MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

Makalah Biaya Modal (Cost of Capital)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Modal sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan operasionalnya. Kemudian modal akan membuat peusahaan mampu bertahan bahkan mampu berkembang menjadi lebih besar. Modal yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun dari luar perusahaan (eksternal financing). Internal financing yaitu sumber modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan, misalnya modal yang berasal dari keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditahan dalam perusahaan (retained earnings). Sedangkan ekternal financing merupakan sumber modal yang berasal dari tambahan penyertaan modal pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi maupun kredit dari bank.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan sehubungan dengan struktur modal, yang pertama adalah resiko bisnis perusahaan apabila menggunakan hutang. Tingkat hutang yang relatif tinggi akan menimbulkan biaya tetap berupa beban bunga, sehingga akan meningkatkan resiko bisnis perusahaan. Kedua, pajak perusahaan dimana alasan utama untuk menggunakan hutang adalah karena biaya bunga dapat mengurangi perhitungan pajak (deductible) sehingga menurunkan biaya pajak yang sesungguhnya. Ketiga, fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang masuk akal dalam keadaan yang kurang menguntungkan. Modal yang mantap diperlukan untuk mendukung kestabilan kegiatan operasi perusahaan.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari biaya modal ?
2.      Apa yang dimaksud dengan biaya utang obligasi dan utang hipotek?
3.      Apa yang dimaksud dengan biaya saham preferen ?
4.      Apa yang dimaksud dengan biaya saham biasa dan laba ditahan ?
5.      Apa yang dimaksud dengan biaya modal keseluruhan ?

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian dari biaya modal
2.      Untuk mengetahui biaya utang obligasi dan utang hipotek
3.      Untuk mengetahui biaya saham preferen
4.      Untuk mengetahui biaya saham biasa dan biaya laba ditahan
5.      Untuk mengetahui biaya modal keseluruhan


















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Biaya Modal (Cost of Capital)
Biaya modal adalah pengorbanan untuk memperoleh modal yang digunakan organisasi (perusahaan). Modal perusahaan yang terdiri dari modal sendiri atau modal pemilik perusahaan dan utang, keduanya mengandung pengorbanan untuk memperolehnya. Biaya modal sendiri adalah hasil yang diperlukan dan biaya modal dari utang adalah bunga. Hasil yang diperlukan ditambah bunga merupakan biaya modal. Biaya modal ialah sesuatu yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemilik modal: kepada kreditur dan kepada pemilik perusahaan.[1] Kepada kreditur berupa bunga dan kepada pemilik modal berupa dividen atau tingkat hasil yang diperlukan. Biaya modal dihitung dari modal permanen, utang jangka panjang ditambah modal sendiri.
1.      Kerangka Berpikir Biaya Modal (An Overview of The Cost of Capital)
Pakar manajemen keuangan Franco Modigliani dan M.H. Miller yang mencetuskan Dalil Modigliani-Miller atau Dalil MM menjelaskan perusahaan yang menggunakan utang (leverage) dapat: (1) meningkatkan nilai perusahaan, dan (2) dapat menurunkan biaya modal rata-rata tertimbang, karena pengaruh pajak perseroan. Dalil Modigliani-Miller dapat disajikan dengan persamaan sebagai berikut:
                        =      =       =  + TB

k = [(1-T)(B/V)] + (S/V)


Dimana:
              = Simbol biaya modal tanpa utang (perusahaan tanpa      leverage)
  = Simbol biaya utang
            = Tax (besarnya pajak perseroaan)
               = Simbol laba operasi
            = Value of Unleverage Firm, atau nilai perusahaan tanpa leverage
   = Jumlah utang
  = Value of Leverage Firm, atau nilai perusahaan dengan utang            
              = Value, atau nilai perusahaan, dalam hal ini nilai perusahaan
           S   = Stock, atau modal sendiri
           K  = atau  = simbol biaya perusahaan dengan utang
Kesimpulan: semakin tinggi perusahaan dibiayai dengan utang, makin rendah biaya modal rata-rata tertimbang, dan makin tinggi nilai perusahaan pada kondisi bisnis normal dan baik, yang umumnya perusahaan mampu mencipta laba yang lebih besar daripada beban bunga.
Contoh soal:
Ilustrasi struktur modal dan biaya modal PT Sejahtera
PT Sejahtera memiliki struktur modal sebagai berikut:
1.      Alternatif satu: suatu perusahaan memiliki harta Rp600 tanpa utang (tanpa laverage), maka modal sendiri sebesar Rp600 dengan perhitungan biaya modal sendiri 15% per tahun, pajak perseroaan 40%.
2.      Alternatif dua: suatu perusahaan memiliki harta Rp600 dibiayai dengan utang Rp500, bunga 10% per tahun, dan dibiayai dengan modal sendiri Rp100 dengan perhitungan biaya modal sendiri 15% per tahun, pajak perseroaan 40%.
3.      Laba operasi Rp200
Nilai perusahaan:
Alternatif satu: nilai perusahaan tanpa utang = (NOPAT / )
 = X(1-T) /  ;  = [Rp200 x (1 – 0,40) / 0,15] = Rp800; X(1 – T) adalah laba operasi bersih setelah pajak atau (NOPAT) = net operating profit after tax)
Alternatif dua: nilai perusahaan dengan utang
 =  + TB;  = Rp800 + (0,4 x Rp500) = Rp1.000
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
k = [(1-T)(B/V)] + (S/V)
   = [0,10(1- 0,4)(500/600)] + 0,15(100/600)
   = 0,05 + 0,025; = 0,0725 atau 7,25%
            Kesimpulan: nilai perusahaan dengan utang lebih besar daripada nilai perusahaan dengan tidsk utang, dan biaya modal rata-rata tertimbang lebih kecil daripada biaya modal sendiri. Manajemen berusaha menaikkan nilai asetnya dengan utang untuk menurunkan biaya modal rata-rata tertimbang dan menaikkan nilai perusahaan.

B.     Biaya Modal Utang Jangka Panjang (The Cost of Long-Term Debt)
            Unsur-nsur modal yang lazim diperhitungkan: biaya utang obligasi, biaya utang hipotek, biaya saham istimewa dan biaya saham biasa.
a.   Biaya Utang Obligasi
        Obligasi ialah surat utang jangka panjang tanpa jaminan. Jaminannya hanya kepercayaan saja.[2] Penerbit obligasi bisa dilakukan oleh negara, perusahaan negara dan perusahaan swasta. Perusahaan yang menerbitkan obligasi seharusnya perusahaan yang mampu menghasilkan laba operasi dan mempunyai hari depan bisnis yang tumbuh dan berkembang. Pemegang obligasi itu investor atau pemberi pinjaman (kreditur); mereka mendapatkan bunga; penerbit obligasi sebagai pihak yang berutang harus membayar bunga; itu sebagai biaya modal baginya.
    Cara perhitungan biaya modal obligasi sebagai berikut:
    Contoh soal:
Obligasi nilai nominal Rp2.000, bunga 22%, misalnya umur 5 tahun.
    Biaya pengambangan (biaya pasar bursa) sebesar 5%,
    Maka biaya utang obligasi dapat dihitung dan disajikan yaitu:
Biaya utang obligasi
                            Keterangan                                                                         (Rp)
                            Nominal utang obligasi                                           2.000
                            Biaya pasar bursa 5% x Rp2.000                               100
                            Nilai tunai utang obligasi                                        1.900
                            Biaya bunga per tahun 22% x Rp2.000                    440
                            Biaya pasar bursa per tahun Rp100/ 5                         20
                            Total biaya utang obligasi per tahun                          460
                            Biaya utang obligasi = Rp460 / Rp1.900)            24,21%

                             Contoh soal:
        Perusahaan menggunakan modal 100 juta, seluruhnya modal sendiri.
     Penjualan                                                                200.000.000
Harga pokok penjualan                                           100.000.000
     Laba kotor                                                              100.000.000
Biaya administrasi, overhead, lain-lain                     20.000.000
                Laba bersih sebelum bunga dan pajak  bunga          80.000.000
Biaya bunga                                                                            0
     Laba bersih sebelum pajak                                        80.000.000
Pajak 15% (15% x 80.000.000)                                12.000.000
     Laba bersih sesudah pajak                                        68.000.000
     Contoh soal:
                    Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp100 juta dan umurnya 10 tahun. Hasil penjualan neto yang diterima adalah Rp97.000.000, bunga obligasi 4% per tahun. Berapakah cost of bond ?
1.             Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jta + 97 juta)
 =  98,5 juta

2.             Selisihnya dialokasikan untuk 10 tahn = 3 juta / 10 tahun
 =  300.000 (+bunga)
        Bunga = 4% x 100 juta = 4 juta
Beban per tahun (average annual cost) = 4 juta + 300.000     = Rp4,3 juta
3.          Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 juta / 98,5 juta) x 100% 4,4%
4.          Misal tingkat pajak 25%, maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3%

b.  Biaya utang hipotek
Utang hipotek ialah utang yang dijamin dengan harta tetap berupa tanah, bangunan dan mesin-mesin pabrik. Pemberi utang biasanya bank, perusahaan asuransi dan lembaga dan pensiun. Pihak yang berutang atau perusahaan yang berutang akan membayar bunga dan berbagai biaya perolehan pinjaman yang lazim disebut biaya utang.
    Cara perhitungan biaya utang hipotek dapat disajikan sebagai    berikut:
    Contoh soal:
        Utang jangka panjang (hipotek) Rp3.000, bunga 21% misalnya umur 5 tahun dan biaya komisi perolehan kredit sebesar 4%.





Biaya utang hipotek
                            Keterangan                                                             (Rp)
                            Nominal utang hipotek                                          3.000   
                            Biaya pasar bursa 4% x Rp3.000                              120
                            Nilai tunai utang hipotek                                       2.880
                            Biaya bunga per tahun 21% x Rp3.000                    630
                            Biaya pasar bursa per tahun Rp 120/5                        24
                            Total biaya utang hipotek per tahun                         654
                            Biaya utang hipotek = Rp654 / Rp2.880)            22,71%

C.    Biaya Saham Preferen (The Cost of Preferred Stock)
              Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli saham preferen atau .[3] Saham istimewa (preferred stock atau saham preferen) ialah surat tanda kepemilikan yang bersifat istimewa. Disebut istimewa karena dua alasan: (1) ia berhak memperoleh dividen permanen baik perusahaan laba atau rugi, (2) jika terjadi likuiditas, ia berhak memperoleh pengembalian modalnya terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa.
 =
 
 



Dimana:
= biaya saham preferen
     = dividen saham preferen tahunan
                  = harga saham preferen bersih yang diterima
                         perusahaan dikurangi biaya peluncuran saham atau flotation cost
          


  Contoh soal:
        Perusahaan menjual saham preferen yang memberikan dividen sebesar 10 per tahun. Harga saham adalah 100,- dengan flotation cost 2,5,- per lembar saham.
               =
                    =  = 10,26%
                 Biaya saham istimewa dapat dihitung sebagai berikut misalnya niali nominal Rp1.000, dividen permanen 22,5% per tahun, biaya pengambangan (floatation cost) 2,174%, maka biaya saham istimewa dapat dihitung sebagai berikut:

Biaya saham preveren (saham istimewa)
     Keterangan                                                                                     (Rp)
     Nilai nominal saham istimewa                                     1.000,00
     Biaya pengambangan 2,174%                                          21,74
     Nilai tunai saham istimewa                                  978,26
     Dividen saham istimewa 22,5% x Rp1.000                       22,50
     Biaya saham istimewa = (Rp22,50/Rp978,26)              23,00%
     (dividen saham istimewa dibagi nilai tunai saham istimewa)

Contoh soal:
        Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen yang baru dengan nilai nominal Rp10.000 per lembar dan deviden sebesar Rp600. Penjualan neto saham tersebut sebesar Rp9.000 per lembarnya. Beberapa biaya modal saham preferen (cost of preferred stock) ?
              Jawaban:
              Biaya modal saham preferen = Dp / Pn
              Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%



D.    Biaya Saham Biasa (The Cost of Common Stock) dan Laba Ditahan
Saham biasa adalah surat tanda kepemilikan perusahaan oleh masyarakat umum.[4] Masyarakat umum yang memiliki uang yang ingin menanamkan uangnya sebagai kapital untuk mencari laba dapat membeli membeli saham biasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan di pasar bursa. Perusahaan yang menerbitkan saham biasa akan memberikan deviden atau bagian laba dan pemegang saham akan memperoleh hasil yang diharapkan.
(1 – F) =

Maka:
=  + g
 
 




Dimana:
 = biaya saham biasa baru
             = harga jual saham
               = Flotation cost
           = dividen saham pada t=1
            g     = dividen growth

            Contoh soal:
Saham baru perusahaan terjual dengan harga 32. Flotation cost adalah 15% dari jual. Dividen mendatang () diperkirakan sebesar 2,4 dan dividen diharapkan bertumbuh secara konstan dengan tingkat pertumbuhan 6,5%.

 =  + g
                              =  + 6,5%
                              = 15,3%
Jika menggunakan laba ditahan, biaya laba ditahan adalah:
 =  + g
                               =  + 6,5%
                               = 14%
            Dengan demikian jika kita tidak menahan laba dan membiayai kebutuhan modal sendiri dengan menjual saham baru, kita dikenai biaya modal yang 1,3% lebih tinggi 1,3% ini disebut flotation cost adjusment.
Flotation cost adjusment = DCF  – DCF
 
 



Perlu dicatat bahwa untuk menaksir , kita hanya menggunakan 1 metode yakni Discounted cash flow, sedangkan untuk menaksir  kita gunakan 3 metode. Namun demikian,  dapat ditaksr pula dengan metode CAPM dan Bond-Yield-plus-Riskpremium dengan menggunakan rumus:
                                                                                              
 =   + Flotation cost adjustment

 
                                                                                                
           

Contoh soal:
                         menurut CAPM adalah 14,7%. Dengan menggunakann model DCF, kita dapat menghitung Flotation cost adjustment, yaitu sebesar 1,3%. Maka:
                                     = 14,7% + 1,3%
                                         = 16%
                        Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan.[5] Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagikan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke perusahaan (flow back found). Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
1.      Pendekatan CAPM
Ks = bunga bebas resiko + premi resiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Dimana:
Ks  = tingkat keuntungan yang diisyaratkan pada saham perusahaan
Krf = bunga bebas risiko
           Km  = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
           Bi    = beta saham perusahaan i.

2.      Pendekatan discounted cash flow
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model:
Po =
            Maka,
Ks =  + g
Dimana:
D1 = deviden akhir periode
Po = harga saham periode
g   = tingkat pertumbuhan dividen

3.      Pendekatan bond yield plus risk premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahaan + premi risiko
Biaya saham biasa baru (cost of new common stock)
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
Ksb =  + g
Ksb = biaya saham biasa baru
FC  = flotation cost

E.     Biaya Modal Keseluruhan (weighted average cost of capital/ WACC)
Biaya modal keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan.
1.      Weighted Average Cost of Capital
Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.
                        WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
                  
Dengan:
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd      = proporsi hutang dari modal
Wp       = proporsi saham preferen dari modal
Ws        = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd        = biaya hutang
Kp        = biaya saham preferen
Ks         = biaya laba ditahan
Ksb       = biaya saham biasa baru


Sumber modal
Jlh Rp.
Biaya penggunaan modal
Hutang jangka panjang
60 juta
6% (sebelum tax)
Saham preferen
10 juta
7%
Modal sendiri
130 juta
10%
jumlah
200 juta


Tingkat pajak perseroaan = 25%.
Berapa biaya modal rata-rata ?
Jawab:
Biaya modal hutang (setelah pajak) = 6% x (100% - 25%)
                                                                      = 4,5%


           

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Biaya modal adalah pengorbanan untuk memperoleh modal yang digunakan organisasi (perusahaan). Modal perusahaan yang terdiri dari modal sendiri atau modal pemilik perusahaan dan utang, keduanya mengandung pengorbanan untuk memperolehnya. Biaya modal sendiri adalah hasil yang diperlukan dan biaya modal dari utang adalah bunga. Hasil yang diperlukan ditambah bunga merupakan biaya modal. Biaya modal ialah sesuatu yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemilik modal: kepada kreditur dan kepada pemilik perusahaan.
Unsur-nsur modal yang lazim diperhitungkan: biaya utang obligasi, biaya utang hipotek, biaya saham istimewa dan biaya saham biasa.
1.      Kerangka Berpikir Biaya Modal (An Overview of The Cost of Capital)
2.   Biaya Utang Obligasi
3.   Biaya utang hipotek
4.   Biaya Saham Preferen (The Cost of Preferred Stock)
5.      Biaya Saham Biasa (The Cost of Common Stock) dan Laba Ditahan
6.      Biaya Modal Keseluruhan (weighted average cost of capital/ WACC)

B.     Saran dan kritik
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis milik.Oleh Karen itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi Utari, dkk. Kajian Praktek dan Teori dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014.
Dermawan Sjahrial, Manajemen Keuangan, Jakarta: Mitra Wacana  Media, 2009.
Lukas Setia Atmaja,  Teori dan Praktek Manajemen Keuangan , Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008.
R. Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: BPFE, 2001.
S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2007.



[1] Dewi Utari, dkk. Kajian Praktek dan Teori dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), hlm. 157.

[2] Dermawan Sjahrial, Manajemen Keuangan (Jakarta: Mitra Wacana  Media, 2009), hlm. 223.
[3] Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktek Manajemen Keuangan (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008), hlm. 117.
[4] R. Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm. 460.
[5] S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2007), hlm. 27.

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL