MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PROSES KEWIRAUSAHAAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam pelaksanaan proses produksi dari perusahaan-perusahaan pada umumnya, maka kelancaran pelaksanaan proses produksi merupakan suatu hal yang sangat diharapkan di dalam setiap perusahaan. Kelancaran dalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan ini disamping mempengaruhi oleh sistem produksi yang ada dalam perusahaan tersebut, maka pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan menentukan pula. Sistem produksi pada umumnya sudah dipersiapkan sebelum perusahaan tersebut melaksanakan proses produksinya. Baik buruknya sistem produksi dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Namun demikian sistem produksi yang baik belum tentu dapat menghasilkan pelaksanaan proses produksi yang baik pula apabila tidak di ikuti dengan pengendalian yang memadai. Untuk dapat melaksanakan proses produksi dengan baik maka disamping diperlukan adanya sistem produksi yang baik, sangat diperlukan juga terdapatnya pengendalian proses produksi yang tepat pula.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah faktor-faktor pemicu kewirausahaan?
2.      Dan apa sajakah model proses kewira usahaaan?
3.      Bagaima proses kewirausahaan?
4.      Apa sajakah langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha untuk menuju keberhasilan?
C.    Tujuan
Agar kita mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam berwira usaha, dan agar kita paham bagaimana proses berwira usaha itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan
David C. McClelland mengemukakan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap-sikap nilai dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono dan Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan, kemampuan/kompetensi dan insentif sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan. Kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari prilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras, keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.[1]
B.     Model Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah kegiatan kreatif untuk menciftakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru untuk dijadikan dan diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Inovasi adalah suatu fungsi khusus dari kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber daya dengan kapasitas baru untuk menciftakan kesejahteraan. Hal terpenting dari inovasi adalah gagasan, penerapan, dan kegunaan. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Secara internal inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu seperti: Toleransi, nilai-nilai, pendidikan dan pengalaman sedangkan secara eksternal seperti: Pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.[2]
Pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertumbuhan kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor yang berasal dari pribadi ialah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan manajerial . Faktor yang berasal dari organisasi antara lain: Kelompok, struktur budaya dan strategi. Faktor lingkungan antara lain: Pesaing, pelanggan, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan membantu dana.
C.    Proses Kewirausahaan
Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen. Seorang wirausaha perlu mencari, mengevaluasi serta mengembangkan peluang-peluang dengan jalan mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan sesuatu hal yang baru.[3]
Proses aktual itu sendiri memiliki empat fase khusus yaitu:
1.      Identifikasi dan evaluasi peluang yang ada
Evaluasi peluang merupakan elemen yang paling kritikal dari proses kewirausahaan karena memungkinkan seorang wirausaha apakah produk atau servis khusus dalam menghasilkan hasil yang diperlukan untuk sumber-sumber yang bermanfaat bagi seorang wirausaha guna mengidentifikasi peluang-peluang bisnis.
a.       Para konsumen
b.      Serikat dagang
c.       Para anggota sistem distribusi
d.      Orang-orang yang berkecimpung dalam bidang teknik
2.      Kembangkan rencana bisniss
Dalam hal mempersiapkan rencana bisnis adalah penting untuk memahami persoalan-persoalan inti yang terlibat didalamnya. Karakteristik-karakteristik dan besarnya segmen pasar, syarat-syarat produksi, rencana pinansial, rencana organisasi, dan syarat pinansial.
3.      Sumber-sumber daya yang diperlukan
Sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan peluang yang ada perlu diketahui proses tersebut diawali dengan tindakan penilaian sumber-sumber daya usaha yang dimiliki. Dalam konteks ini bukan saja perlu diidentifikasi para pensuplay alternatif sumber-sumber daya tersebut. Tetapi pula kebutuhan serta keingian pemahaman kebutuhan para pensuplay sumber-sumber daya tersebut seorang wirausaha dapat menstruktur sebuah persetujuan yang memungkinkannya mendapatkan sumber-sumber daya tersebut dengan biaya serendah mungkin.[4]
4.      Laksanakan manajemen usaha tersebut
Setelah sumber-sumber daya dicari, maka sang wirausaha perlu mengaktifkannya melalui implementasi rencana bisnisnya. Hal tersebut mencakup kegiatan yang mengimplementasi sebuah gaya dan struktur manajemen.
D.    Ciri- ciri Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan berkembang pada tiga proses yaitu:
1.      Proses imitasi dan duplikasi
Pada tahap ini wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya memulai usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis barang yang dihasilkan meniru yang sudah ada.
2.      Proses duplikasi dan pengembangan
Pada tahap ini wirausaha mulai mengembangkan ide barunya. Dalam tahap duplikasi produksi wirausaha mulai mengembangkan produksinya melalui depersivikasi dan diferensiasi dengan model sendiri.
3.      Proses penciptaan
Proses penciptaan atau disebut proses inovasi dan kreasi yang diawali dengan teknik produksi baru, mencari bahan baku baru, orgasniasi usaha baru, dan metode pemasaran baru seperti halnya proses inovasi dari schumpeter.

4.      Dilihat prosesnya
Membagi tahap perkembangan wirausaha menjadi dua yaitu:
a.    Tahap awal ( perintisan), tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah dibidang pertanian, industri/manufaktur/produksi.
b.    Tahap pertumbuhan, tahap ini merupakan melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap jalan, tahap ini seorang wirausahaan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahawan mencakup aspek-aspek pembiayaan,SDM, kepemilikan, pengorganisasian kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran dan melakukan evaluasi.
E.     Langkah menuju keberhasilan wirausaha
Untuk menjadi wirausaha yang sukses pertama-tama harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas, kemudian ada kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu atau uang. Apabila ada kesiapan menghadapi resiko, langkah berikutnya dalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya. Agar usaha berhasil, selain harus bekerja keras sesuai urgensinya, wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun dengan semua pihak yang terkait  dengan kepentingan perusahaan.[5]
Dalam mengidentifikasi jiwa wirausaha ada beberapa aspek yang mempengaruhi yaitu:
a.    Menyenangi pekerjaan yang berkaitan dengan proses mental dengan tujuan utama adalah pencapaian prestasi.
b.    Locus of control internal. Individu yang memiliki locos of control internal adalah individu yang memiliki inisiatif yang tinggi, suka bekerja, berusaha mengatasi masalah dengan mencari akar penyebabnya secara epektif.
c.    Kemampuan inovasi dan kreativitas. Kreativitas lebih mengacu pada idea origination, sedangkan inovasi lebih kepada idea implementation. Sebagai inovator, seorang wirausaha tidak harus memakai ide sendiri, tetapi dengan kepekaan yang tinggi dan kemampuan analisis yang baik mampu menggabungkan dan memakai ide yang telah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
d.   Cenderung berpikir panjang, memiliki potensi melakukan visi yang jauh kedepan. Wirausahawan harus bersifat inklusif, bukan atas dorongan seseorang dan keberhasilan hanya pada jangka pendek. Akan tetapi wirausaha memiliki perenanaan yang seksama serta kendali diri yang pleksibilitas terhadap perubahan lingkungan.
e.    Kemandirian. Wirausaha adalah seorang yang merdeka lahir batin lebih suka bekerja atas kemampuan sendiri. Kemandirian ini didukung dengan kepedulian pada oranglain yang berarah pada lingkungan, menerima kritik dan saran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan:[6]
1)   Intlegensi
Yaitu kemampuan individu secara sadar untuk menyesuaikan pemikirannya terhadap tuntutan baru, yaitu penyesuaian mental terhadap masalah dan keadaan baru. Intelegensia terkait dengan pemecahan masalah perencanaan, pengejaran prestasi yang sangat berarti membuka jiwa wirausaha.

2)   Latarbelakang budaya
Manusia tidak lepas dari lingkungan sekitar, sehingga mereka secara tidak langsung dibatasi oleh norma. Kebudayaan adalah cara manusia membentuk dan menentukan perilaku manusia.
3)   Jenis kelamin
Pria dilambangkan agresif, independensi, ambisius, sedangkan wanita melambangkan sensitif, kooperatif, dan intitutif.
4)   Tingkat pendidikan
5)   Usia
6)   Pola asuh keluarga
F.     Tantangan berwirausaha
Memulai dan mengoperasikan bisnis biasanya memerlukan kerja keras, menyita banyak waktu dan membutuhkan kekuatan emosi. Wirausaha mengalami tekanan pribadi yang tidak menyenangkan seperti kebutuhan untuk menginvestasikan lebih banyak waktu dan tenaganya. Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada dalam bagi wirausaha. Wirausaha harus menerima berbagai resiko yang berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tak seorangpun yang ingin gagal, tetapi selalu ada kemungkinan bagi orang yang memulai suatu bisnis.
G.    Faktor penyebab dan kegagalan wirausaha
Faktor-faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya yaitu:[7]
1.    Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan manajerial dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama membuat perusahaan kurang berhasil.
2.    Kurang berpengalaman dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkordinasikan, keterampilan mengelola sumber-sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan
3.    Kurang dapat mengendalikan keuangan yaitu dengan memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat opersional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.[8]
4.    Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5.    Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan kemajuan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6.    Kurang pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat yang tidak efisien dan efektif.
7.    Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan yang dilakukan dengan sikap setengah  hati, kemungkinan gagal adalah besar.
8.    Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan (transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dalam melakukan perubahan, maka ia tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.


H.    Keuntungan dan kerugian berwirausaha
Adapun keuntungan dalam berwirausaha adalah:[9]
1.    Imbalan berupa laba. Bebas dari batasan gaji standar untuk pekerjaan distandardisasikan. Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang mereka investasikan, tapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis itu sendiri. Tidak mengejutkan imbalan berupa laba dalah motivasi yang lebih kuat dari wirausaha tertentu.
2.    Imbalan berupa kebebasan. Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi organisasi, kebebasan untu k menjalankan secara bebas perusahaannya merupakan imbalan lain dari seorang wirausaha kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan pleksibilitas disatu sisi saja akan tetapu wirausaha pada umumnya menghargai kebebasan yang ada dalam karir kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri.
3.    Imbalan berupa kebebasan menjalani hidup. Bebas menjalani rutinitas, kebosanan dan pekerjaan yang tidak menantang. Wirausaha seringkali menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Kenikmatan yang mereka dapatkan mungkin dari kebebasan mereka tapi pada kenikmatan tersebut merepleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik barang dan jasa perusahaan.
Adapun kerugian dalam berwirausaha adalah:
1.    Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja pada    waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
2.    Beban tanggungjawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik dalam pemasaran, keuangan, personal maupun pengadaan dan pelatihan.
3.    Kecil margin keuntungan dan kerugian gagal. Karena wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik sendiri, maka margin laba/keuntungan yang dipoeroleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada.
I.       Cara menghindari kegagalan dalam berwirausaha
1.    Mengenali bisnis anda secara mendalam. Kita memerlukan pengalaman yang relevan dalam bisnis yang akan didirikan. Dapatkan pendidikan terbaik yang mungkin diperoleh dibisnis itu sebelum membuka bisnis sendiri. Baca segala macam yang mungkin misalnya, majalah bisnis, jurnal nyata, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bisnis yang akan dimasuki.
2.    Mengembangkan rencana bisnis yang matang. Untuk wirausahaan yang baru, rencana bisnis yang ditulis dengan baik adalah resep yang sangat penting untuk keberhasilan bisnis. Tanpa rencana bisnis yang matang, perusahaan berjalan tanpa arah yang jelas namun para wirausahaan yang cenderung menjadi orang yang cepat bertindak, seringkali langsung lompat kesuatu usaha bisnis tanpa meluangkan waktu untuk menyiapkan rencana tertulis yang meluangkan pokok-pokok kegiatan bisnisnya. Tetapi rencana bisnis yang seksama dan informasi keuangan yang tepat merupakan hal yang kritis.  Ini semua akan membantu dalam mengambil keputusan yang penting mengenai bisnis. Dan harus terus menerus memantau apa yang telah dicapai sesuai yang telah direncanakan .
3.    Mengelola sumber daya keuangan. Pertahanan terbaik dalam menghadapi persoalan keuangan adalah dengan mengembangkan sistem informasi keuangan dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan-pengambilan keputusan bisnis. Tidak ada wirausahaan yang dapat mengendalikan bisnisnya tanpa mengetahui kesehatan bisnisnya.
Langkah pertama dalam mengelola bisnis secara efektif adalah dengan memiliki modal permulaan yang cukup terlalu banyak wirausahaan yang memulai bisnis denagn modal yang terlalu kecil.  Sedangkan sumber daya yang paling berharga untuk bisnis kecil adalah uang tunai memang menghasilakan laba itu penting untuk dapat bertahan dalam jangaka panjang , tetapi sebuah perusahaan harus cukup memiliki uang tunai untuk membayar tagihan dan kewajiban lainnya.
4.    Memahami laporan keuangan. Setiap pemilik bisnis harus mengandalkan catatan laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan bisnisnya. Hampir selalu catatan-catatan ini hanya digunakan untuk keperluan pajak dan tidak dimanfaatkan sebagai alat pengendalian vital. Untuk benar-benar mengenal apa yang terjadi dalam bisnis, seorang wirausaha palingtidak harus mempunyai pemahaman dasar mengenai akutansi dan keuangan.
5.    Belajar mengelola manusia secara efektif. Tidak menjadi soal apa jenis bisnis yang akan dilakukan, tetapi harus dapat mempelajari cara mengelola manusia setiap bisnis tergantung pada landasan karyawan yang terlatih baik dan termotivasi. Tidak ada pemilik bisnis dapat menerjakan segala sesuatunya dengan sendirian. Orang-orang yang dipekerjakan sang wirausahawan pada akhirnya akan menentukan seberapa jauh perusahaan akan berkembang atau seberapa jauh perusahaan akan jatuh meskipun demikian, meregrut dan mempertahankan suatu korps karyawan yang bermutu bukanlah tugas yang mudah. Persoalan ini selalu merupakan tantangan bagi setiap pemilik bisnis.
6.    Menjaga kondisi diri. Keberhasilan suatu bisnis akan tergantung pada keberadaan dan perhatian secara terus menerus, oleh sebab itu seorang wirausahaan perlu memantau kesehatan diri dengan cermat.



BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen. Seorang wirausaha perlu mencari, mengevaluasi serta mengembangkan peluang-peluang dengan jalan mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan sesuatu hal yang baru.

B.  Saran
Kami  sebagai penulis makalah ini menyarankan kepada para pembaca agar memberikan kritik dan sarannya terhadap makalah ini, supanya kedepannya kami bisa memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Dan kami juga minta maaf atas kekurangan dari makalah ini, karena kami bersifat khilaf dan lupa.
                                                  










DAFTAR PUSTAKA

Geoffrey, G., Kewirausahaan: Teori dan Praktek, Jakarta: PPM, 2002.
Syuryana, Kewirausahaan :pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukse, Jakarta: Salemba Empat, 2003.
Buchori Alma, Kewirausahaan, Bandung Alfabeta: 2003.
Arman, Bustanul dan Muh. Noer, Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda
Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo, 1996.

Justin, Dkk, Kewirausahaan Menajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba Empat,
2000.



[1] Arman, Bustanul dan Muh. Noer, Mengembangkan Spirit Entrepreneur Muda Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo, 1996). Hlm. 97
[2] Justin, Dkk, Kewirausahaan Menajemen Usaha Kecil, (Jakarta: Salemba Empat, 2000). Hlm. 7-9
[3] Buchori Alma, Kewirausahaan, (Bandung Alfabeta: 2003). Hlm. 54
[4] Ibid.
[5] Syuryana, Kewirausahaan :pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukse, (Jakarta: Salemba Empat, 2003). Hlm. 59
[6] Ibid., Hlm. 62
[7]G. Geoffrey, Kewirausahaan: Teori dan Praktek, (Jakarta: PPM, 2002). Hlm. 80
[8] Ibid.,Hlm. 82
[9] G. Geoffrey, Op. Cit., Hlm. 85

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH STRATEGI KEWIRAUSAHAAN