MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS UNTUK PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI


PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS UNTUK PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI
D
I
S
U                                                       
S
U
N
     Oleh:
    Kelompok 5
       NAMA                                                                  NIM
Dedek Safitri                                                           1620500004
Delfianis                                                                  1620500008
Khusyairi Ahmad Hasibuan                                    1620500020
Putri Yanti                                                               1620500028
   Dosen Pengampu:
Nashran Azizan, M.Pd
Description: C:\Users\WINDOWS10\Pictures\iain\IMG-20181218-WA0008.jpg
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2019



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, berkat taufik dan hidayahnya makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah yang menjadi petunjuk serta rahmat bagi seluruh alam.
Atas perhatian dan kesempatan yang telah diberikan untuk membuat makalah ini penulis ucapkan terimakasih kepada ibu Nashran Azizan M.Pd Selaku dosen mata kuliah PEMBELAJARAN IPS.Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberi masukan untuk makalah ini.
Adapun makalah ini yang berjudul”Pengembangan Pembelajaran IPS untuk Pendidikan Tingkat SD/MI”.Semoga dengan adanya makalah ini, kita semua dapat mengetahui, mempelajari, dan menambah pengetahuan kita.Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari ibu dan teman-teman sekalian.
















DAFATAR ISI

KATA PENGANTA.......................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A.       Latar Belakang.......................................................................... 1
B.       Rumusan Malalah...................................................................... 1
C.       Tujuan Makalah......................................................................... 1
D.       Manfaat Makalah...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.       Kompetensi Dasar..................................................................... 2
B.       Pengertian Teori Kognitivisme............................................. ….2
C.       Jenis-jenis Media Pembelajaran............................................ ….3
D.       Model Pembelajaran Discovery Learning............................ ….5  
E.        Penilaian Autentik..................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan............................................................................... 8
B.        Saran ........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 9













BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
                        Perencanaan pembelajaran adalah suatu cara yang memuaskan yang disertai langkah-langkah antisipastif sebagai penjabaran kurikulum(yang diberlakukan sekolah kedalam kegiatan pembelajaran dikelas melalui proses berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan prilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada, guna menghasilkan dokumen tertulis yang dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Jika perencanaan pembelajaran dianggap sebagai suatu sistem, maka didalam nya harus memiliki komponen-komponen yang berproses sesuai dengan fungsinya hingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.
                        Dalam proses perencanaan pembelajaran dibutuhkan adanya media, model, strategi, dan pendekatan, sehingga proses pembelajaran tercapai sesuai yang di inginkan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah kompetensi dasar yang digunakan?
2.      Apa teori yang digunakan?
3.      Apakah media yang digunakan?
4.      Apa model yang digunakan?
5.      Apa penilaian yang digunakan?
C.    Tujuan Makalah
1.      Untuk mengetahui kompetensi dasar yang digunakan
2.      Untuk mengetahui teori yang digunakan
3.      Untuk mengetahui media apa yang digunakan
4.      Untuk mengetahui model apa yang digunakan
5.      Untuk mengetahui penilaian yang digunakan
D.    Manfaat Makalah
1.      Pembaca dapat mengetahui informasi seputar dunia pendidikan
2.      Penulis dapat memahami dan mengerti pembuatan karya ilmiah
3.      Membantu memiliki pola pikir dan cara pandang yang luas



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kompetensi Dasar
Wina Sanjaya menyebutkan bahwa kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasan berfikir dan bertindak.Adapun kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu.Dengan demikian, dalam suatu mata pelajaran terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai sebagai kriteria pencapaian standar kompetensi.Sementara itu, dengan mengutip pendapat Camsiatin, Sa’dun Akbar menerangkan bahwa kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.Penegetian ini sejalan dengan penjelasan Kunandar bahwa dalam konteks kurikulum yang berbasis kompetensi, kompetensi dasar merupakan kompetensi yang dipelajari siswa untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
Kompetensi dasar yang dibahas pada makalah ini ialah kompetensi dasar kelas III SD semester 1 yaitu 1.1menceritakan lingkungan alam dan buatan disekitar rumah dan sekolah.

B.     Pengertian Teori Kognitivisme
Secara bahasa kognitif berasal dari bahasa latin “Cogitare artinya berfikir. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kognitif berarti segala sesuatu yang berhubungan atau melibatkan kognisi, atau berdasarkan pengetahuan faktual yang empiris.Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif ini menjadi popular salah satu wilayah psikologi, baik psikologi perkembangan maupun psikologi pendidikan.Dalam psikologi, kognitif mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental manusia yang berhubngan dengan masalah pengertian, pemahaman, perhatian, menyangka, mempertimbangkan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, berfikir, kyakinan dan sebagainya.
Dalam istilah pendidikan, kognitif didefenisikan sebagai satu teori diantara teori-teori yang memahami belajar merupakan pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan presepsi untuk memperoleh pemahaman. Menurut kognitif Jean Piaget, mengemukakan bahwa proses belajar akan terjadi apabila ada aktivitas individu berinteraksi dengan lingkungan social dan lingkungan fisiknya. Pertumbuhan dan perkembangan individu merupakan suatu proses social. Individu tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai bagian dari kelompok social.Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar.[1]

C.    Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dengan kata lain, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan atau penerima pesan. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem,  maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak bisa berlangsung secara optimal.[2]
Sedangkan menurut Susanto media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk memudahkan, memperlancarkan komunikasi guru dan siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan berhasil dengan baik.[3]
Berikut jenis-jenis media pembelajaran:
1.      Media cetak
Buku cetak merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai sarana dalam aktivitas belajar.Buku cetak juga dipandang sebagai jenis media yang mudah terjangkau biayanya dan memiliki sifat fleksibel bagi pengguaanya.Peserta didik dapat memanfaatkan media cetak dimana saja, kapan saja.
2.      Media Audio
Media ini memanfaatkan unsur suara untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan pada pengguannya.Media audio banyak digunakan untuk melatih kemampuan pidato dan melatih dalam menggunakan bahasa asing.Program rekaman suara atau audio merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada penggunanya.Medium audio biasanya digunakan utuk tujuan melatih mengembangkan kemampuan seseorang dalam mendengar dan memahami informasi dan pengetahuan yang dikomunikasikan melalui unsur informasi.Media audiotelah digunakan secara luas untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada individu dan kelompok pemirsa.Media ini merupakan media yang cukup popular untuk digynakan dalam mempelajari dan menjelaskan informasi dan pengetahuan tertentu, khususnya bahasa dan seni.
3.      Media Vidio
Media video tergolong dalam media audio visual yang mampu menayangkan pesan dan informasi melalui unsur gambar dan suara yang disampaikan secara simultan.Keunggalan ini membuat media video sangat banyak digunakan sebagai sarana untuk memperoleh dan mengomunikasikan pesan secara lengkap.Dengan keunggulan sebagai media audio visual, media vidio mampu memperlihatkan, objek, tempat, dan peristiwa dalam format gambar bergerak secara konfrehensif.Media video telah banyak digunakan untuk berbagai keperluan komunikasi mulai dari bidang hiburan sampai pendidikan dan pembelajaran.
                        Media audiovisual merupakan media yang tepat digunakan dalam pembelajaran ini, karena media audiovisual media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik. Penggunaan media audiovisual pada siswa SD/MI karena anak-anak dominan tertarik pada keadaan yang sering dijumpai disekitarnya, seperti: sawah, sungai dll. Dengan menggunakan media ini guruakan lebih mudah mengulang kembali proses pembelajaran jika siswa masih kurang memahami materi yang telah dijelaskan.



D.    Model pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran adalah acuan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola-pola tertentu secara sistematis. Model pembelajaran pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: pertama, memiliki prosedur yang sistematis, kedua hasil belajar diterakan secara khusu, ketiga, penetapan lingkungan secara khusus, ke empat, memiliki ukuran keberhasilan tertentu, kelima, suatu model mengajar menetapkan cara yang memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan.
Pada umumnya, mempelajari model-model pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran, yaitu model pembelajaran interaksi social, model pemprosesan informasi, model personal, dan model pembelajaran modifikasi tingkahlaku (behavioral). Joyc dan weil berpendapat, bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau di keluar kelas.[4]
Discovery learning merupakan model pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang bermakna dalam pembelajaran. Sedangkan menurut saefuddin model pembelajaran discovery learning adalah sebuah proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan. Siswa diharapkan mengorganisaskan sendiri pengalaman belajarnya.Siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, menelaah, menganalisis, mengkategorikan, dan mengintegrasikan bahan suatu pelajaran yang dijelaskan oleh guru dan mampu untuk membuat suatu kesimpulannya.Artinya suksesnya suatu pembelajaan tersebut disebabkan adanya interaksi yang membuat siswa dapat aktif dalam menerima ilmu dari guru.Guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep maupun teori melalui contoh-contoh yang mereka jumpai dilingkungan.[5]
Model Discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan inquiry dan problem solving. Discovery learning lebih menekankan pada penemuan konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui masalah apa yang dihadapi pada siswa seperti masalah yang direkayasa oleh guru sedangkan inquiry masalah bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengarahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan didalam masalah itu melalui proses penelitian. Sedangkan problem solving lebih memberikan tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah.
Penggunaan Discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Didalam prose belajar, bruner mmentingkan partisipasi aktif dari tiap siswa dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan, untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan mempasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Dalam discovery learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.[6]
Model pembelajaran discovery learning ini merupakan model yang tepat digunakan dalam pembelajaran IPS dengan kompetensi Dasar 1.1 menceritakan alam buatan disekitar rumah.Pada model ini siswa mampu mengobservasi keadaan lingkungan buatan yang ada disekitarnya dengan bimbingan guru. Guru menggunakan model ini agar siswa aktif, kreatif dan menunjukkan suatu imajinasi dan rasa ingin tahu serta bagaimana kepeduliannya terhadap lingkungan alam yang ada disekitarnya. Siswa dilibatkan mampu mendapatkan temuan-temuan dari hasil pemikiran yang kreatif dan saling kerjasama antara kelompok yang telah ditentukan oleh guru.[7]

