BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setelah kita
mengetahui apa itu penelitian, maka hal selanjutnya yang akan dibahas dalam
pembuatan makalah ini yaitu jenis-jenis penelitian, kenapa hal itu perlu
dibahas, karena penelitian itu beragam, yang semua itu tentunya memiliki peran
dan fungsi yang berbada antara satu dengan yang lainnya, sehingga kita akan tau
jenis penelitian apa yang akan dilaksanakan dan sering dilaksakan di lapangan,
baik itu oleh ilmuwan, guru atau mahasiswa sekalipun. Salah satu jenis
penelitian diantaranya yaitu Penelitian Tindakan Kelas atau yang sering kita
sebut dengan PTK, yang mana PTK ini merupakan salah satu tindakan yang sengaja
dimunculkan yang terjadi di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran di kelas agar lebih baik.
Penelitian
Tindakan Kelas ini biasanya dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui
bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar dikelas apakah terlaksana dengan
baik atau tidak, bagaiamana menemukan solusinya dan cara memperbaikinya, karena
tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan suatu materi pembelajaran saja
melainkan bagaimana cara membuat siswanya mau belajar.
Selain itu,
guru yang hebat adalah guru yang berupaya untuk belajar, disamping ia mengajar.
Dan, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah ajang pembelajaran yang terbaik
bagi guru. Seorang guru akan menjadi guru yang luar biasa, ketika ia mampu
melaporkan penelitiannya dalam bentuk karya tulis ilmiah
Untuk
mengatahui lebih dalam lagi mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka
dalam makalah ini selain akan membahas mengenai jenis-jenis penelitian juga
akan membahas mengenai ciri khas dan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang belakang diatas, adapun masalah yang ingin digali dalam
pembuatan makalah ini seperti terangkum dalam pertanyaan-pertanyaan dibawah
ini:
1.
Apasaja
jenis-jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
2.
Apa ciri khas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
3.
Bagaimana
karakteristik Penilitian Tindakan Kelas (PTK)?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui jenis-jenis penelitian.
2.
Untuk
mengetahui ciri khas Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
3.
Untuk
mengetahui karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Jenis-jenis Penelitian Tindakan Kelas
Jenis Penelitian
Tindakan kelas (PTK) secara umum dibagi menjadi 4 kelompok menurut Chein dalam
Paizaluddin dan Ermalinda mengemukakan bahwa jenis penelitian tindakan kelas
terbagi menjadi 4 yaitu:
1. Penelitian Tindakan Diagnostik
PTK Diagnostik adalah penelitian yang dirancang dengan menentukan peneliti
ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini Peneliti mendiagnosis dan memasuki
sistuasi yang terdapat di dalam latar penelitian.
Penelitian tindakan diagnostik ini dirancang untuk menuntun kearah
tindakan. Contohnya penelitian tindakan diagnostik yang dapat dilakukan adalah
penelitian yang dilakukan di suatu sekolah, atau organisasi masyarakat
tertentu. Di sekolah tersebut banyak terjadi pertengkaran antar beberapa
kelompok siswa yang sering diikuti oleh perkelahian. Suatu tim peneliti dari
lembaga penelitian diundang. Wakil tiap-tiap kelompok siswa dan juga
ketua-ketua kelasnya diwawancarai tentang sikapnya terhadap kelompok yang lain,
kepuasannya, kekecewaannya, dan keikutsertaannya dalam kegiatan sekolah.
Informasi yang diperoleh ditabulasikan dan ditabulasi silang, hasil-hasilnya
dianalisis, dan rekomendasi dibuat.
Rekomendasi itu sendiri tidak diuji sebelumnya, dan
juga bukan merupakan obyek penelitian tertentu. Rekomendasi itu dihasilkan
lebih kurang melalui proses intuitif berdasarkan kumpulan pengalaman masa lalu
dan diagnosis saat itu. Karena rekomendasi dibuat oleh seorang ahli penelitian
atau tim peneliti yang tidak terlibat dalam kehidupan dalam ajang sasaran, ada
kemungkinan bahwa rekomendasi tersebut tidak realistic. Inilah kelemahan
penelitian jenis.
2. Penelitian Tindakan Partisipan
Penelitian tindakan
jenis ini tumbuh dan berkembang karena dua kelemahan penelitian tindakan jenis pertama
di atas: (1) diagnosis tidak selalu mendorong dilakukannya tindakan. Dan (2)
ketidakterlibatan tim peneliti dalam masyarakat terkait kurang menjamin
pelaksanaan tindakan yang disarankan. Gagasan sentral penelitian tindakan
partisipan ini adalah bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus juga
terlibat dalam proses penelitian dari awal. Dengan demikian, mereka itu tidak
hanya dapat menyadari perlunya melaksanakan program tindakan tertentu, tetapi
secara jiwa raga akan terlibat dalam program tindakan tersebut.
Contoh penelitian tindakan jenis ini dapat sama dengan
contoh pada jenis pertama di atas, namun peneliti harus berada di sekolah dari
awal penelitiannya, yaitu pada waktu mendiagnosis/menganalisis keadaan dan
melihat kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan dan
merumuskan rencana tindakan.
Kelemahannya adalah bahwa model ini menuntut curahan
tenaga, pikiran, dan waktu peneliti, yang kadang sulit dipenuhi karena dia juga
memiliki pekerjaan sendiri.
3. Penelitian Tindakan Empiris
Gagasan dasar penelitian tindakan jenis ini adalah
melakukan sesuatu dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi.
Proses penelitiannya pada pokoknya berkenaan dengan penyimpanan catatan dan
pengumpulan pengalaman dalam pekerjaan sehari-hari.
Sebuah contoh dapat diberikan sebagai berikut.
Pengurus jurusan di suatu perguruan tinggi melihat adanya masalah dalam proses
rapat jurusan. Dia mengemukakan kepeduliannya di depan forum dosen, dan dia
sangat lega karena semua dosen merasakan hal yang sama. Dia mengajak semua
dosen untuk bersama-sama merumuskan tindakan apa yang mesti dilakukan untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Kelemahan penelitian tindakan jenis ini adalah bahwa simpulan ditarik dari
pengalaman dengan satu kelompok atau beberapa kelompok yang berbeda dalam
berbagai segi yang tak terkontrol. Meskipun punya kelemahan, penelitian
tindakan empiris dapat menuntun peneliti untuk mengembangkan secara bertahap
prinsip yang secara umum sahih.
Penelitian jenis ini
cukup banyak kelemahannya, diantaranya:
a. Banyak organisator dan pimpinan kelompok yang tidak memiliki kemampuan
merumuskan hipotesis tindakan secara eksplisit atau menyatakan simpulannya
secara cermat.
b. Pelaku penelitian yang juga dibebani dengan tanggung jawab tindakan
biasanya tidak mampu menyisihkan waktu untuk mencatat secara lengkap amatannya
atau dalam beberapa hal bahkan tidak dapat melakukan amatan itu sendiri.
c. Jika penyimpanan catatan benar-benar memadai, biasanya begitu banyak yang
berhasil dikumpulkan, sehingga memerlukan usaha yang sangat besar untuk
menganalisis seluruhnya.
d. Bahkan dengan niat yang terbaik sekalipun sulit bagi pelaku penelitian
untuk benar-benar obyektif dalam menilaikeluaran usaha tindakannya sendiri.
Faktor luar selalu mempengaruhi apa yang terjadi dalam situasi kelompok, dan
penafsiran terhadap pengaruhnya selalu agak subjektif.
4. Penelitian Tindakan Eksperimental
Penelitian tindakan eksperimental adalah penelitian
yang berbagai teknik tindakannya sangkil. Hampir selalu ada lebih dari satu
cara untuk mencapai sesuatu.
Dari semua jenis penelitian tindakan, jenis
eksperimental memiliki nilai potensial terbesar untuk kemajuan pengetahuan
ilmiah karena dalam keadaan yang menguntungkan memberikan ujicoba yang mantap
tentang hipotesis tertentu. Akan tetapi ia merupakan bentuk penelitian tindakan
yang tersulit untuk dilaksanakan dengan berhasil. Kesulitan-kesulitan yang
mungkin timbul termasuk:
a. Keterbatasan kemampuan peneliti dalam membuat prediksi keakuratannya;
b. Kekurang mampuan peneliti dalam mengontrol jalannya tindakan sosial; dan
c. Kekurang mampuan peneliti dalam melakukan pengukuran yang layak sesuai
dengan sifat dasar hubungan sosial.
Kesulitan ini sebagian besar dapat dihindari jika
program penelitiannya dari awal direncanakan dengan bekerja sama dengan agen
pelaksana yang bertanggung jawab atas pemantauan pelaksanaannya, sehingga
tindakan yang perlu benar-benar dilaksanakan. Hal penting yang perlu dicatat
adalah bahwa penelitian tindakan eksperimental akan berhasil jika didukung oleh
perencanaan dan kerja sama yang sangat baik dengan setiap orang yang terkait
dengan program tersebut.
Pemilihan jenis penelitian tindakan akan sangat
ditentukan oleh kondisi dan situasi yang dihadapi oleh peneliti. Namun,
hendaknya kelemahan-kelemahan setiap jenis selalu diingat sehingga manfaat
dapat dipetik secara optimal.
B.
Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersamaan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki beberapa ciri
yang dapat membedakannya dengan penelitian yang lain, adapun ciri-ciri tersebut
dapat dibedakan menjadi dua, yakni ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus.
Ciri-ciri umum adalah sebagai berikut:
1. Situasional, kontekstual, berskala kecil,
praktis, terlokalisasi, dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam
dunia kerja. Ia berkenaan dengan diagnosis atau masalah dalam konteks tertentu
da usaha untuk memecahkan masalah dalam konteks tersebut. Subjeknya bisa siswa
di kelas, petatar di kelas penataran, mahasiswa dan dosen di ruang kuliah dan
sebagainya.
2. Memberikan kerangka kerja yang teratur
kepada pemecahan masalah praktis. Penelitian tindakan kelas juga bersifat
empiris, artinya ia mengandalkan observasi nyata dan data perilaku.
3. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan
adanya perubahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih
menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian
atau pelaksanaan PTK.
4. Partisipatori karena peneliti dan atau
anggota tim peneliti sendiri ambil bagian secara langsung atau tidak langsung
dalam melakukan PTK.
5. Self-evaluation, yaitu modifikasi secara
kontinu yang di evaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah
untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu.
6. Perubahan dalam praktik didasari
pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya
perubahan.
7. Secara ilmiah kurang ketat karena
keshahihan internal dan eksternalnya lemah meskipun di upayakan untuk dilakukan
secara sistematis dan ilmiah.
Sementara itu, ciri-ciri khusus Penelitian
Tindakan Kelas sebagai berikut:
1. Dalam PTK ada komitmen pada peningkatan
pendidikan. Komitmen tersebut memungkinkan setiap yang terlibat memberikan
andil yang berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka sendiri dapat ikut
rasakan.
2. Dalam PTK, ada maksud jelas untuk melakukan
intervensi ke dalam dan meningkatkan pemahaman dan praktik seseorang serta
untuk menerima tanggung jawab dirinya sendiri.
3. Pada PTK melekat tindakan yang
berpengetahuan, berkomitmen dan bermaksud. Tindakan dalam PTK direncanakan
berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap praktik terkait berdasarkan
nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga dilakukan atas
dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat di ubah ke arah
perbaikan.
4. Dalam PTK dilakukan pemantauan sistemik
untuk menghasilkan data atau informasi yang valid. Mengingat hasil PTK adalah
pemahamn yang lebih baik terhadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana
perbaikan ini telah terjadi, pengumpulan datanya harus sistematis sehingga
peneliti dapat mengetahui arah perbaikannya dan juga dalam hal apa pembelajaran
telah terjadi.
5. PTK melibatkan deskripsi autentik tentang
tindakan. Deskripsi disini bukan penjelasan, melainkan rangkaian certita
tentang kegiatan yang telah terjadi dan biasanya dalam bentuk laporan.
6. Perlunya validasi. Dalam hal ini
melibatkan: (1) Pembuatan pernyataan; (2) Pemeriksaan kritis terhadap pernyataan
lewat pencocokkan dengan bukti; dan (3) Pelibatan pihak lain dalam validasi.
Validasi terjadi dalam beberapa tingkatan, yakni (1) Validasi diri, yaitu
penjelasan yang diberikan peneliti tentang taktik atau kegiatan yang telah
dilaksanakan; (2) Validasi sejawat, yaitu pemeriksaan kritis terhadap bukti
oleh teman sejawat, sehingga dapat dihindari penyampuradukkan deskripsi dengan
penjelasan, data dengan bukti dan menyediakan kompensasi bagi kelemahan karena
kurang lengkapnya catatan; dan (3) Validasi publik, yaitu upaya meyakinkan
publik tentang kebenaran klaim peneliti.
C.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
PTK berbeda dengan penelitian formal (konvensional) pada umumnya. PTK
memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut:
1. On-the job problem oriented (masalah yang
diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti
atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti). Dengan demikian,
PTK didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi guru dalam proses belajar-mengajar
di kelas.
2. Problem solving oriented (berorientasi pada
pemecahan masalah). PTK yang dilakukan oleh guru dilakukan sebagai upaya untuk
memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru dalam PBM di kelasnya melalui suatu
tindakan (treatment) tertentu sebagai upaya menyempurnakan proses pembelajaran
di kelasnya. PTK akan dilaksanakan jika guru sejak awal dan dini menyadari ada
permasalahan dalam peraktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru. Jika
guru merasa bahwa apa yang dilakukannya dikelas dalam PBM tidak bermasalah PTK
tidak diperlukan. Dengan kata lain, PTK diperlukam jika guru merasa ada yang
tidak beres dalam PBM dikelas dan ia merasa perlu untuk memperbaiki secara
profesional.
3. Improvement-oriented (berorientasi pada
peningkatan mutu). PTK dilaksanakan dalam kerangka untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu PBM yang dilakukan oleh guru di kelasnya. Dengan peningkatan
mutu pendidikan secara makro. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan asumsi bahwa semakin baik kualitas proses
pembelajaran maka semakin baik pula hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
4. Ciclic (siklus). Konseo tindakan (action)
dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur
ulang (cyclical). Siklus dalam PTK terdiri dari empat tahapan, yakni
perencanaan tindakan, melakukan tindakan pengamatan atau observasi dan analisis
atau refleksi.
5. Action oriented. Dalam PTK selalu
didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM
dikelas. Jadi, tindakan dalam PTK adalah sebagai alat atau cara untuk
memperbaiki masalah dalam PBM yang dihadapi guru dikelas. Perbedaan yang
menonjol antara PTK dengan penelitian penelitian lainnya adalah harus ada
perbaikan tindakan yang dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi saat
itu dalam konteks dan situasi saat itu pula. Tindakan (action) itu benar-benar
dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi, bukan untuk mengembangkan
atau menguji sebuah teori, dan juga tidak dimaksudkan untuk menari solusi yang
berlaku umum disetiap situasi dan kondisi. Jadi, tidak perlu ada generalisasi
hasil PTK. Disamping adanya tindakan, dalam PTK tindakan yang dilakukan tadi
harus ditelaah, kelebihan dan kekurangannya, pelaksanaannya, kesesuaiannya
dengan tujuan semula, penyimpangan yang terjadi selama pelaksanaan. Telaah
terhadap tindakan ini dilakukan pada saat pengamatan atau observasi.
6. Pengkajian terhadap dampak tindakan. Dampak
tindakan yang dilakukan harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan, apakah
memberikan dampak positif lain yang tidak diduga sebelumnya, atau bahkan
menimbulkan dampak negatif yang merugikan pesertan didik.
7. Specifics contextual. Aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan
praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM di lahan kelas. Permasalahan dalam
PTK adalah permasalahan yang sifatnya spesifik kontekstual dan situasional
sesuai dengan karakteristik siswa dalam kelas tersebut. Oleh karena itu dalam
PTK berbeda dengan penelitian pada umumnya. Misalnya penelitia survey,
ekperimen, deskripsi dan beberapa jenis penelitian lainnya. Dalam PTK populasi
dan sempelnya tidak terlalu canggih sebagaimana penelitian pada umumnya.
Metodologi dalam PTK bersifat longgar dan fleksibel tidak terlalu mengedepankan
pembukuan instrumen. Namun, sebagai kajian ilmiah pengumpulan data dalam PTK
tetap dilakukan dengan menekankan objektifitas. Tujuan PTK bukan menemukan
pengetahuan baru yang dapat digeneralisasikan, tetapi bersifat pragmatis dan
praktis, yakni memperbaiki atau meningkatkan mutu PBM dikelas. Solusi terhadap
masalah-masalah yang digarap di dalam suatu kegiatan PTK tdak untuk
digeneralisasikan secara langsung. Jadi, setiap msalah yang muncul harus segera
dicarikan solusinya untuk saat itu dan kondisi dan konteks saat iru pula. Tidak
harus menunggu suatu cara penyelesaian yang dapat berlaku umum di setiap
situasi, konidsi, dan konteks. Namun demikian, tidak berarti PTK tidak dapat
menemukan solusi yang bersifat general. Dari kegiatan PTK yang berkesinambungan
dan terorganisasi dengan baik, pola situasi umum untuk beberapa masalah akan
muncul sehingga generalisasi hasil suatu kegiatan PTK mungkin juga dicapai
tetapi setelah melalui beberapa kegiatan PTK.
8. Participatory (collaborative). PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan
bermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat. Jadi, dalam PTK perlu ada
partisipaasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan
untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK. Kolaborasi dalam pelaksanaannya,
seperti antara guru dengan rekan sejawat, guru dengan kepala sekolah, guru
dengan widyaswara dengan dosen dan guru dengan pengawas.
9. Peneliti sekaligus sebagai praktis yang
melakukan refleksi. Kegiatan penting lainnya dalam PTK adalah adanya reflesi.
Dalam refleksi ini banyak hal yang harus dilakukan, yaitu mulai dari
mengevaluasi tindakan sampai dengan memutuskan apakah masalah itu tuntas atau
perlu tindakan lain dalam siklus berikutnya. Refleksi adalah merenungkan apa
yang sudah kita kerjakan baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Sebenarnya
kegiatan refleksi ini sering dilakukan guru tanpa guru itu menyadarinya.
Sebagai contoh refleksi yang sering dilakukan oleh guru adalah pada saat
seorang guru mengeluhkan tingkah laku negatif seorang siswa atau sekelompok
siswa di dalam kelas ketika proses belajar mengajar. Dengan melakukan kegiatan
refleksi menyebabkan munculnya berbagai pertanyaan pada diri seorang guru,
seperti: jangan-jangan ia mengajar kurang baik, atau jangan-jangan
penampilannya kurang disukai siswa, atau jangan-jangan siswa merasa bosan
dengan pelajarang yang ia ajarkan, atau jangan-jangan siswa kurang tertarik
kepada pelajaran itu, atau seterusnya. Jadi sebenarnya guru sering sekali
melakukan kegiatan refleksi terhadapr apa yang terjadi dalam PBM di kelasnya
itu guru tersebut tertarik untuk mencari solusinya dengan melakukan kegiatan
PTK atau keluhan-keluhan tersebut berlalu begitu saja.
10. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan
beberapa siklus di mana dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan
(planing), tidakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi
(reflection) dan selanjutnya diulang kembali beberapa siklus.
Sedangkan menurut Richart Winter, ada 6 karakteristik PTK:
1. Kritik refleksi; salah satu langkan dalam
penelitian kualitatif pada umumnya, dan khususnya PTK ialah adanya upaya
refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi.
2. Kritik dialektik; peneliti melakukan kritik
terhadap fenomena yang di telitinya.
3. Kolaboratif; di dalam PTK diperlukan adanya
suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega,
mahasiswa, peserta didik dan sebagainya. Ke semuanya itu di harapkan dapat di
jadikan sumber data atau data sumber.
4. Resiko; dengan adanya ciri resiko di
harapkan dan di tuntut agar peneliti berani mengambil resiko, terutama pada
aktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin ada di antaranya (a)
melesetnya hipotesis dan (b) adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi
5. Susunan jamak; bahwa fenomena yang diteliti
harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif.
6. Internalisasi Teori dan Praktik; Menurut
pandangan para ahli PTK bahwa antara teori dan praktik bukan merupakan dua
dunia yang berlainan. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tahap yang berbeda,
yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung transformasi.
Jadi, karakteristik PTK yang paling jelas
adalah bahwa penelitian ini bukan sekedar ingin tahu persoalan, tapi
ingin mencari solusi persoalan dalam rangka memperbaiki keadaan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ditinjau dari berbagai aspek, penelitian
memiliki berbagai macam jenis, yang perlu kita ketahui, diantaranya: (1)
Menurut tujuannya, yaitu penelitian eksploratif, deskriptif, eksperimen dan
evaluasi, (2) Menurut model penelitiannya, yaitu, penelitian kualitatif dan
kuantitatif, (3) Menurut ketersediaan data, ada penelitian eksperimen dan non
eksperimen, (4) Berdasarkan manfaatnya, ada penelitian terapan dan penelitian
dasar, dan (5) Menurut tempat, yaitu ada penelitian laboratorium, lapangan dan
perpustakaan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
salah satu penelitian yang dapat digunakan sebagai ajang pembelajaran yang
terbaik bagi guru. Seorang guru akan menjadi guru yang luar biasa, ketika ia
mampu melaporkan penelitiannya dalam bentuk karya tulis ilmiah. Karena
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merukan suatu tindakan yang digunakan oleh guru
didalam kelas guna meningkatkan dan memperbaiki praktek-praktek pembelajaran
agar lebih baik, professional dan bermutu.
B.
Saran
Alhamdulillah
akhirnya makalah ini berhasil kami susun. Kami sadar dalam proses penyusunan
hingga tersusunnya makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami akan sangat menghargai kritik dan saran dari rekan-rekan semua, agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat memberikan ,manfaat bagi kita semua. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas:
Untuk Guru Bandung: CV Yrama Widya.2009.
Kartini, Kartono. Pengantar Metodologi
Riset Sosial Bandung: Mandar Maju.1996.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.2013.
Mahmud. Penelitian Tindakan Kelas Teori
dan Praktik Bandung: Tsabita.2008
Moh. Nazir. Metode Penelitian Jakarta:
Ghalia Indonesia.2003.
Nizar, Ahmad. Metode Penelitian
Pendidikan Bandung: Ciputaska Media.2016.
Prasetyo. Metode Penelitian
Kuantitatif;Teori dan Aplikasi Jakarta: Raja Grafindo Persada.2003.
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar