “desain” ini
menjadi kata yang cukup memberi wibawa bila digandengkan dengan kata lain.
Desain grafis, desain komunikasi visual, desain interior, desain
eksterior. Awalnya, kita mengenal kata ‘rancang, merancang, rancangan’.
Sejalan dengan perkembangan sosial budaya, kata ini selanjutnya dinilai tidak
lagi sepenuhnya dapat melingkupi kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor
profesi. Ada lagi kata ‘rancang bangun’. Namun kata itupun lebih menjurus
kepada praktek rekayasa. Para ahli (pasar) kemudian lebih memilih
meng-Indonesiakan kata aslinya design (Inggris) menjadi desain. Ini mungkin
yang lebih mewakili cabang ilmu, profesi, program studi, maupun istilah yang
dipergunakan pada beberapa undang-undang perlindungan intelektual.
B.
Rumusan
Masalah
1. Jelaskan pengertian desain pembelajaran
!
2. Jelaskan apa tujua desain pembelajaran !
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian desain
pembelajaran
2. Untuk mengetahui tujuan desain
pembelajaran.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DESAIN PEMBELAJARAN
Desain dalam sebuah istilah diambil dari kata design dalam
bahasa Inggris, yang berarti perencanan atau rancangan, persiapan. Herbert Simon mengertikan desain adalah sebagai
proses pemecahan masalah. Pembelajaran, Jika di tinjau dari sudut kebahasaan pembelajaran
berasal dari kata ajar, demikian juga dengan pengajaran, berasal dari kata
ajar. Kata kerja ajar adalah mengajar yang berarti memberi pelajaran. Orang
yang mengajar disebut pengajar, dan proses/cara, perbuatan mengajar atau
mengajarkan disebut dengan pengajaran.
Berbeda dengan pengajaran pembelajaran diartikan sebagai proses,
cara, perbuatan menjadikan orang untuk belajar. Orang yang belajar tersebut
disebut pembelajar. Kemudian, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, latihan, berubah tingkah laku, atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
Jadi, pada hakikatnya pembelajaran adalah proses menjadikan orang agar mau
belajar dan mampu belajar melalui berbagai pengalamannya agar tingkah lakunya
dapat berubah menjadi lebih bik lagi.
Pembelajaran adalah proses atau suatu cara ataupun perbuatan untuk
menjadikan orang (anak didik) mau belajar. Pembelajaran adalah proses intraksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Desain pembelajaran adalah proses menentukan tujuan pembelajaran,
strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat
digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan. Desain pembelajaran adalah
menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk
masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang
diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas
yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.Defenisi lain,
desain pembelajaran adalahhubungan antara apa yang ada sekarang (what is)
dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan
kebutuhan , penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.
Carl dan Rosalind mengadaptasi defenisi desain pembelajaran dari
Training And Intructional Design Applied Research Laboratory, Penn State
University mengatakan bahwa defenisi desain pembelajaran dapat di dekati dari
berbagai persfektif, yakni ; 1) sebagai suatu proses, 2) sebagai suatu
disiplin, 3) ilmu pengetahuan, 4) sebagai realitas.
Pertama, desain pembelajaran sebagai suatu proses adalah pengembangan
sistematik tentang spesifikasi pembelajaran dengan menggunakan teori belajar
dan pembelajaran untuk mencapai kualitas pembelajaran. Dari defenisi tersebut
desain pembelajaran dipandang sebagai keseluruhan proses analisis terhadap
kebutuhan belajar, tujuan, dan pengembangan system penyemapaian untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Poses yang dimaksud mencangkup materi, dan aktivitas
pembelajaran, uji lapangan, dan evaluasi terhadap seluruh pembelajran dan
aktivitas-aktivitas peserta didik. Kedua,
desain pembelajran sebagai suatu disiplin adalah cabang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan penelitian dan teori tentang strategi pembelajaran dan
proses untuk mengembangkan dan implementasi strategi-strategi tersebut.
Ketiga, desain pembelajaran sebagai suatu sains adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana mncipkatan spesifikasi perinci untuk pengembangan,
implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan situasi yang dapat memfasilitasi
belajar tentang satuan kecil dan besar dari mata pelajaran /kuliah dalam berbagai
tingkat kesulitan.Keempat, desain
pembelajaran sebagai suatu realitas dapat dimulai dari titik dimana saja dalam
proses desain. Sering muncul suatu pandanagan baru yang dikembangkan menjadi
inti dari suatu situasi pembelajaran. Pada saat seluruh proses telah dilakukan,
perancang pembelajaran mengkaji lebih dalam dengan melihat seluruh bagian dari
ilmu pengetahuan telah diperhitungkan.
Beberapa pendapat para ahli tentang
pengertian desain pembelajaran diantaranya adalah:
1.
Reigeluth, 1983
Bagi Reigeluth desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari
penerapan teori belajar dan teori pembelajaran untuk memfasilitasi proses
belajar seseorang. Reigulth membedakan antara desain dengan pengembangan.
Reigulth menyatakan pengembangan adalah penerapan
kisi-kisi desain dilapangan. Kemudian setelah uji coba selesai, maka desain tersebut diperbaiki atau diperbaharui sesuai dengan masukan
yang telah diperoleh. Reigulth mengkaji desain dan pengembangan pembelajaran
berdasarkan teori belajar dan teori pembelajaran.
2.
Rothwell dan Kazanas, 1992
Merumuskan desain pembelajaran terkait dengan peningkatan
mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi. Bagi mereka peningkatan
kinerja berarti peningkatan kinerja organisasi. Desain pembelajaran melakukan
hal tersebut melalui suatu model kinerja manusia, rumusan Rothwell dan kazanas
ini bermanfaat jika desain pembelajaran diterapkan pada suatu pelatihan di
organisasi tertentu.
3.
Gagne, Briggs, Wager, 1992
Mengembangkan konsep desain pembelajaran dengan
menyatakan bahwa desain pembelajaran membantu proses belajar seseorang, dimana
proses belajar itu sendiri meemiliki tahapan segera dan jangka panjang. Mereka
percaya proses belajar terjadi karena adanya kondisi-kondisi belajar internal
maupun eksternal. Kondisi internal adalah kemampuan dan kesiapan diri pelajar,
sedang kondisi eksternal adalah pengetahuan lingkunganyang didesain.
Penyiapan kondisi eksternal belajar inilah yang disebut oleh mereka
sebagai desain pembelajaran. Untuk itu, desain pembelajaran haruslah sistematis,
dan menerapkan konsep pendekatan sistem agar berhasil meningkatkan mutu kinerja
seseorang. Mereka percaya bahwa proses belajar yang terjadi secara internal, dapat ditumbuhkan.
B.
KRITERIA DESAIN PEMBELAJARAN
Mendesain pelajaran bukanlah suatu pekerjaan yang dilakukan secara
tiba-tiba, bukan pula suatu perencanaan tanpa posedur sistematis, melainkan
harus merujuk pada model-model desain yang memeiliki karakteristik yang jelas.
Bagaimanapun bentuk dan modelnya suatu desain pembelajaran, karakteristik utama
dapat diklasifikasikan kedalam enam bagian yakni; 1) student centered, 2) goal oriented, 3) focuses on meaningful
performance, 4) assumes outcomes can be measured in a realible and valid way,
5) enperical, iteratif, and self correction,and 6) a team offort.Desain
pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, berorientasi pada tujuan,
terfokus pada pengembangan dan peningkatan kinerja, hasil belajar harus bias di ukur dengan cara yang
valid dan terpercaya. Selain itu desain pembelajaran harus mengandung hal-hal
yang empiris, berulang, dapat dikoreksi sendiri dan merupakan usaha yang
dilakukan secara bersama
1.
Desain Pembelajaran Berpusat Pada Siswa
Desain pembelajaran seharusnya mempertimbangkan suatu pendekatan
pembelajan yang berpusat pada peserta didik, dimana peserta didiklah yang
mempengaruhi konten, aktivitas, materi dan fase belajar. Pendekata ini
memosisikan peserta didik pada pusat proses belajar. Pendidik memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara independen da saling
membantu Antara satu dengan yang lainnya, serta melatih mereka dengan
memperhatikan keterampilan yang dibutuhkan untuk berbuat secara efektif.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mencangkup
berbagai teknik, seperti mengganti system penyajian yang mengguakan ceramah
dengan pengalaman belajar aktif, menetapkan teknik open-end-ed-prroblemmerupak pendekatan yang membutuhkan proses
berpikir kritis dan kreatif, melibatkan peserta didik dalam simulasi dan
bermain peran, dan menggunakan self-phase
dan comperatif learning.
Implementasi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik secara tepat akan membawa dampak pada meninggkatanya motivasi belajar,
semakin menguat daya pemahaman, semakin mendalam pengertian terhadap ilmu
pengetahuan yang dipelajari, dan semakin positif sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran yang diajarkan.
Learning
is active, it involves reaching out of the mind. It involves organic
assimilation starting from whitin. Literally, we must take our stand with the
child and our departure from him. It is he and not the subject-matter which
determines both quality and quantity of learning.
Belajar aktif dapat menjangkau pikiran, melibatkan asimilasi
organic yang dimulai dari dalam. Kita mengambil posisi untuk berada pada pihak
anak dan juga berangkat darinya. Yang perlu dipelajari itu adalah anak, bukan
mata peajaran yang menentukan kualitas dan kuantitas belajar. Pernyataan diatas
menunjukka bahwa john dewey telah meletakkan anak pada posisi yang sangat
penting, oleh karena itu belajar harus terpusat pada peserta didik.
2.
Desain Pembelajaran Berorientsasi Tujuan
Mendesain pembelajaran dengan menyajikan tujuan secara akurat
merupakan titik sentral dalam proses desain pembelajaran. Tujuan seharusnya
menjadi pijakan dasar terutama dalam mengembangan materi, strategi, dan metode
pembelajaran, media, dan evaluasi. Desain pembelajaran yang tidak menjadikan
tujuan sebagai inti pengembangan dapat menimbulkan pelaksanaan pembelajara yang
tidak sistematis, sistemik, dan cendrung persial, dan tidak utuh. Tujuan
pembelajran mencangkup lima kemampun sebagaimana di sebutkan oleh Gagne,
seperti ; 1) informasi verba, 2) kemampuan intelektual, 3) kemampuan kognisi, 4)
sikap dan 5) kemampuan motorik.
Tujuan pembelajran, dapat juga diarahkan pada jenis kemampuan dalam taksonomi
blomm yang mencangkup tiga domain ; kognisi,afeksi, dan psikomotorik, atau
empat ranah yang pernah disinyari oleh Dewantara dengan istilah olah piker,
olah rasa, olah hati. Singkatnya apapun bentuk dari kemampuan yang diingikan,
rancangan pembelajaran harus terfokus pada tujuan pembelajaran.
3.
Desain Pembelajran Terfokus Pada Pengembangan Atau Perbaikan
Kinerja Peserta Didik
Desain harus diarahkan pada upaya perbaikan yang berarti suatu
perbuatan untuk meningkatkan atau membuat lebih baik dalam hal kualitas, nilai,
atau kegunaan. Memperbaiki artinya harus dapat membuat suatu menjadi kredibel
(dapat dipercaya) untuk menawarkan beberapa manfaat yang berlaku secara umum.
Memperbaiki juga berarti mempersiapkan cara-cara yang jauh lebih unggul dari
yang biasa untuk mencapai tujuan yang layak.
Kinerja dalam desain pembelajaran tidak merujuk pada ddua komponen
utama : pertama, desain pembelajaran yang digunakan untuk memfasilitasi peserta
didik dalam mendapatkan pengetahuan dan menggunkan atau menerapkan pengetahuan
dan kemampuan baru yang diperoleh. Kedua, desain pembelajran dapat mengkomodasi
dan mengembangkan kinerja peserta didik dalam upaya menjadi pribadi yang lebih
baik dari sebelumnya.
Artinya daripada hanya
ekedar mengingatkan informasi dan menghapal komponen-komponen penting dari
segala sesuatu yang dipelajari, desain pembelajaran fokus pada menyediakan
peserta didik untuk mampu melakukan sesuatu yang berarti dengan menunjukkan
kemampuan perilaku yang lebih kompleks, termasuk dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan pembelajaran yang dihadapi. Desain pembelajaran seharusnya dapat
mendorong terciptanya kesesuaian Antara lingkungan belajar dengan situasi
dimana kemampuan dapat di tunjukkan.
4.
Desain Pembelajran Mengarahkan Hasil Belajar Yang Dapat Diukur
Melalui Cara Yang Valid Dan Dapat Dipercaya
Mengembangkan instrument pengukuraan hasil belajar yang valid dan
dapat dipercaya tentu merupkan harapan semua pendidik. Namun, sering juga
terjadi pengukuran yang keliru karena tidak mencangkup aspek-aspek yang diukur
atau dapat mengembangkan instrument yang
sesuai dengan objek yang diukur. Jika objek adalah respon dan pandangan peserta
didik tentang pelaksanaan pembelajaran, maka instrumen yang dibuat adalah
wawancara yang mencangkup berbagai aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti sampai pada
kegiatan penutup, dan tindak lanjut.
Jika instrumen yang
dikembangkan berupa tes, multiplechoise,
atau tes essay atau menjodohkan, maka
sasaran kinerja yang diukur tidak valid apalagi jika diukur tentang
reliabilitasnya. Kecuali aspek yang diukur adalah pemahaman belajar atau
penguasaan materi pembelajarannya, maka tes (pre
tes dan post tes) merupakan instrumen yang cocok untuk dikembangkan.
5.
Desain pembelajaran bersifat empiris, berulang, dan dapat dikoreksi
sendiri.
Data merupakan jantungnya proses desain pembelajaran. Pengumpulan
data dimulai sejak analisis awal dan berlanjut hinga sampai pada tahap
implementasi. Misalnya, selama fase analisis data dapat dikumpulkan sehingga
dapat dibandingkan apa yang telah dipahami peserta didik dengan apa yang
dibutuhkan untuk dipahami. Bimbingan dan umpan balik dari ahli mata
pelajaran/kuliah menentukan ketepatan dan relevansi keterampilan dan
pengetahuan untuk diajarkan. Hasil penelitian dan pengalaman pendahuluan
mengarahkan penyeleksian strategi dan media pembelajaran.
6.
Desain Pembelajaran Adalah Upaya Tim
Memang benar bahwa mungkin saja desain pembelajaran dapat dilakukan
sendiri, baik dalam menyediakan sumber, kerangka, mampu dalam hal peyeleksian
dan pengembangan media, materi, dan metode yang digunakan. Tetapi keterlibatan
pihak lain dalam suatu tim sangat dibutuhkan karena pada hakikatnya proyek
desain merupakan usaha bersama dalam upaya menciptakan suatu produk yang lebih
baik.
Ditinjau dari segi luas kawasan, ruang lingkup, dan kompleksitas
teknis, kebanyakan proyek desain pembelajaran membutuhkan kemampuan khusus dari
individu. Pada tingkat minimum, suatu tim terdiri atas ahli konten mata
pelajaran/kuliah, pengembangan pembelajaran, satu atau lebih personel produksi,
dukungan tenaga khusus, dan seorang menejer proyek. Kadang-kadang seorang
individu mengambil peran lebih banyak dari individu lainnya dalam suatu tim, tetapi proyek yang
lebih besar tanpa kecuali membutuhkan spesialis yang lebih besar pula.
Misalnya, proyek berteknologi tinggi, membutuhkan programmer computer, vidiograper,
editor. Seni grafik, dan para
pengembang.
C.
TUJUAN DESAIN PEMBELAJARAN
Tujuan sebuah
desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian suatu desain
muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan persoalan. Melalui suatu
desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan
suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya
adalah suatu proses yang bersifat linear
yang di awali dengan penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancanagan
untuk merespons kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicoba
dan akhirnya dilakukan evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas
rancangan (disain) yang disusun.
Tujuan desain
pendidikan agama islam adalah untuk mengaktifkan dan mendukung pembelajaran
siswa secara individu. Tujuan ini merupakan karakteristik dimanapun
pembelajaran pendidikan agama islam itu terjadi dan berlangsung. Pembelajaran
pendidikan agama islam ini harus menjadi sesuatu yang dirancangkan daripada
hanya sekedar asal jadi. Pendidikan agama islam akan lebih membantu siswa dalam
melaksanakan kecerdasan yang ia miliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan
untuk berintraksi secara fisik dan social.
Menurut Marrison,
Ross & Kemp terdapat empat komponen dasar dalam perencanaan desain
pembelajaran, yaitu :
1.
Untuk siapa program ini dibuat dan dikembangkan ? (karakteristik
siswa atau peserta ajar)
2.
Anda ingin siswa atau peserta ajar mempelajari apa? (tujuan)
3.
Isi pembelajaran seperti apa yang paling baik dipelajari? (strategi
pembelajaran)
4.
Bagaimana cara anda mengukur hasil pembelajaran yang telah dicapai?
(prosedur evaluasi). .
Peran
desain pembelajaran
1.
Agar belajar dapat bermakna dan efektif
2.
Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar.
3.
Agar dapat dikembangkan kesempatan atau pola belajar
4.
Agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan.
D.
PERBEDAAN PERENCANAAN DAN DESAIN
PEMBELAJARAN
Perencanaan
pembelajaran (Lesson Plans) berbeda dengan desain pembelajaran (Intructional
design), namun keduanya memiliki hubunga yang sangat erat sebagai program
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan guru dalam
melaksanakan tugas mengajarnya. Dengan demikian, perencanaan merupakan kegiatan
menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan pembelajran didalam kelas.
Perencanaan program pembelajaran dapat berupa perencanaan untuk kegiatan
sehari-hari, kegiatan mingguan, bahkan rancangan kegiatan untuk tahunan sesuai
dengan tujuan kurikulum yang hendak dicapai.
Walaupun
perencanaan berkaitan dengan desain pembelajaran, keduanya memiliki posisi yang
berbeda. Perencanaan lebih menekankan pada proses pengembanagan dan
penerjemahan suatu kurikulum sekolah, sedangkan desain menekankan pada proses
merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa, seperti
yang dikemukakan Zook bahwa desain intruksional adalah a systematic thinking
process to help learners learn.
Dengan demikian, pertimbangan dalam menyusun
dan mengembangkan sebuah perencanaan pembelajaran adalah kurikulum yang berlaku
disebuah lembaga ; sedangkan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan
suatu desain pembelajaran adalah siswa itu sendiri sebagai individu yang akan
belajar dan mempelajari bahan pelajaran.
Perbedaan Antara desain pembelajaran dengan perencanaan
pembelajaran.
No
|
Desain Pembelajaran
|
Perencanaan Pembelajaran
|
1.
|
Lebih
menekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk membantu proses
belajar peserta didik
|
Lebih
menekankan pada proses pengembangan atau penerjemahan kurikulum suatu sekolah
|
2.
|
Kegiatan
desain pembelajaran lebih mempertimbangkan peserta didik sebagai individu
yang akan belajar dan mempelajari materi pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tujuan pembelajaran.
|
Kegiatan
perencanaan pembelajaran lebih mempertimbangan kurikulum yang sedang berlaku
disuatu sekolah
|
3.
|
Sebelum
menyusun desain pembelajaran kita harus mengetahui bagaimana caranya agar
peserta didik dapat belajar dengan mudah.
|
Sebelum
menyusun perencanaan pembelajaran kita harus mengetahui terlebih dahulu
bagaimana desain kurikulum di suatu sekolah.
|
PENUTUP
KESIMPULAN
Desain pembelajaran adalah proses menentukan tujuan pembelajaran,
strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat
digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan. Desain pembelajaran adalah
menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk
masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang
diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas
yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam
memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan
demikian suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk memecahkan
persoalan.
DAFTAR PUSTAKA
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar