MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PPKn SD/MI KELAS RENDAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendektan saintifik atau pendekatan berbasis keilmuan, pendekatan ini memberikan pengalaman belajar meliputi proses pengumpulan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan yang pada akhirnya memberikan hasil belajar kepada peserta didik.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia (Pasal 2 keputusan Mendikbud No.0487/U/1992 tentang Sekolah Dasar) menyebutkan:
“Sekolah dasar adalah salah satu bentuk pendidikan dasar yang menyelenggarakan        program pendidikan enam tahun. Tujuan pendidikan dasar kepada siswa dalam             mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta           mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama”.
Secara kodrati tanggung jawab pendidikan anak berada pada orangtua, namun dalam pendidikan di sekolah dasar guru pun bertanggung jawab atas pendidikan anak didiknya. Karena itu antara guru dan orangtua anak didik perlu menjalin kerja sama yang baik dalam rangka menyelenggarakan pendidikan di SD/MI agar guru dapat memperoleh berbagai masukan sebagai dasar pertimbangan dalam membantu anak didik dalam mengembangkan kepribadiannya. Untuk memiliki kecakapan dasar peserta didik peran guru sangatlah penting.
Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar yang terprogram dan bersifat formal. Pendidikan berlangsung di sekolah atau di dalam lingkungan tertentu yang diciptakan secara sengaja untuk pendidikan dalam konteks program pendidikan sekolah.
Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasil pelajaran. Menurut pengertian lama, pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa prestasi belajar, merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar semata. Dengan kata lain, kualitas kegiatan belajar mengajar adalah satu-satunya faktor penentu bagi hasilnya belajar.
B.       Rumusan Masalah
1.         Apa Yang Dimaksud Dengan Pendekatan Saintifik?
2.         Apa Sajakah Langkah-langkah Pendekatan Saintifik?
3.         Bagaimana Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik?
4.         Apa Sajakah tujuan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn?
C.      Tujuan Makalah
1.         Untuk Memahami Pendekatan Saintifik
2.         Untuk Memahami Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
3.         Untuk Memahami Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik
4.         Untuk mengetahui tujuan Penerapan  pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn
D.      Manfaat Makalah
   Untuk menjawab masalah pembelajaran pendekatan saintifik dan cara belajar yang baik di sekolah dasar penulis membuat makalah ini untuk dapat dijadikan referensi bacaan ataupun pedoman bagi pendidik dalam mengajarkan peserta didik mengenai materi pembelajaran khusus nya mata pelajaran PPKn di tingkat SD/MI kelas tinggi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik di jaman sekarang ini.
  

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Pendekatan Saintifik
1.         Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen, sebagaimana dikutip Wina Sanjaya, misalnya mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (Teacher Centered Approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (Student Centered Approaches). 
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung ( Direct Instruction), pembelajaran deduktif, atau pembelajaran ekspositori. Adapun pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran Discovery dan Inquiry serta strategi pembelajaran induktif. [1]
2.         Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, bukan pada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan saintifk berisikan proses pembelajaran yang didesain agar siswa mengalami belajar secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan. Pendekatan saintifik dilahirkan atas munculnya kurikulum 2013. Pendekatan saintifik disebut juga pendekatan ilmiah yang berati konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristk yang ilmiah. Pendekatan saintifik( scientifict approach) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran.[2]
Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatanm saintifik akan menyentuh tiga ranah, yaitu; sikap(afektif), pengetahuan(kogniti), dan keterampilan(psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatiif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.  Perhatikan diagram berikut.          
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan  menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah  peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.[3]

B.            Langkah-langkah Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Tematik
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan yang dapat dijadikan sistem agar tercapainya pembelajaran yang diharapkan ialah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik berperan penting agar tercapainya materi yang diajarkan guru pada mata pelajaran tematik SD/MI.
            Pembelajaran tematik membantu siswa memiliki  kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Agar tercapainya ketiga kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran tematik, maka pendekatan saintifik adalah solusinya untuk menjadikan pembelajaran yang aktif. Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengkomunikasi. Berikut langakah-langkah pendekatan saintifik pada gambar di bawah ini.
C.           Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik
Untuk mengimplementasikan pendekatan saintifik, ada beberapa aktivitas yang harus diterapkan ketika proses pembelajaran berlangsung. Pendekatan saintifik dijadikan sebagai pendorong berhasilnya suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Untuk itu pendekatan saintifik sangat berperan penting dalam mengaktifkan aktifitas belajar siswa.
                    Tabel Aktivitas Siswa Melalui Pendekatan Saintifik
No.
Tahapan Kegiatan
Saintifik
Deskripsi Kegiatan
1.
Mengamati
Sebelum guru memulai pembelajaran, siswa mengamati gambar pahlawan-pahlawan indonesia yang sudah disediakan guru.
2.
Menanya
Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang terkait dengan data dan informasi yang dikumpulkan, misalnya: siapa nama-nama pahlawan indonesiasambiil menunjuk gambar yang sudah diamati.

3.
Mencoba/Eksplorasi
Siswa mencari informasi dari berbagai sumber mengenai proses perkembang biakan tumbuhan.
4.
Mengasosiasi
Ø  Setelah mencari informasi data yang didapat, siswa mendiskusikan hasilnya dengan teman sekelompok.
Ø  Siswa menganalisisdata hasil wawancara dengan petugas museum perjuangan 45 tentang sejarah memperebutkan kemerdekaan indonesia.
Ø  Siswa menganalisis data berupa fakta hasil pengamatan tentang biografi para pejuang indonesia.
Ø  Siswa mengolah informasi dari berbagai sumber (buku paket dan artikel dalam internet)
5.
Mengkomunikasi
Selanjutnya siswa dipersilahkan untukmenyampaikan hasil kerja kelompok mereka secara lisan didepan kelas, kelompok lain boleh memberikan kritik dan saran.
      
            Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan secara detail mengenai langkah-langkah pendekatan saintifik pada aktvitas belajar siswa sebagai berikut.
1.      Mengamati
Aktivitas mengamati dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan secara sadar dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa pada fakta atau peristiwa tertentu.


2.      Menanya
Menanya berasal dari kata tanya, dalam KBBI tanya diartikan “sebagai permintaan keterangan (penjelasan dan sebagainya). Adapun bertanya berarti meminta keterangan (penjelasan dan sebagainya) atau meminta supaya diberitahu tentang sesuatu”.
Beberapa contoh kegiatan menanya yang dapat disajikan dalam merumuskan kegiatan inti pembelajaran antara lain:
a.         Siswa saling bertanya jawab tentang nama-nama pahlawan yang belum diketahuinya.
Sumber Dari Geogle
b.        Siswa menanyakan untuk memperoleh informasi tambahan tentang beberapa peristwa atau fakta yang dilihat dan tidak dipahaminya selama kegiatan mengamati dilakukan.
c.         Siswa mengklarifikasi informasi yang diperoleh selama melakukan pengamatan kepada guru dan siswa dalam kelompoknya.
3.      Mencoba/Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
Eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa perlakuan melalui percobaan dalam mencari informasi, seperti: Membaca buku teks atau website, melihat suatu objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses pengumpulan /eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti,jujur, sopan, menerapkan kemampuan dalam mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajar, mengembangkan kemampuan belajar. Tahapn kegiatan yang dlakukan ini tidak hanya memperagakan aktivitas fisik seperti memperagakan gerakan menghormati bendera, memperagakan gerakan bersalam, atau memperagakan gerakan anggota tubuh lainya yang biasanya disebutbelajar psikomotorik( keterampilan). Maka demikian, pada tahap pengumpulan informasi/eksperimen terdapat banyak aktivitas belajar yang dapat dilakukan oleh siswa, misalnya;
a.           Secara berkelompok siswa melakukan wawancara kepada petugas yang berada di museum kemerdekaan Indonesia
b.           Secara berkelompok siswa mencari dan mendiskusikan artikrl yang diperolehnya dari internet tentang budaya indonesia.
c.           Siswa memperagakan gerakan-gerakan baris-berbaris pada saat upacara bendera.
4.      Menalar/ mengasosiaskan/ mengolah informasi
Menalar merupakan berfikir secara logis. Sedangkan mengasosiasikan/ mengolah informasi merupaka kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan percobaan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamat dan kegiatan mengumpulkan informasi, misalnya;
a.       Siswa menganalisisdata hasil wawancara dengan petugas museum perjuangan 45 tentang sejarah memperebutkan kemerdekaan indonesia.
b.      Siswa menganalisis data berupa fakta hasil pengamatan tentang biografi para pejuang indonesia.
c.       Siswa mengolah informasi dari berbagai sumber (buku paket dan artikel dalam internet
5.      Mengkomunikasikan
Mengkomunikas merupakan kegiatan pembelajaran berupa menyampaikan atau mempresentasikan hasil pengamatan,kesimpulan berdasarkan hasil analisis, secara lisan, maupun tertulis. Kompetensi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah  mengembangkan sikpa jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembnagkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwadalam pelaksanaan langkah-langkah pendekatan saintifik, guru tidak diwajibkan untuk menerapkanya secara berurutan dari mengamati sampai mengkomuniksi. Bukan berarti 2,3, atau 4 yang boleh diterapkan. Pendekatan saintifik ibarat pondasi,jika satu tiang tidak tidak dibangun, maka runtulah bangunan tersebut. Maka dari itu pendekatan saintifik harus diimplementasikan secara 5 tahap dan boleh tidak beraturan. [4]
D.           Tujuan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn di SD/MI
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai berikut:
a.         Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.
b.        Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
c.         Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan kebutuhan.
d.        diperolehnya hasil blajar yang tinggi, dan untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiiah, serta untuk mengembangkan karakter siswa.[5]
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis keilmuan, pendekatan ini memberikan pengalaman belajar meliputi proses pengumpulan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan yang pada akhirnya memberikan hasil belajar kepada peserta didik. Dengan menggunakan pendekatan saintifik ini dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar serta menyadarkan pesertadidik bahwa belajar adalah suatu kebutuhan yang sangat penting.
 penerapan pendekatan saintifik pembelajaran PPKn di SD/MI Sudah Memperlihatkan dampak yang menunjukkan tren yang cukup positif pada beberapa aspek keterampilan, berdiskusi, dan berpartipasi aktif, yang ditandai dengan siswa terlihat lebih kritis,lebih antusias, dalam bertanya, lebih menggunakan kecerdasan berpikir selama prose3s pembelajaran berlangsung.[6]
Pendekatan saintifik menjadi salah satu metode yang dapat menunjang kesuksesan dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan saintifik memiliki karakteristk yaitu mampu mendorong mindset guru dan siswa dalam hal perkembangan metode belajar yang dilakukan siswa dan metode mengajar yang dilakukan guru, pendekatan saintifik menuntut siswa dalam belajar secara mandiri,maksudnya tidak terlepas dari bimbingan guru. Halinimenunjukkan bahwa belajar tidak lagi terpusat kepada guru, melainkan kepada siswa guru hanya sebagai fasilitator.
      



BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Berdasarkan pemaparan yang diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa pengertian pendekatan dan pendekatan saintifik adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses pembelajaran. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan. Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, bukan pada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan saintifk berisikan proses pembelajaran yang didesain agar siswa mengalami belajar secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan.
Pendekatan yang dapat dijadikan sistem agar tercapainya pembelajaran yang diharapkan ialah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik berperan penting agar tercapainya materi yang diajarkan guru pada mata pelajaran tematik SD/MI. Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengkomunikasi. Pendekatan saintifik dijadikan sebagai pendorong berhasilnya suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut
a.     Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.
b.    Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
c.     Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan kebutuhan.


B.       SARAN
Dengan menggunakan pendekatan saintifik dan penerapan dalam proses pembelajaran niscaya akan melahirkan peserta didik yang berkualitas yang mampu membentuk manusia indonesia seutuhnya.


DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo. 2015. Rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) tematik terpadu, cet,I, (Jakarta:     Kencana Prenadamedia Group.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelaaran. Jogjakarta: Iinsan Madani,
Lubis, Maulana Arafat.2018. PembelajaranTematik di SD/MI Pengembangan Kurikulum 2013, yogyakarta: Samudra Biru.
Lubis, Maulana Arafat .2018. Pembelajaran PPKn Di SD/MI  Imlementasi pendidikan Abad ke 21 Medan:Akasha Sakti.
Musfiqon dan Nurdyansyah.2015.  Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo: Nizamila Learning Center.



   [1] Andi Prastowo, Rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) tematik terpadu, cet,I, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2015),hlm. 239.
   [2] Maulana Arafat Lubis, Pemebelajaran PPKn Di SD/MI  Imlementasi pendidikan Abad ke 21 (Medan:Akasha Sakti, 2018) hlm. 101-111.
   [3] Musfiqon dan Nurdyansyah,Pendekatan Pembelajaran Saintifik,(Sidoarjo:Nizamila Learning Center, 2015), hlm.37-80.
   [4] Maulana Arafat Lubis, PembelajaranTematik di SD/MI Pengembangan Kurikulum 2013, (yogyakarta: Samudra Biru, 2018),hlm 25-30.

   [5] Hamruni, Strategi Pembelaaran,(Jogjakarta: Iinsan Madani,2012)hlm.32.
   [6] Kelompok III, Mahasiswi PGMI SEMESTER V Institut Agama Islam Padangsidimpuan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL