MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Islam


A.    Pendahuluan
Puji syukur kita panjatkan kepada Allsh SWT yang mana atas rahmat dan hidayah-Nya pemakalah akhirnya bisa menyelesaikan makalah mengenai fungsi dan tujuan pendidikan Islam, shalawat beriring salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
            Dalam kehidupan kita mengetahui bahwa semua pendidikan mempunyai fungsi, tujuan dan  metode-metode tertentu untuk mewujudkan suatu visi dan misi dalam sebuah pendidikan tersebut, dalam makalah ini pemakalah hanya akan membahas tentang:
1.      Pengertian tujuan
2.      Tujuan pendidikan Islam
3.      Arah tujuan pendidikan Islam
4.      Fungsi pendidikan Islam
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang di ampu oleh dosen Bapak Drs. Agus Salim Daulay, M. Ag.
Metode yang digunakan pemakalah adalah metode library research, yaitu dengan mengumpulkan buku yang membahas permasalahan tersebut. Adapun analisa yang digunakan adalah analisa content yaitu membaca buku sesuai topic berkenaan, analisa language  yaitu memahami bahasa yang digunakan dalam penulisan dan analisa comparative, yaitu defenisi dikutif dari beberapa rujukan dan diambil kesimpulan menurut pemakalah .
Makalah ilmu pendidikan Islam ini telah kami susun denagn maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkordinasi dalam pembuatan makalah ini.


Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan maupun dari segi tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah fungsi dan tujuan ini dapat bermanfaat maupun terinspirasi terhadap kita khususnya pemakalah.
B.     Pengertian Fungsi Pendidikan Islam
Secara umum pengertian dari fungsi pendidikan islam terdiri dari kata pendidikan dan islam. Adapun pengertian pendidikan berasal dari kata didik, atau sebagai proses memelihara dan memberi latihan  (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai makhluk yang dimana suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar dapat mngembangkan potensi dirinya. Undang-undang republic Indonesia no. 20 tahun 2003 mendefenisikan pendidikan sebagai: usaha sadar dan terencana untuk mwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keistiqomahan, pemeliharaan diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
            Sedangkan pengertian Islam merupakan turunan dari kata As-Salimu, As-Salamu atau As-Salamatu  yang berarti bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Sacara terminologis dapat dikatakan  Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya untuk mnyampaikan kepada ummat manusia.
            Oleh karena itu, maka fungsi pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Secara umum tugas pendidikan Islam adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dan tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik kesimpulan yang optimal.[1]


            Dengan demikian, pendidikan berfungsi mencerdaskan dan memberdayakan individu dan masyarakat sehingga dapat hidup mandiri dan bertanggung jawab dalam membangun masyarakatnya. Dalam perspektif individu, fungsi pendidikan Islam adalah sebagai kaderisasi mengarahkan pembinaan potensi anak menuju terbentuknya pribadi muslim seutuhnya bahagia di dunia dan di akhirat. Kepribadian yang menjaga keseimbangan hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan manusia begitu juga dalam perspektif masyarakat fungsinya yaitu terbentuknya masyarakat Islam yang adil dan sejahtera. Bahwa pada intinya pendidikan Islam mmiliki 2 sifat fungsi, yaitu
1.      Fungsi menunjukkan
2.      Fungsi menangkal
Fungsi pendidikan Islam dalam menunjukkan, yaitu;
a)      Hidayah kepada Iman
Cara terbaik mendidik anak adalah yang mengandung nilai hidayah. Pendidikan merupakan pergaulan yang mengandung rasa kemanusiaan terhadap anak dan mengarahkan kepada kebaikan serta cinta kasih dengan menyediakan suasana bagi perkembangan bakat anak secara maksimal dan lurus. Jadi pendidikan adalah perantara dalam menumbuh  kembangkan fitrah anak dalam keimanan (QS. 49:17). Keislamaan seseorang adalah nikmat dari Allah, bukan bals jasa kepada Allah.
b)      Hidayah kepada penggunaan akal pikiran dan analisis
Allah telah menganugerahkan kepada manusia potensi akal atau kecerdasan. Dengan akal yang dimiliki manusia dapat dijadikan alat membedakan yang baik dan yang buruk, yang halal dengan yang haram. Demikian pula Allah memberikan kemampuan kepada manusia untuk melakukan analisis dan penyelidikan. Pendidikan mengarahkan kemampuan akal dan analisis untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jalan yang baik dan buruk ditunjukkan Allah kepada manusia untuk memilihnya(QS. 90:10 dan QS.76:3).




c)      Hidayah kepada akhlak mulia
Pendidikan Islam dalam semua aspeknya bermuara kepada terbentuknya akhlak mulia. Sebagai pendidik, akhlak adalah alat yang dijadikan mengarahkan anak. Sikap lemah lembut, tegas, jujur, mulia dan adil menjadi alat perilaku yang membentuk perilaku anak. Sifat mulia ini harus ada dalam perilaku pendidik (QS.3:159)
d)     Hidayah ke arah perbuatan shaleh
Dalam fitrah manusia ada kecenderungan pada keinginanmemelihara diri, kerjasamadan bergaul dengan orang lain untuk kepentingan bersama. Setiap pribadi wajib mempersiapkan untuk memasuki system sosial yang menentukan corak pergaulan sesuai dengan nilai keislaman, yaitu jalan yang lurus untuk melakukan amal shaleh.
            Sedangkan fungsi pendidikan Islam yang bersifat menangkal, yaitu;
1)      Sebagai pangkal menyekutukan Allah
Hidayah iman merupakan nikmat paling besar. Manusia akan memperoleh keberhasilan dan terhindar dari syirik dengan hidayah tersebut. Fungsi pendidikan Islam adalah menyelamatkan generasi muda atau anak-anak muslim dari syiirik.
2)      Penangkal terhadap kesesatan dan kebathilan
Pendidikan Islam berfungsi membina anak-anak agar dapat membedakan yang benar dan yang salah, serta yang halal dan yang haram. Nilai-nilai kebenaran harus dijunjung tinggi untuk kebaikan bersama (QS.17:18).
3)      Penangkal terhadap keerusakan jasmaniah
Hal ini merupakan untuk menghindari orang dari kerusakan diri, karena itu setiap orang dibekali pengetahuan untuk menjadi mandiri dan hidup lebih baik (QS.5:29-30; QS.2:195; QS.17:33).






4)      Memelihara kesehatan
Pendidikan Islam juga memberikan penekanan kepada kehidupan yang sehat agar dapat mengabdi kepada Allah dan berperan sebagai khalifah di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
5)      Menjaga diri dari kerusakan hubungan sosial
Pendidikan Islam berfungsi membimbing anak, menghormati orang tua, kerabat, pakir-miskin dan orang lemah.
6)      Menangkal terhadap segala penyakit moral
Membina keutamaan akhlak dalam proses pendidikan Islam menjadi nilai penting dalam pribadi seutuhnya. Sifat tercela harus dihindari karena berbahaya bagi manusia.
7)      Menjaga terhadap segala bahaya dari luar dirinya
Pendidikan Islam mendidik seorang anak-anak muslim untuk mencintai tanah airnya serta mempertahankan keselamatan bangsanya (QS.8:29 dan 60)
            Ada tiga pokok fungsi pendidikan dalam kehidupan masyarakat, yaitu:
i)                    Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan  tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Ada berbagai peranan di masyarakat harus diisi oleh sumber daya manusia yang sesuai dengan kemajuan dalam rangka kelanjutan hidup ( survival ) masyarakat.
ii)                  Memindahkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan peranan-peranan dari generasi tua ke generasi yang muda. Peranan-peranan tertentu memerlukan kepandaian dan keahlian yang diperoleh melalui dalam pendidikan di masyarakat.
iii)                Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakatyang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidupdalam suatu masyarakat dan peradaban. Bagaimana pun integritas masyarakat sangat penting; artinya dalam rangka memelihara kehidupan bersama untuk maju dalam kebudayaan yang modern.[2]