E.     Penilaian Autentik
Penilaian autentik dari pendapat kunandar merupakan suatu kegiatan di dalamnya menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntunan kompetensi. Menurut wahyuni penilaian autentik mempunyai 6 macam, yaitu: (1) penilaian kinerja, (2) portofolio, (3) proyek, (4) teman sejawat, (5) diri, (6) sikap. Penilaian autentik dinamakan penilaian kinerja atau penilaian berbasis kinerja, sebab dalam penilaian ini secara langsung mengukur performance( kinerja ) nyata siswa dalam hal-hal tertentu, siswa diminta mengerjakan tugas yang bermakna dengan menggunakan dunia nyata atau autentik tugas atau konteks. Penilaian autentik dikatakan penilaian alternative karena dapat difungsikan sebagai alternative untuk menggantikan penilaian tradisional.Penilaian autentik dikatakan penilaian karena memberikan lebih banyak bukti langsung dari aplikasi bermakna pengetahuan dan keterampilan dalam konteks dunia nyata.[8]
Penilaian autentik memperhaikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetehuan dan keterampilan. Hal ini sejalan orientasi kurikulum 2013, yakni terjadinya peningkatan dan keseimbanagan antara kompetensi sikap( attitude) keterampilan(skill) pengetahuan( know ladge). Dimana pada jenjang SD/MI penilaian autentik hendaknya lebih menekankan pada kompetensi dasar.Hal ini pada jenjang pendidikan SD/MI, penanaman kompetensi sikap harus benar-benar menjadi penekanaan dan perhatian, sehingga ketika peserta didik melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sudah memiliki pondasi sikap yang kuat dan dijenjang yang lebih tinggi tinggal memperdalam kompetensi pengetahuan dan keterampilannya.[9]




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sebelum memulai proses pembelajaran pendidik harus terlebih dahulu menyiapkan teori, media, model pembelajaran yang cocok yang akan digunakan pada materi pelajaran. Dibutuhkan adanya media, model, teori, agar pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terlaksana sesuai dengan yang diinginkan. Pendidik juga harus mampu menguasai teori, model, media yang akan dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran. Dengan memahami proses tersebut, siswa akan lebih mudah memahami tujuan dari pelajaran yang akan dilaksanakan.

B.     Saran
Bagi calon pendidik dengan adanya tugas makalah ini, mereka mampu menentukan atau memilih model, teori, dan media yang akan digunakannya. Calon pendidik mampu menigkatkan pemahaman  dan wawasan pengetahuan yang akan disampaikan. Makalah ini juga jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan agar para pembaca memberikan kritik serta saran yang bersifat membangun dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.






DAFTAR PUSTAKA
Sutarto.2017. Teori Kognitif dan Implementasinya dalam Pembelajaran.Vol. 1 no. 2.Tersedia online https://journal.staincurup.ac.id/index.php/JBK/article/download/331/pdf.Diakse pada tanggal 18 Maret 2019.Pukul 15:27 WIB.
Setiawan,Deny. Pendidikan Ilmu Pengetahun Sosial, (Medan: UNIMED PRESS: 2013)
Lubis,Maulana Arafat. Pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21, (AKASHA SAKTI: Medan, 2018)
Prastowo,Andy. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) tematik terpadu implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI ( Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP 2015)



[1]Sutarto.2017. Teori Kognitif dan Implementasinya dalam Pembelajaran.Vol. 1 no. 2.Tersedia online https://journal.staincurup.ac.id/index.php/JBK/article/download/331/pdf.Diakse pada tanggal 18 Maret 2019.Pukul 15:27 WIB.

[2]Deny Setiawan, Pendidikan Ilmu Pengetahun Sosial, (Medan: UNIMED PRESS: 2013), hlm. 184
[3]Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn di SD/MI Implementasi Pendidikan Abad 21, (AKASHA SAKTI: Medan, 2018), hlm. 157
[4]Andi prastowo, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) tematik terpadu implementasi kurikulum 2013 untuk SD/MI ( Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP 2015) Hlm.239
[5]Op. Cit. Maulana Arafat, Hlm. 33
[6]Op. Cit. Deny setiawan, hlm. 262.
[7]Kelompok 5
[8]Op. Cit, Maulana Arafat, Hlm. 113.
[9]Op. Cit andi prastowo, Hlm. 365

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL