BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah Islam
merupakan bidang studi Islam yang banyak menarik perhatian para peneliti, baik
dari kalangan sarjana muslim maupun non muslim. Karena dari penelitian itu
banyak manfaat yang dapat dapat diperoleh dari penelitian tersebut.
Sementara itu, bagi para peneliti
barat mempelajari sejarah Islam selain ditujukan untuk pengembangan ilmu, juga
terkadang dimaksudkan untuk mencari kelemahan dan kekuatan umat Islam agar
dapat dijajah. Disadari atau tidak, selama ini informasi mengenai sejarah Islam
banyak berasal dari hasil penelitian sarjana barat. Hal ini terjadi karena
selain masyarakat barat memiliki etos keilmuan yang tinggi, juga didukung oleh
dana dan kemauan politik yang kuat dari para pemimpinnya. Sedangkan para
peneliti muslim tampak disamping etos keilmuannya rendah, juga belum didukung
oleh keahlian di bidang penelitian yang memadai, serta dana dan dukungan
politik dari pemerintah yang kondusif.
Dari
problematika di atas, kita sebagai pelajar muslim perlu untuk memepelajari ataupun
meneliti sejarah perkembangan studi Islam di dunia muslim, barat dan juga di
Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metodologi Studi Islam
1. Secara Etimologi
Perkembangan merupakan kata-kata orang
indonesia, yakni kata kembang yang mendapat imbuhan per-an. Kembang sendiri
dalam KBBI artinya adalah memperluas, kemudian mendapat imbuha kata per-an
menjadi kata perkembangan yang artinya adalah memperluas atau perluasan suatu
hal atau tujuan.
Studi merupakan
asal mula dari kata bahasa inggris yaitu study yang artinya pelajaran. Islam (bahasa arab: اسلام , islam) adalah merupakan sebuah agama yang berkembang hampir
diseluruh dunia.
Ilmuan berasal dari kata ilmu dan
berimbuhan an, ilmu sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu science(sains), kemudian kata ilmu yang
berimbuhan an yang menjadi kata ilmuan. Muslim berasal dari bahasa arab; مسلم muslim. Secara harfiah berarti “seseorang yang berserah diri
pada allah”, termasuk segala makhluk yang ada dibumi dan dilangit. Kata muslim
merujuk kepada penganut agama islam.
2. Secara Terminologi
Perkembangan studi islam dikalangan
ilmuan muslim merupakan Sebagai aktifitas yang bergerak dalam perkembangan
studi islam yang perlu mengetahui sejarah perkembangan studi islam untuk
memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya sejarah studi tersebut juga
berfungsi sebagai ilmu pengetahuan dan sebagai langkah serta sebagai jalur
langkah yang menentukan dalam mempelajarinya. Serta mengerti perkembangan apa
saja yang dibuat oleh tokoh-tokoh yang memajukan studi untuk mengembangkan ilmu
dari dahulu sampai
sekarang ini.
Dan juga mengetahui cara atau pendekatan apa saja yang digunakan dalam
perkembangan studi islam.
B. Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Muslim
Studi
Islam di dunia Islam sama dengan menyebut studi Islam di dunia muslim. Dalam
sejarah muslim dicatat sejumlah lembaga kajian Islam di sejumlah kota. Maka
uraian berikut adalah sejarah perkembangan studi Islam di dunia muslim.
Akhir periode Madinah sampai dengan 4 H, fase pertama
pendidikan Islam sekolah masih di masjid-masjid dan rumah-rumah dengan ciri
hafalan namun sudah dikenalkan logika. Selama abad ke 5 H, selama periode
khalifah ‘Abbasiyah sekolah-sekolah didirikan di kota-kota dan mulai menempati
gedung-gedung besar dan mulai bergeser dari matakuliah yang bersifat spiritual
ke matakuliah yang bersifat intelektual, ilmu alam dan ilmu sosial.
Berdirinya
sistem madrasah justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai
dan diprakarsai negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk
mempertahankan doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di Kairo.
Pengaruh al-Ghazali (1085-1111 M) disebut sebagai awal terjadi pemisahan ilmu
agama dengan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat kajian Islam di
zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalem. Ada empat
perguruan tinggi tertua di dunia Muslim yakni:
1.
Nizhamiyah di Baghdad
2.
Al-Azhar di Kairo Mesir
3.
Cordova
4.
Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko
Sejarah
singkat masing-masing pusat studi Islam ini digambarkan sebagai berikut:
a. Nizhamiyah di Baghdad
Perguruan
Tinggi Nizhamiyah di Baghdad berdiri pada tahun 455 H / 1063 M. perguruan
tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya raya di Baghdad,
yakni Bait-al-Hikmat, yang dibangun oleh al-Makmun (813-833 M). salah seorang
ulama besar yang pernah mengajar disana, adalah ahli pikir Islam terbesar Abu
Hamid al-Ghazali (1058-1111 M) yang kemudian terkenal dengan sebutan imam
Ghazali. Perguruan tinggi tertua di Baghdad ini hanya sempat hidup selama
hampir dua abad. Yang pada akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa Mongol
dibawah pimpinan Hulagu Khan pada tahun 1258 M.
b. Al-Azhar di Kairo Mesir
Panglima
Besar Juhari al-Siqili pada tahun 362 H/972 M membangun Perguruan Tinggi
al-Azhar dengan kurikulum berdasarkan ajaran sekte Syiah. Pada masa
pemerintahan al-Hakim Biamrillah khalifah keenam dari Daulat Fathimiah, ia pun
membangun pepustakaan terbesar di al-Qahira untuk mendampingi Perguruan tinggi
al-Azhar, yang diberri nama Bait-al-hikmat (Balai Ilmu Pengetahuan), seperti
nama perpustakaan terbesar di Baghdad.
Pada
tahun 567 H/1171 M daulat Fathimiah ditumbangkan oleh Sultan Salahuddin
al-Ayyubi yang mendirikan Daulat al-Ayyubiah (1171-1269 M) dan menyatakan
tunduk kembali kepada Daulat Abbasiyah di Baghdad. Kurikulum pada Pergutuan
Tinggi al-Azhar lantas mengalami perombakan total, dari aliran Syiah kepada
aliran Sunni. Ternyata Perguruan Tinggi al-Azhar ini mampu hidup terus sampai
sekarang, yakni sejak abad ke-10 M sampai abad ke-20 dan tampaknya akan tetap
selama hidupnya.Universitas al-Azhar dapat dibedakan menjadi dua periode:
pertama, periode sebelum tahun 1961 dan kedua, periode setelah tahun 1961. Pada
periode pertama, fakultas-fakultas yang ada sama dengan fakultas-fakultas di
IAIN, sedangkan setelah tahun 1961, di universitas ini diselenggarakan
fakultas-fakultas umum disamping fakultas agama.
c. Perguruan Tinggi Cordova
Adapun
sejarah singkat Cordova dapat digambarkan demikian, bahwa ditangan daulat
Ummayah semenanjung Iberia yang sejak berabad-abad terpandang daerah minus,
berubah menjadi daerahyang makmur dan kaya raya. Pada masa berikutnya Cordova
menjadi pusat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang Zaman Tengah.
The Historians history of the World, menulis tentang perikeadaan pada masa
pemerintahan Amir Abdurrahman I sebagai berikut: demikian tulis buku sejarah
terbesar tersebut tentang perikeadaan Andalusia waktu itu yang merupakan pusat
intelektual di Eropa dan dikagumi kemakmurannya. Sejarah mencatat, sebagai
contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (Inggris) belajar ke Cordova pada tahun 1120 M,
dan pelajaran yang dutuntutnya ialah geometri, algebra (aljabar), matematik.
Gerard dari Cremonia belajar ke Toledo seperti halnya Adelhoud ke Cordova.
Begitu pula tokoh-tokoh lainnya.
d. Kairwan Amir Nizam al-Muluk di Maroko
Perguruan
tinggi ini berada di kota Fez (Afrika Barat) yang dibangun pada tahun 859 M
oleh puteri seorang saudagar hartawan di kota Fez, yang berasal dari Kairwan
(Tunisia). Pada tahun 305 H/918 M perguruan tinggi ini diserahkan kepada
pemerintah dan sejak itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan
perkembangannya berada di bawah pengawasan dan pembiayaan negara. Seperti
halnya Perguruan tinggi al-Azhar, perguruan tinggi Kairwan masih tetap hidup
sampai kini. Diantara sekian banyak alumninya adalah pejuang nasionalis muslim
terkenal. Penyebab utama kemunduran dunia muslim khususnya di bidang ilmu
pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara
bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa
bendera perang salib. Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu
dihancurkan Hulaghu Khan 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan
Hulaghu.
C.
Sejarah
Perkembangan Studi Islam
1. Sejarah Perkembangan Studi Islam di
Barat
Kontak
Islam dengan Barat (Eropa) dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yakni: (1) di
masa kejayaan Islam (abad ke 8 M) kalau melihat Spanyol adalah abad 13 M, dan
(2) di masa renaissance / runtuhnya muslim, dimana Barat yang berjaya (selama
abad ke 16 M) sampai sekarang.
a.
Fase Kejayaan
Muslim
Seperti
terungkap ketika membahas sejarah perkembangan studi Islam di dunia Muslim,
bahwa kontak pertama antara dunia Barat dengan dunia muslim adalah lewat kontak
perguruan tinggi. Bahwa sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang di
perguruan tinggi muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
dunia Islam belahan timur, perguruan tinggi tersebut berkedudukan di Baghdad
dan di Kairo, sementara di belahan barat ada di Cordova.
Bentuk
lain dari kontak dunia muslim dengan dunia barat pada fase pertama adalah
penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam bahasa latin sejak abad ke-13 M hingga
bangkitnya zaman kebangunan (renaissance) di Eropa pada abad ke-14.
Berkat penyalinan karya-karya ilmiah dari
manuskrip-manuskrip Arab itu, terbukalah jalan bagi perkembangan cabang-cabang
ilmiah tersebut di Barat. Apalagi sesudah aliran empirisme yang dikumandangkan
oleh Francis Bacon menguasai alam pikiran di Barat dan berkembangnya observasi
dan eksperimen. Setelah ilmu-ilmu yang dahulunya
dikembangkan muslim masuk ke Eropa dan dikembangkan oleh sarjana-sarjana Barat,
dirasakan banyak tidak sejalan dengan Islam. Misalkan dirasakan dirasuki oleh
paham sekuler dan sejenisnya. Karena itu, beberapa ilmuan melakukan usaha
pembersihan.
b.
Fase
Renaissance / Runtuhnya Muslim
Uraian
berikut adalah gambaran kontak muslim dengan dunia barat pada periode kedua
yang berlangsung selama abad renaissance. Selama abad renaissance Eropa
menguasai dunia ntuk mencari mata dagangan, komersial, dan penyebaran agama.
Kedatangan
muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya eropa barat dilator belakangi oleh
dua alasan pokok, yakni: (1) alasan politik dan (2) alasan ekonomi. Alasan
politik adalah kesepakatan kedua negara, yang satu sebagai bekas penjajah,
sementara yang satunya sebagai bekas jajahan. Misalnya Perancis mempunyai
kesepakatan dengan negara bekas jajahannya, bahwa penduduk bekas jajahannya
boleh masuk ke Perancis tanpa pembatasan. Maka berdatanglah muslim dari Afrika
Barat dan Afrika Utara, khuusnya dari Algeria ke Perancis. Adapun alasan
ekonomi adalah untuk mencukupi tenaga buruh yang dibutuhkan negara-negara Eropa
Barat. Untuk menutupi kebutuhan itu Belgia, Jerman, Belanda merekrut buruh dari
Turki, Maroko, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya, sementara Inggris
mendatangkan dari negara-negara bekas jajahannya. Adapun kategori Muslim yang
ada di Eropa Barat ada dua, yakni pendatangg (migran) dan penduduk asli.
2.
Sejarah
Perkembangan Studi Islam di Indonesia
Perkembangan
studi Islam di Indonesia dapat digambarkan demikian. Bahwa lembaga / sistem
pendidikan islam di Indonesia mulai dari sistem pendidikan langgar, kemudian
sistem pesantren, kemudian berlanjut dengan sistem pendidikan di
kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya muncul sistem kelas.
Maksud
pendidikan dengan sistem langgar adalah pendidikan yang dijalankan di langgar,
surau, masjid atau di rumah guru. Kurikulumnya pun bersifat elementer, yakni
mempelajari abjad huruf arab. Dengan sistem ini dikelola oleh ‘alim, mudin,
lebai. Mereka ini umumnya berfungsi sebagai guru agama atau sekaligus menjadi
tukang baca do’a. pengajaran dengan sistem langgar ini dilakukan dengan dua
cara. Pertama, dengan sorongan, yakni seorang murid berhadapan secara langsung
dengan guru dan bersifat perorangan. Kedua, adalah dengan cara halaqah, yakni
guru dikelilingi oleh murid-murid. Adapun sistem pendidikan di pesantren,
dimana seorang kyai mengajari santri dengan sarana masjid sebagai tempat
pengajaran / pendidikan dan didukung oleh pondok sebagai tempat tinggal santri.
Di pesantren juga berjalan dua cara yakni sorongan dan halaqah. Hanya saja
sorongan di pesantren biasanya dengan cara si santri yang membaca kitab
sementara kyai mendengar sekaligus mengoreksi jika ada kesalahan.
Sistem
pengajaran berikutnya adalah pendidikan dikerajaan-kerajaan Islam, yang dimulai
dari kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Adapun materi yang diajarkan di majlis
ta’limdan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh mazhab al-Syafi’i.
Pada akhir abad ke 19 perkembangan pendidikan Islam di
Indonesia mulai lahir sekolah model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Vernahuler.
Seklah khusus bagi ningrat Belanda, sekolah Vernahuler khusus bagi warga negara
Belanda. Di samping itu ada sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama
dengan sekolah-sekolah Belanda tersebut, seperti sekolah Taman Siswa. Kemudian
dasawarsa kedua abad ke 20 muncul madrasah-madrasah dan sekolah-sekolah model
Belanda oleh organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU, Jama’at al-Khair, dan
lain-lain.
Pada
level perguruan tinggi dapat digambarkan bahwa berdirinya perguruan tinggi
Islam tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam Indonesia untuk
memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sejak zaman kolonial. Pada bulan April
1945 diadakan pertemuan antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama, dan
cendekiawan. Setelah persiaapan cukup, pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27
Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra’ dan Mi’raj diadakan acara pembukaan resmi
Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari sinilah sekarang kita mengenal UII,
IAIN, UIN, STAIN dsb.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada
perkembangan sejarah studi Islam di dunia muslim muncul perguruan tinggi yang
terkenal dan sebagian daripadanya masih eksis sampai sekarang ini seperti
al-Azhar di Kairo Mesir dan perguruan tinggi Kairwan di Maroko. Dari perguruan
Tinggi tersebut terdapat alumni yang merupakan pejuang nasionalis muslim yang
terkenal. Penyebab utama kemunduran dunia muslim khususnya di bidang ilmu
pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan politik yang digoyang oleh tentara
bayaran Turki. Kemuian dalam kondisi demikian datang musuh dengan membawa
bendera perang salib. Baghdad sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu
dihancurkan Hulaghu Khan 1258 M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan
oleh Hulaghu.
Kontak
Islam dengan Barat (Eropa) dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yakni: di masa
kejayaan Islam (abad ke 8 M) kalau lihat Spanyol adalah abad 13 M, dan di masa
renaissance / runtuhnya muslim, dimana Barat yang berjaya (selama abad ke 16 M)
sampai sekarang. Perkembangan studi Islam di Indonesia dapat digambarkan
demikian. Bahwa lembaga / sistem pendidikan islam di Indonesia mulai dari
sistem pendidikan langgar, kemudian sistem pesantren, kemudian berlanjut dengan
sistem pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya muncul sistem kelas.
Daftar
Pustaka
Abd.
Hakim, Atang, Drs., MA., dkk, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset. 2008.
Nasution,
Khoruddin, Dr., MA., Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: ACAdeMIA + TAZZAFA.
2004.
Nata,
Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006.
Abd. Hakim, Atang, dkk,
Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset. 2008)hlm.5.
Khoruddin, Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta:
ACAdeMIA + TAZZAFA. 2004.)hlm.119
Abuddin, Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada. 2006.)hlm. 76
Komentar
Posting Komentar