C.     Berbagai Kosakata Tentang Tujuan
Dalam kosakata bahasa Indonesia, kata dasar memiliki banyak arti, diantaranya bagian yang terbawah, bakat, pembawaan yang dibawa sejak lahir, atas, pedoman, asas, pokok dan pangkal.
 Dalam bahasa Inggris, kosakata dasar merupakan terjemahan dari kosakata foundation, yang berarti dasar atau landasan. Adapun dalam bahasa Arab, kosakata dasar merupakan dari kata asas yang berarti foundation.
Koosakata sumber sering kali tumbang tindih dengan kosakata dasar, prinsip dan asas. Karenanya kosakata ini sering digunakan secara bergantian tanpa argumentasi yang jelas. Kata sumber berbeda dengan kata dasar dengan alasan yang senantiasa memberikan nilai-nilai yang dibutuhkan bagi kegiatan pendidikan.
Sumber pendidikan Islam dapat diartikan semua acuan atau rujukan yang memancar ilmu pengetahuan dan nilai yang ditransinternalisasikan dalam pendidikan Islam. Sumber pendidikan Islam memiliki fungsi diantaranya sebagai berikut;
1.      Mengarahkan tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai.
2.      Membingkai seluruh kurikulum yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar, yang didalamnya termasuk materi, metode, media,sarana dan evaluasi.
3.      Menjadi standard an tolak ukur dalam evaluasi, apakah kegiatan pendidikan telah mencapai dan sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum.[3]
Fungsi sumber pendidkan Islam sama halnya dengan fungsi sumber ajaran Islam. Al-Qur’an juga berfungsi sebagai al-Huda, al-Hakim, al-Furqan, as-Syifa dan seterusnya. Berbagai kosakata tentang tujuan antara lain sebagai berikut;
a)      Al-Niyat (Interest)
Kata al-niyah berasal dari kata nawaa yang berarti niat atau maksud. Niyat merupakan pekerjaan hati atau tempatnya di hati, dan diharapkan oleh hati mendapatkan perasaan kedekatan spiritual dengan Tuhan. Dengan kata lain, niyat pada umumnya dihubungkan dengan keikhlasan.


b)      Al-Iradah (Willingness)
Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman yang artinya;
Sesungguhnya keadaan-Nya, apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:”Jadilah”, maka terjadilah ia.(Q.S. Yasin(36:82).
c)      Al-Ghardlu (Motivation)
Kata al-Ghardlu secara harfiah berarti sasaran atau tujuan. Selain itu juga bisa diartikan sebagai target atau pun hasil.
d)     Al-Qashdu (Purpose)
Kata al-qashdu berhubungan dengan tujuan. Dari kata al-qashdu berkembang menjadi kata al-maqshud, yaitu sesuai yang ingin dicapai.
e)      Al-Hadf (Goal)
Kata dari al-hadf yaitu to approach ( mendekati ) dengan tujuan. Namun dalam percakapan atau tulisan bahasa Arab, kata al-hadf biasa digunakan dengan arti tujuan yang merupakan terjemahan kata goal.
Dari istilah diatas tersebut, dapat dikemukakan beberapa kosakata dan juga dapat digunakan sesuai dengan kontek tersebut. Berbagai kosakata bisa bersifat umum dan dapat pula digunakan untuk berbagai masalah lainnya di luar masalah pendidikan seperti, ibadah, akidah, muamalah, syari’ah dan sebagainya. [4]
D.    Macam-Macam Fungsi Pendidikan Islam
1.      Fungsi interaksi antara potensi dan budaya
Manusia mempunyai potensi dasar sebagia potensi yang melengkapi manusia untuk tegaknya peradaban dan kebudayaan Islam. Dalam versi lain, tugas pendidikan adalah menegakkan bimbingan anak agar ia menjadi dewasa.
Dalam hubungan dengan Islam mengenai interaksi antara potensi dan  budaya ini lebih jelas lagi manakala potensi yang dinyatakan roh Allah itu disebut dengan fitrah. Potensi manusia sebagai karunia Tuhan haruslah dikembangkan, sedangkan pengembangan potensi yang sesuai dengan petunjuk Allah merupakan “Ibadah”.

Jadi, tujuan kejadian manusia dalam rangka ibadah adalah dalam pengertian pengembangan  potensi-potensi manusia sehingga menjadikan dirinya mencapai derajat kemanusiaan yang tinggi (Abid). Derajat ini dicapai dengan mengaktualisasikan segala potensi yang dikaruniakan Tuhan kepadanya.

2.      Fungsi Pewarisan Budaya
Pendidikan sebagai pewarisan budaya merupakan upaya pewarisan nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagaimana dinyatakan bahwa tugas pendidikan Islam selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai budaya Islam. Juga dinyatakan bahwa sukar dibayangkan seseorang tanpa lingkungan memberikan corak kepada watak dan kepribadian, sebab lingkunagn inilahyang berusaha mewariskan nilai-nilai budaya yang dimilikinya dengan harapan dapat memelihara kepribadian dan identitas budayanya sepanjang zaman.
      Hal ini mnecerminkan bahwa fungsi pendidikan Islam juga mewariskan ajaran-ajaran Islam dengan berbagai nilai peradaban ke dalam kehidupan individu dan masyarakat yang senantiasa tumbuh dan berkembang sebagai nilai yang menjadi panutan dalam kehidupan.

3.      Fungsi Pengembangan Potensi
Fungsi ini mencerminkan bahwa pendidikan sebagai pengembangan potensi manusia dalam kehidupannya. Manusia mempunyai sejumlah potensi atau kemampuan.
 Sedangkan pendidikan merupakan suatu proses untuk menumbuhkan dan menegmbangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam arti berusaha untuk menampakkan dan mengembangkan (aktualisasi) berbagai potensi manusia dalam Islam juga disebut dengan fitrah sebagai potensi dasar yang akan dikembangkan baggi kehidupan manusia.
Potensi manusia sebagai karunia Tuhan haruslah dikembangkan, sedangkan pengembangan potensi yang sesuai dengan petunjuk Allah merupakan “ibadah”. Jadi, tujuan kejadian manusia dalam rangka ibadah adalah dalam pengertian pengembangan optensi-potensi manusia.

E.     Pentingnya Tujuan dalam Pendidikan Islam
Hal utama yang harus ditentukan dalam pendidikan adalah merumuskan tujuan pendidikan . karena tanpa tujuan dan niat, proses yang ditempuh akan berujung pada kegagalan.
 Keberhasilan program pendidikan  ditentukan oleh rumusan tujuan pendidikan. Tujuan akan mengarahkan tindakan dan perumusan tujuan pendidikan yang benar. Tujuan akhir pendidikan Islam tidak lepas dari tujuan hidup seorang Muslim. Tujuan pendidikan disamping menumbuhkan keimanan kepada Allah, juga menciptakan seorang Muslim yang benar.
Menurut prof. Naquilo Al-Attas, tujuan pendidikan adalah mengembangkan manusia ke fitrah kemanusiannya bukan pengembangan intelektual atas dasar di ukur sesuai dengan peranan dalam kehidupan bernegara. Menurutnya konsep pendiidkan Islam pada dasarnya berusaha mewujudkan manusia yang baik, mnausia yang sempurna sesuai dengan fungsi utama diciptakannya. Manusia itu membawa dua misi sekaligus, yaitu sebagai hamba Allah (Abdullah) dan sebagai Khalifah di bumi (khalifah fil ardh).
Dalam proses pendidikan, tujuan akhir mrupakan tujuan yang tertinggi yang akan dicapai pendidikan Islam, tujuan akhir merupakan kristalisasi nilia-nilai idealistas Islam yang diwujudkan dengan pribadi seseorang. Maka tujuan akhir itu harus meliputi semua aspek pola kepribadian yang ideal.
Dalam konsp pendidikan itu berlangsung sepanjang kehidupan manusia, dengan demikian tujuan akhir pndidikan Islam pada dasarnya sejajar dengan tujuan hidup manusia dan peranan nya sebagai makhluk ciptaan Allah dan sebagai khalifah di bumi. Sebagaimana diungkapakan Hasan Langgulung bahwa “abid” inilah tujuan tertinggi pendidikan dalam Islam.
Proses menuju terwujudnya manusia yang beriaman dan bertaqwa metupakan tujuan pokok yang paling penting dalam ajaran Islam itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan usaha yang mantap dan sempurna dalam upaya pengembangannya.
 Pengembangan iman dan takwa dapat dilakukan melalui penidikan kembali konsep tauhid sebagai landasan filsafat pendidikannya. Proses pendidikan dan aktifitas kependidikan harus  mengacu kepada pembentukan sikap dan perilaku yang bertakwa. Demikian dengan kurikulum yang harus dirancang untuk meningkatkan keraguan seseorang. Jika suatu kependidikan mampu melahirkan insan yang bertakwa maka pendidikan itu pun berhasil.
Pasal 3 UU no. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga Negara yang demikratis serta bertanggung jawab.
Pentingnya penyelenggaraan pendidikan keimanan dan ketaqwaan sebenarnya bukan  hanya merupakan pelaksanaan perintah UU no. 20 Tahun 2003 melainkan juga perintah UU 45 merupakan perintah pancasila.
 Pendidikan keimanan dan ketaqwaan seharusnya menjadi case pendidikan nasional, baik pada dokumen tertulis maupun pelaksanaannya. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia agar menjadi hamba yang mengenal Allah, senantiasa beribadah kepada-Nya, sehingga menjadi manusia yang paling bertaqwa.
Menurut H. M. Arifin tujuan pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap . tujuan  merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilaluidan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Disamping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan yang terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha pendidikan. Dikatakan lebih lanjut bahwa tujuan pendidikan itu penting, disebabkan karena secara implusif dan eksplisif  di dalamnya terkandung hal-hal yang sangat asasi, yaitu pandangan hidup dan filsafat hidup pendidikan Islami.

F.      Komponen-Komponen Tujuan Pendidikan Islam
Secara teoritis, tujuan akhir pendidikan Islam dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1.      Tujuan Normatif
Tujuan yang ingin dicapai mampu  mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan, misalnya:
a.       Tujuan formatif yang bersifat memberi persiapan dasar yang korektif
b.      Tujuan selektif yang bersifat memberikan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang benar dan yang salah
c.       Tujuan determinatif yang bersifat memberi kemampuan untuk mengarahkan daripada sasaran yang sejajar dengan proses pendidikan
d.      Tujuan integratif yang bersifat memberi kemampuan untuk memadukan fungsi psikis (pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan nafsu) kea rah tujuan akhir
e.       Tujuan aplikatif yang bersifat memberi kemampuan penerapan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam pengalaman pendidikan.[5]

2.      Tujuan Fungsional
Tujuan yang sasarannya diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk memfungsikan daya kognisi, efeksi, dan psikomotorik dari hasil pendidikan yang diperoleh sesuai dengan yang ditetapkan. Tujuan ini meliputi:
a.       Tujuan individual yaitu sasarannya pada pemberian kemampuan individual yang diaplikasikan dalam kepribadian yang berupa moral, intelektual dan skill
b.      Tujuan sosial, sasarannya pada pemberian kemampuan pengalaman nilai-nilai kedalam kehidupan sosial, dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat
c.       Tujuan moral, sasarannya kemampuan untuk berprilaku sesuai denagn tuntunan moral atas dorongan yang bersumber pada agama (teogenitis), dorongan sosial (sosiogenetis), dorongan psikologis (psikogenetis), dan dorongan biologis (biogenetis)
d.      Tujuan propesional, sasarannya kemampuan untuk mengamalkan keahliannya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki

3.      Tujuan Operasional
Tujuan yang mempunyai sasaran teknis manajerial. Menurut para ahli (langeveld), tujuan ini dibagi menjadi enam macam, yaitu:
a.       Tujuan umum (tujuan total), tujuan ini mengupayakan bentuk manusia kamil, yaitu manusia yang dapat menunjukkan keselarasan dan keharmonisan antara jasmani dan rohani, baik dalam segi kejiwaan, kehidupan individu, maupun kehidupan untuk bersama yang menjadikan integritas ketiga ini hakikat manusia.
b.       Tujuan khusus, tujuan ini sebagai indikasi tercapainya tujuan umum yaitu, tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan keadaan tertentu, baik berkaitan dengan cita-cita pembangunan suatu bangsa, tugas suatu badan atau lembaga pendidikan, bakat kemampuan peserta didik, seperti memberikan persiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan  berikutnya.
c.       Tujuan tak lengkap, tujuan ini berkaitan dengan kepribadian manusia dari suatu aspek saja, yang berhubungan dengan  nilai-nilai hidup tertentu, misalnya: kesusilaan, keagamaan, keindahan, kemasyarakatan, pengetahuan dan sebagainya.
d.      Tujuan isidental (tujuan seketika), tujuan ini timbul karena kebetulan, bersifat mendadak, dan bersifat mendadak, misalnya mengadakan sholat jenazah ketika ada orang yang meninggal.
e.       Tujuan sementara, tujuan ini ingin mencapai fase-fase tertentu dari tujuan umum, seperti fase anak yang tujuannya belajarnya adalah membaca dan menulis , fase manula yang tujuannya adalah memberkahi diri untuk menghadapi ilahi dan sebagainya.
tujuan intermedier (berkaitan dengan penguasaan), tujuan ini berkaitan denagn penguasaan suatu pengetahuan dan keterampilan demi tercapainya tujuan sementara, misalnya anak belajar membaca dan menulis juga berhitung.
G.    Kesimpulan
1.      Tujuan pendidikan Islam adalah mengarahkan usaha yang akan dialakukan dalam dalam membentuk insan kamil dengan memperhatikan 3 aspek yaitu: tujuan dan tugas hidup manusia, memerhatikan sifat-sifat dasar (nature) manusia, tuntunan masyarakat, dan dimensi-dimensi kehidupan ideal islam.
2.      Tujuan hidup manusia dalam perspektif Islam adalah tiada lain hanya mengharapkan ridha Allah saja, atau dengan istilah lain disebut mencari “mardlatillah:, baik dalam nikmat maupun dalam musibah. Karena hanya dengan ridha-Nya lah kita bisa bertemu dengan Allah.
3.      Rumusan tujuan akhir pendidikan menurut Islam yaitu dimana ujung dari berakhirnya pendidikan itu adalah pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir yaitu mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah.

H.   Daftar Pustaka
Abdul Mujib, 2010,  Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Abuddin Nata, 2005, filsafat pendidikan islam, Jakarta: Media Pratama
Mahmud Yunus, 2005, Dasar-dasar pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang
M. Arifin, 1991, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, Jakarta: Bumi Aksara
Syafaruddin, 2006, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Utama




[1] M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hal 32
[2] Syafaruddin Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Utama,2006), hal 55-60
[3] Abdul Mujib,  Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo,2010), hal 31
[4] Mahmud Yunus, Dasar-dasar pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hal 16
[5] Abuddin Nata, filsafat pendidikan islam, (Jakarta: Media Pratama, 2005), hal 21-22

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL