A.
Pendahuluan
Alhamdulilah
Robbil ‘alamin piju syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih
memberikan kita kesehatan sehingga bisa menyelesaikan tugas makalah ini.
Sholawat serta
salam tidak lupa kita hanturkan untuk junjungan Nabi kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua.Tidak lupa
juga kepada Bapak Pengampuh mata kuliah Pengembangan Kurikulum MI/SD, Bapak Ade
Suhendra, M.Pd.I yang telah membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan tugas
kelompok makalah ini.
Secara garis
besar, istilah kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelanggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Dalam tatanan global, kita dihadapkan pada berbagai tantangan,
terutama untuk era globalisasi.
Perubahan-perubahan
dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar.
Perubahan-perubahan tersebut antara lain: perubahan dari pandangan kehidupan
masyarakat global dan perubahan pertumbuhan ekonomi ke perkembangan kemanusiaan. Perubahan
mendasar tersebut berkaitan dengan kurikulum, yang dengan sendirinya menuntut
dan mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-komponen pendidikan lain.
Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter diharapkan mampu memecahkan berbagai
persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan
peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan
secara efektif, efisien, dan hasil guna.
Oleh karena
itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah melaksanakan pendidikan
karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam
pengembangan kurikulum 2013.
Adapun tujuan
kami untuk mengetahui bagaimana pengertian kurikulum, untuk mengetahui landasan
pengembangan kurikulum 2013, untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor terjadi pengembangan
kurikulum 2013, bagaimana tujuan
pengembangan kurikulum 2013 dan bagaimana prinsip pengembangan kurikulum
2013. Kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan
manfaat kepada setiap pembaca.
B.
Pengertian Kurikulum 2013
Dalam hal ini
kurikulum 2013 yaitu kurikulum yann terintegrasi, maksudnya adalah suatu model
kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, conceps and
topics. Dengan kata lain bahwah kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep
dapat dikatakan sebagai sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran/ bidang study untuk
memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.
Titik berat
kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam melakukan:
a.
Observasi
b.
Bertanya
c.
Bernalar
d.
Dan mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui
setelah menerima materi pelajaran.
C.
Landasan Pengembangan
Kurikulum 2013
Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat
penting, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebagai sebuah bangunan gedung
yang tidak menggunakan landasan atau pondasi yang kuat, maka ketika ditepah
angina atau terjadi goncangan, bangunan gedung tersebut akan mudah roboh.
Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak memiliki dasar pijakan
yang kuat, maka kurikulum tersebut akan mudah terombang-ambing dan yang akan
dipertaruhkan adalah manusia ( peserta didik) yang dihasilkan oleh pendidikan
itu sendiri.
Kurikulum baik pada tahap kurikulum sebagi ide, rencana, pengalamn
maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau
menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat
berfungsi serta berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin
dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang
telah digariskan dalam UU NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pada prinsipnya ada 4 landasan pokok yang harus dijadikan dasar
dalam pengembangan kurikulum yaitu:
1.
Landasan Filosofis, yaitu asumsi-asumsi tentang hakikat realitas,
hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik
tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofi tersebut
berimplikasi pada perumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi
pendidikan, penntuan strategi, serta pada peranan peseta didik dan peranan
pendidik.
2.
Landasan psikologis, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
psikologi yang dijadikan titik tolak dalm mengembangkan kurikulum.
3.
Landasan sosial budaya, adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum.
4.
Landasan ilmiah dan teknologi, adalah asumsi-asumsi yang bersumber
dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang
menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Pengembangan
kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai
komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam proses pengembangan
kurikulum 2013 tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang
terhadap pengembang berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami
berbagai komponen yang mempengaruhi.
Pemerintah
berasumsi bahwa pengembang kurikulum mutlak diperlukan untuk menjawab tantangan
masa depan yang dihadapi bangsa Indonesia.Tantangan tersebut kalau tidak segera
direspons, maka akan kehilangan momentum generasi emas 100 tahun Indonesia
merdeka pada tahun 2045.
Sementara itu,
dalam kehidupan di masyarakat ada kecenderungan terjadinya dekadensi moral,
seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam
ujian, anarkis dan berbagai tindakan tidak baik lainnya.Hal ini kalau dibiarkan
maka keberadaan kita sebagai bangsa dan negara terancam eksistensinya. Para
pakar pendidikan mengkhawatirkan kita sebagai bangsa sedang menuju kehancuran
dengan ditandai sikap dan perilaku sebagian masyarakat yang cenderung amoral
dan kurang menghargai nilai-nilai kemanusiaan.Minimal ada sepuluh kecenderungan
perilaku masyarakat kita yang kalau tidak segera diatasi menyebabkan kita
sebagai bangsa akan menuju jurang kehancuran .Pertama, meningkatnya
perkelahian dikalangan remaja. Kedua, membudayanya ketidakjujuran. Ketiga,
sikap fanatik terhadap kelompok. Keempat, rendahnya rasa hormat
kepada orang tua dan guru. Kelima, semakin kaburnya moral baik dan
buruk. Keenam, penggunaan bahasa yang memburuk. Ketujuh, meningkatnya
perilaku merusak diri,seperti penggunaan narkoba, alcohol, dan seks bebas. Kedelapan,
rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara.Kesembilan,
menurunnya etos kerja dan adanya rasa saling curiga. Dan kesepuluh, kurangnya kepedulian di antara
sesama.
D.
Faktor –faktor terjadi pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagi berikut:
a.
Tanatangan internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu dengan 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi standar isi, standar proses, standar komprtensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasrana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.Tantangan
internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk
usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang di hadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini
dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
b.
Tantangan eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait denga arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi
dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perrkembangan
pendidikan di tingkat internasional.
c.
Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1)
Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2)
Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik masyarakat-linkungan
alam, sumber/ media lainnya);
3)
Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4)
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran
sains);
5)
Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6)
Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
7)
Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yanga dimiliki setiap
peserta didik;
8)
Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline).
9)
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
E.
Tujuan pengembangan kurikulum 2013
Seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, bahwa melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan
menghasilkan insan Indonesia yang; produktif, kreatif, inovatif, efektif;,
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan terintegrasi. Dalam hal
ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter
peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang
dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru melalui
hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang
mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena
itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter
yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para
peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah
kompetensi dan karakter tertentu, seabagai prasyarat untuk melanjutkan ke
tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.
F.
Prinsip pengembangan
kurikulum 2013
Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan
dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.
Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b.
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah
dan peserta didik.
c.
Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan ketercapaian
kompetensi.
d.
Standar kompensi lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional
dan kebutuan masyarakat, negara, serta perkembangan global.
e.
Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi Lulusan.
Kurikulum
dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu :
1.
Prinsip Orientasi pada tujuan
2.
Prinsip Relevansi( kesesuaian)
3.
Prinsip efektifitas
4.
Prinsip Efisiensi
5.
Prinsip fleksibilitas( lentur/tidak kaku)
DAFTAR PUSTAKA
Ladjid,
Hafni, Pengembangan Kurikulum, Ciputat: PT. Ciputat Press,2005
Kunandar,
Penilaian Autentik, Jakarta: Rajawali Press, 2015
Sofan Amri, Loeloek Endah Poerwati, Panduan Memahami Kurikulum
2013, Jakarta: PT.Prestasi Pustakaraya, 2013
Tim pengembnagan MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta:
Rajawali Pers, 2012
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar