BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di dalam pelaksanaan proses produksi dari
perusahaan-perusahaan pada umumnya, maka kelancaran pelaksanaan proses produksi
merupakan suatu hal yang sangat diharapkan di dalam setiap perusahaan.
Kelancaran dalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan ini
disamping mempengaruhi oleh sistem produksi yang ada dalam perusahaan tersebut,
maka pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan
menentukan pula. Sistem produksi pada umumnya sudah dipersiapkan sebelum
perusahaan tersebut melaksanakan proses produksinya. Baik buruknya sistem
produksi dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi pelaksanaan proses produksi
dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Namun demikian sistem produksi
yang baik belum tentu dapat menghasilkan pelaksanaan proses produksi yang baik
pula apabila tidak di ikuti dengan pengendalian yang memadai. Untuk dapat
melaksanakan proses produksi dengan baik maka disamping diperlukan adanya
sistem produksi yang baik, sangat diperlukan juga terdapatnya pengendalian proses
produksi yang tepat pula.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
sajakah faktor-faktor pemicu kewirausahaan?
2. Dan
apa sajakah model proses kewira usahaaan?
3. Bagaima
proses kewirausahaan?
4. Apa
sajakah langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha untuk menuju
keberhasilan?
C.
Tujuan
Agar kita mengetahui apa saja yang perlu
diperhatikan dalam berwira usaha, dan agar kita paham bagaimana proses berwira
usaha itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan
David C. McClelland mengemukakan bahwa kewirausahaan
(entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap-sikap
nilai dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe
Soedjono dan Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan merupakan
fungsi dari perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi dan
insentif sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan. Kemampuan
berwirausaha merupakan fungsi dari prilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi
kreativitas, inovasi, kerja keras, keberanian menghadapi resiko untuk
memperoleh peluang.
B.
Model
Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.
Inovasi adalah kegiatan kreatif untuk menciftakan suatu konsep yang baru untuk
keperluan baru untuk dijadikan dan diimplementasikan menjadi bisnis yang
sukses. Inovasi adalah suatu fungsi khusus dari kewirausahaan, kegiatan yang
membawa sumber daya dengan kapasitas baru untuk menciftakan kesejahteraan. Hal
terpenting dari inovasi adalah gagasan, penerapan, dan kegunaan. Inovasi
tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Secara internal
inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu seperti: Toleransi,
nilai-nilai, pendidikan dan pengalaman sedangkan secara eksternal seperti:
Pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.
Pada tahap perintisan kewirausahaan,
maka pertumbuhan kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan pribadi,
organisasi dan lingkungan. Faktor yang berasal dari pribadi ialah komitmen,
visi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial . Faktor yang berasal dari
organisasi antara lain: Kelompok, struktur budaya dan strategi. Faktor
lingkungan antara lain: Pesaing, pelanggan, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan
membantu dana.
C.
Proses
Kewirausahaan
Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih
dari sekedar melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dalam sebuah posisi
manajemen. Seorang wirausaha perlu mencari, mengevaluasi serta mengembangkan
peluang-peluang dengan jalan mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi
penciptaan sesuatu hal yang baru.
Proses aktual itu sendiri memiliki empat fase khusus
yaitu:
1. Identifikasi
dan evaluasi peluang yang ada
Evaluasi
peluang merupakan elemen yang paling kritikal dari proses kewirausahaan karena
memungkinkan seorang wirausaha apakah produk atau servis khusus dalam
menghasilkan hasil yang diperlukan untuk sumber-sumber yang bermanfaat bagi
seorang wirausaha guna mengidentifikasi peluang-peluang bisnis.
a. Para
konsumen
b. Serikat
dagang
c. Para
anggota sistem distribusi
d. Orang-orang
yang berkecimpung dalam bidang teknik
2. Kembangkan
rencana bisniss
Dalam
hal mempersiapkan rencana bisnis adalah penting untuk memahami
persoalan-persoalan inti yang terlibat didalamnya. Karakteristik-karakteristik
dan besarnya segmen pasar, syarat-syarat produksi, rencana pinansial, rencana
organisasi, dan syarat pinansial.
3. Sumber-sumber
daya yang diperlukan
Sumber-sumber
daya yang diperlukan untuk mewujudkan peluang yang ada perlu diketahui proses tersebut
diawali dengan tindakan penilaian sumber-sumber daya usaha yang dimiliki. Dalam
konteks ini bukan saja perlu diidentifikasi para pensuplay alternatif
sumber-sumber daya tersebut. Tetapi pula kebutuhan serta keingian pemahaman
kebutuhan para pensuplay sumber-sumber daya tersebut seorang wirausaha dapat
menstruktur sebuah persetujuan yang memungkinkannya mendapatkan sumber-sumber
daya tersebut dengan biaya serendah mungkin.
4. Laksanakan
manajemen usaha tersebut
Setelah
sumber-sumber daya dicari, maka sang wirausaha perlu mengaktifkannya melalui
implementasi rencana bisnisnya. Hal tersebut mencakup kegiatan yang
mengimplementasi sebuah gaya dan struktur manajemen.
D.
Ciri-
ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan
berkembang pada tiga proses yaitu:
1. Proses
imitasi dan duplikasi
Pada
tahap ini wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya memulai usaha
barunya diawali dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis barang
yang dihasilkan meniru yang sudah ada.
2. Proses
duplikasi dan pengembangan
Pada
tahap ini wirausaha mulai mengembangkan ide barunya. Dalam tahap duplikasi
produksi wirausaha mulai mengembangkan produksinya melalui depersivikasi dan
diferensiasi dengan model sendiri.
3. Proses
penciptaan
Proses
penciptaan atau disebut proses inovasi dan kreasi yang diawali dengan teknik
produksi baru, mencari bahan baku baru, orgasniasi usaha baru, dan metode
pemasaran baru seperti halnya proses inovasi dari schumpeter.
4. Dilihat
prosesnya
Membagi
tahap perkembangan wirausaha menjadi dua yaitu:
a. Tahap
awal ( perintisan), tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan
usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi,
atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah
dibidang pertanian, industri/manufaktur/produksi.
b. Tahap
pertumbuhan, tahap ini merupakan melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap
jalan, tahap ini seorang wirausahaan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahawan mencakup aspek-aspek pembiayaan,SDM, kepemilikan,
pengorganisasian kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan
mengambil keputusan, pemasaran dan melakukan evaluasi.
E.
Langkah
menuju keberhasilan wirausaha
Untuk
menjadi wirausaha yang sukses pertama-tama harus memiliki ide atau visi bisnis
yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik
waktu atau uang. Apabila ada kesiapan menghadapi resiko, langkah berikutnya
dalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya. Agar
usaha berhasil, selain harus bekerja keras sesuai urgensinya, wirausaha harus
mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun dengan semua pihak
yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
Dalam
mengidentifikasi jiwa wirausaha ada beberapa aspek yang mempengaruhi yaitu:
a. Menyenangi
pekerjaan yang berkaitan dengan proses mental dengan tujuan utama adalah
pencapaian prestasi.
b. Locus
of control internal. Individu yang memiliki locos of control internal adalah
individu yang memiliki inisiatif yang tinggi, suka bekerja, berusaha mengatasi
masalah dengan mencari akar penyebabnya secara epektif.
c. Kemampuan
inovasi dan kreativitas. Kreativitas lebih mengacu pada idea origination,
sedangkan inovasi lebih kepada idea implementation. Sebagai inovator, seorang
wirausaha tidak harus memakai ide sendiri, tetapi dengan kepekaan yang tinggi
dan kemampuan analisis yang baik mampu menggabungkan dan memakai ide yang telah
menjadi sesuatu yang bermanfaat.
d. Cenderung
berpikir panjang, memiliki potensi melakukan visi yang jauh kedepan.
Wirausahawan harus bersifat inklusif, bukan atas dorongan seseorang dan
keberhasilan hanya pada jangka pendek. Akan tetapi wirausaha memiliki
perenanaan yang seksama serta kendali diri yang pleksibilitas terhadap
perubahan lingkungan.
e. Kemandirian.
Wirausaha adalah seorang yang merdeka lahir batin lebih suka bekerja atas
kemampuan sendiri. Kemandirian ini didukung dengan kepedulian pada oranglain
yang berarah pada lingkungan, menerima kritik dan saran.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi jiwa kewirausahaan:
1) Intlegensi
Yaitu
kemampuan individu secara sadar untuk menyesuaikan pemikirannya terhadap
tuntutan baru, yaitu penyesuaian mental terhadap masalah dan keadaan baru.
Intelegensia terkait dengan pemecahan masalah perencanaan, pengejaran prestasi
yang sangat berarti membuka jiwa wirausaha.
2) Latarbelakang
budaya
Manusia tidak lepas dari lingkungan
sekitar, sehingga mereka secara tidak langsung dibatasi oleh norma. Kebudayaan
adalah cara manusia membentuk dan menentukan perilaku manusia.
3) Jenis
kelamin
Pria
dilambangkan agresif, independensi, ambisius, sedangkan wanita melambangkan
sensitif, kooperatif, dan intitutif.
4) Tingkat
pendidikan
5) Usia
6) Pola
asuh keluarga
F.
Tantangan
berwirausaha
Memulai
dan mengoperasikan bisnis biasanya memerlukan kerja keras, menyita banyak waktu
dan membutuhkan kekuatan emosi. Wirausaha mengalami tekanan pribadi yang tidak
menyenangkan seperti kebutuhan untuk menginvestasikan lebih banyak waktu dan
tenaganya. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada dalam
bagi wirausaha. Wirausaha harus menerima berbagai resiko yang berhubungan
dengan kegagalan bisnis. Tak seorangpun yang ingin gagal, tetapi selalu ada
kemungkinan bagi orang yang memulai suatu bisnis.
G.
Faktor
penyebab dan kegagalan wirausaha
Faktor-faktor
yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya yaitu:
1. Tidak
kompeten dalam manajerial.
Tidak
kompeten atau tidak memiliki kemampuan manajerial dan pengetahuan mengelola
usaha merupakan faktor penyebab utama membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang
berpengalaman dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha,
kemampuan mengkordinasikan, keterampilan mengelola sumber-sumber daya manusia
maupun mengintegrasikan operasi perusahaan
3. Kurang
dapat mengendalikan keuangan yaitu dengan memelihara aliran kas, mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran
kas akan menghambat opersional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar.
4. Gagal
dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi
yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan kemajuan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurang
pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan
efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat yang tidak
efisien dan efektif.
7. Sikap
yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan yang dilakukan dengan sikap setengah
hati, kemungkinan gagal adalah besar.
8. Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan (transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap
menghadapi dalam melakukan perubahan, maka ia tidak akan menjadi wirausaha yang
berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
H.
Keuntungan
dan kerugian berwirausaha
Adapun keuntungan dalam
berwirausaha adalah:
1. Imbalan
berupa laba. Bebas dari batasan gaji standar untuk pekerjaan distandardisasikan.
Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang
yang mereka investasikan, tapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko
dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis itu sendiri. Tidak
mengejutkan imbalan berupa laba dalah motivasi yang lebih kuat dari wirausaha
tertentu.
2. Imbalan
berupa kebebasan. Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi organisasi,
kebebasan untu k menjalankan secara bebas perusahaannya merupakan imbalan lain
dari seorang wirausaha kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan
pleksibilitas disatu sisi saja akan tetapu wirausaha pada umumnya menghargai
kebebasan yang ada dalam karir kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan
mereka dengan cara sendiri.
3. Imbalan
berupa kebebasan menjalani hidup. Bebas menjalani rutinitas, kebosanan dan
pekerjaan yang tidak menantang. Wirausaha seringkali menyatakan kepuasan yang
mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Kenikmatan yang mereka
dapatkan mungkin dari kebebasan mereka tapi pada kenikmatan tersebut
merepleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik barang dan jasa perusahaan.
Adapun
kerugian dalam berwirausaha adalah:
1. Pengorbanan
personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja pada waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali
waktu untuk kepentingan keluarga hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan
bisnis.
2. Beban
tanggungjawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik dalam
pemasaran, keuangan, personal maupun pengadaan dan pelatihan.
3. Kecil
margin keuntungan dan kerugian gagal. Karena wirausaha menggunakan keuangan
yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka margin laba/keuntungan yang
dipoeroleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.
I.
Cara
menghindari kegagalan dalam berwirausaha
1. Mengenali
bisnis anda secara mendalam. Kita memerlukan pengalaman yang relevan dalam
bisnis yang akan didirikan. Dapatkan pendidikan terbaik yang mungkin diperoleh
dibisnis itu sebelum membuka bisnis sendiri. Baca segala macam yang mungkin
misalnya, majalah bisnis, jurnal nyata, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan bisnis yang akan dimasuki.
2. Mengembangkan
rencana bisnis yang matang. Untuk wirausahaan yang baru, rencana bisnis yang
ditulis dengan baik adalah resep yang sangat penting untuk keberhasilan bisnis.
Tanpa rencana bisnis yang matang, perusahaan berjalan tanpa arah yang jelas
namun para wirausahaan yang cenderung menjadi orang yang cepat bertindak,
seringkali langsung lompat kesuatu usaha bisnis tanpa meluangkan waktu untuk
menyiapkan rencana tertulis yang meluangkan pokok-pokok kegiatan bisnisnya.
Tetapi rencana bisnis yang seksama dan informasi keuangan yang tepat merupakan
hal yang kritis. Ini semua akan membantu
dalam mengambil keputusan yang penting mengenai bisnis. Dan harus terus menerus
memantau apa yang telah dicapai sesuai yang telah direncanakan .
3. Mengelola
sumber daya keuangan. Pertahanan terbaik dalam menghadapi persoalan keuangan
adalah dengan mengembangkan sistem informasi keuangan dan kemudian menggunakan
informasi tersebut untuk pengambilan-pengambilan keputusan bisnis. Tidak ada
wirausahaan yang dapat mengendalikan bisnisnya tanpa mengetahui kesehatan
bisnisnya.
Langkah
pertama dalam mengelola bisnis secara efektif adalah dengan memiliki modal
permulaan yang cukup terlalu banyak wirausahaan yang memulai bisnis denagn
modal yang terlalu kecil. Sedangkan
sumber daya yang paling berharga untuk bisnis kecil adalah uang tunai memang
menghasilakan laba itu penting untuk dapat bertahan dalam jangaka panjang ,
tetapi sebuah perusahaan harus cukup memiliki uang tunai untuk membayar tagihan
dan kewajiban lainnya.
4. Memahami
laporan keuangan. Setiap pemilik bisnis harus mengandalkan catatan laporan
keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan bisnisnya. Hampir selalu
catatan-catatan ini hanya digunakan untuk keperluan pajak dan tidak
dimanfaatkan sebagai alat pengendalian vital. Untuk benar-benar mengenal apa
yang terjadi dalam bisnis, seorang wirausaha palingtidak harus mempunyai
pemahaman dasar mengenai akutansi dan keuangan.
5. Belajar
mengelola manusia secara efektif. Tidak menjadi soal apa jenis bisnis yang akan
dilakukan, tetapi harus dapat mempelajari cara mengelola manusia setiap bisnis
tergantung pada landasan karyawan yang terlatih baik dan termotivasi. Tidak ada
pemilik bisnis dapat menerjakan segala sesuatunya dengan sendirian. Orang-orang
yang dipekerjakan sang wirausahawan pada akhirnya akan menentukan seberapa jauh
perusahaan akan berkembang atau seberapa jauh perusahaan akan jatuh meskipun
demikian, meregrut dan mempertahankan suatu korps karyawan yang bermutu
bukanlah tugas yang mudah. Persoalan ini selalu merupakan tantangan bagi setiap
pemilik bisnis.
6. Menjaga
kondisi diri. Keberhasilan suatu bisnis akan tergantung pada keberadaan dan
perhatian secara terus menerus, oleh sebab itu seorang wirausahaan perlu
memantau kesehatan diri dengan cermat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses
kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan kegiatan
pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen. Seorang wirausaha perlu
mencari, mengevaluasi serta mengembangkan peluang-peluang dengan jalan
mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan sesuatu hal yang baru.
B. Saran
Kami
sebagai penulis makalah ini menyarankan
kepada para pembaca agar memberikan kritik dan sarannya terhadap makalah ini,
supanya kedepannya kami bisa memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang
sama lagi. Dan kami juga minta maaf atas kekurangan dari makalah ini, karena
kami bersifat khilaf dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Geoffrey, G., Kewirausahaan: Teori dan Praktek,
Jakarta: PPM, 2002.
Syuryana, Kewirausahaan :pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukse, Jakarta:
Salemba Empat, 2003.
Buchori
Alma, Kewirausahaan, Bandung
Alfabeta: 2003.
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Mantab
BalasHapusmakasiiihhhh :)
BalasHapus