PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN IPS UNTUK PENDIDIKAN TINGKAT SD/MI
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 5
NAMA NIM
Dedek
Safitri 1620500004
Delfianis 1620500008
Khusyairi
Ahmad Hasibuan 1620500020
Putri
Yanti 1620500028
Dosen Pengampu:
Nashran
Azizan, M.Pd
PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah swt, berkat taufik dan hidayahnya makalah ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah
yang menjadi petunjuk serta rahmat bagi seluruh alam.
Atas perhatian dan kesempatan yang telah diberikan
untuk membuat makalah ini penulis ucapkan terimakasih kepada ibu Nashran Azizan
M.Pd Selaku dosen mata kuliah PEMBELAJARAN IPS.Rekan-rekan mahasiswa yang telah
memberi masukan untuk makalah ini.
Adapun makalah ini yang berjudul”Pengembangan
Pembelajaran IPS untuk Pendidikan Tingkat SD/MI”.Semoga dengan adanya makalah
ini, kita semua dapat mengetahui, mempelajari, dan menambah pengetahuan
kita.Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari ibu
dan teman-teman sekalian.
DAFATAR ISI
KATA PENGANTA..........................................................................
i
DAFTAR
ISI.......................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................
1
A. Latar
Belakang..........................................................................
1
B. Rumusan
Malalah......................................................................
1
C. Tujuan
Makalah.........................................................................
1
D. Manfaat
Makalah......................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kompetensi
Dasar..................................................................... 2
B. Pengertian
Teori Kognitivisme............................................. ….2
C. Jenis-jenis
Media Pembelajaran............................................ ….3
D. Model
Pembelajaran Discovery Learning............................ ….5
E.
Penilaian Autentik..................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 8
B.
Saran ........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perencanaan
pembelajaran adalah suatu cara yang memuaskan yang disertai langkah-langkah
antisipastif sebagai penjabaran kurikulum(yang diberlakukan sekolah kedalam
kegiatan pembelajaran dikelas melalui proses berfikir secara rasional tentang
sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan prilaku serta
rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan
pembelajaran dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada,
guna menghasilkan dokumen tertulis yang dapat dijadikan sebagai acuan dan
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Jika perencanaan pembelajaran
dianggap sebagai suatu sistem, maka didalam nya harus memiliki
komponen-komponen yang berproses sesuai dengan fungsinya hingga tujuan
pembelajaran tercapai secara optimal.
Dalam
proses perencanaan pembelajaran dibutuhkan adanya media, model, strategi, dan
pendekatan, sehingga proses pembelajaran tercapai sesuai yang di inginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
kompetensi dasar yang digunakan?
2. Apa
teori yang digunakan?
3. Apakah
media yang digunakan?
4. Apa
model yang digunakan?
5. Apa
penilaian yang digunakan?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk
mengetahui kompetensi dasar yang digunakan
2. Untuk
mengetahui teori yang digunakan
3. Untuk
mengetahui media apa yang digunakan
4. Untuk
mengetahui model apa yang digunakan
5. Untuk
mengetahui penilaian yang digunakan
D. Manfaat Makalah
1. Pembaca
dapat mengetahui informasi seputar dunia pendidikan
2. Penulis
dapat memahami dan mengerti pembuatan karya ilmiah
3. Membantu
memiliki pola pikir dan cara pandang yang luas
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kompetensi
Dasar
Wina Sanjaya
menyebutkan bahwa kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasan berfikir dan
bertindak.Adapun kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dicapai
peserta didik dalam penguasan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam
kelas pada jenjang pendidikan tertentu.Dengan demikian, dalam suatu mata
pelajaran terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai sebagai
kriteria pencapaian standar kompetensi.Sementara itu, dengan mengutip pendapat Camsiatin,
Sa’dun Akbar menerangkan bahwa kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang
harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.Penegetian ini
sejalan dengan penjelasan Kunandar bahwa dalam konteks kurikulum yang berbasis
kompetensi, kompetensi dasar merupakan kompetensi yang dipelajari siswa untuk
suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
Kompetensi dasar
yang dibahas pada makalah ini ialah kompetensi dasar kelas III SD semester 1
yaitu 1.1menceritakan lingkungan alam dan buatan disekitar rumah dan sekolah.
B.
Pengertian
Teori Kognitivisme
Secara bahasa
kognitif berasal dari bahasa latin “Cogitare artinya berfikir. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia, kognitif berarti segala sesuatu yang berhubungan atau
melibatkan kognisi, atau berdasarkan pengetahuan faktual yang empiris.Dalam
perkembangan selanjutnya, istilah kognitif ini menjadi popular salah satu
wilayah psikologi, baik psikologi perkembangan maupun psikologi
pendidikan.Dalam psikologi, kognitif mencakup semua bentuk pengenalan yang
meliputi setiap perilaku mental manusia yang berhubngan dengan masalah
pengertian, pemahaman, perhatian, menyangka, mempertimbangkan, pengolahan
informasi, pemecahan masalah, berfikir, kyakinan dan sebagainya.
Dalam
istilah pendidikan, kognitif didefenisikan sebagai satu teori diantara
teori-teori yang memahami belajar merupakan pengorganisasian aspek-aspek
kognitif dan presepsi untuk memperoleh pemahaman. Menurut kognitif Jean Piaget,
mengemukakan bahwa proses belajar akan terjadi apabila ada aktivitas individu
berinteraksi dengan lingkungan social dan lingkungan fisiknya. Pertumbuhan dan
perkembangan individu merupakan suatu proses social. Individu tidak
berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai
bagian dari kelompok social.Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif
memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar.
C.
Jenis-Jenis
Media Pembelajaran
Media berasal
dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara
atau pengantar. Dengan kata lain, media adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim pesan atau penerima pesan. Proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem,
maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai
salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak terjadi
dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak bisa berlangsung
secara optimal.
Sedangkan
menurut Susanto media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam
proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk memudahkan, memperlancarkan
komunikasi guru dan siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan
berhasil dengan baik.
Berikut jenis-jenis media
pembelajaran:
1. Media
cetak
Buku cetak
merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai sarana dalam aktivitas
belajar.Buku cetak juga dipandang sebagai jenis media yang mudah terjangkau
biayanya dan memiliki sifat fleksibel bagi pengguaanya.Peserta didik dapat
memanfaatkan media cetak dimana saja, kapan saja.
2. Media
Audio
Media ini
memanfaatkan unsur suara untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan pada
pengguannya.Media audio banyak digunakan untuk melatih kemampuan pidato dan
melatih dalam menggunakan bahasa asing.Program rekaman suara atau audio
merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada penggunanya.Medium audio biasanya
digunakan utuk tujuan melatih mengembangkan kemampuan seseorang dalam mendengar
dan memahami informasi dan pengetahuan yang dikomunikasikan melalui unsur
informasi.Media audiotelah digunakan secara luas untuk menyampaikan informasi
dan pengetahuan kepada individu dan kelompok pemirsa.Media ini merupakan media
yang cukup popular untuk digynakan dalam mempelajari dan menjelaskan informasi
dan pengetahuan tertentu, khususnya bahasa dan seni.
3. Media
Vidio
Media video
tergolong dalam media audio visual yang mampu menayangkan pesan dan informasi
melalui unsur gambar dan suara yang disampaikan secara simultan.Keunggalan ini
membuat media video sangat banyak digunakan sebagai sarana untuk memperoleh dan
mengomunikasikan pesan secara lengkap.Dengan keunggulan sebagai media audio
visual, media vidio mampu memperlihatkan, objek, tempat, dan peristiwa dalam
format gambar bergerak secara konfrehensif.Media video telah banyak digunakan
untuk berbagai keperluan komunikasi mulai dari bidang hiburan sampai pendidikan
dan pembelajaran.
Media audiovisual
merupakan media yang tepat digunakan dalam pembelajaran ini, karena media
audiovisual media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik. Penggunaan media audiovisual pada siswa
SD/MI karena anak-anak dominan tertarik pada keadaan yang sering dijumpai
disekitarnya, seperti: sawah, sungai dll. Dengan menggunakan media ini guruakan
lebih mudah mengulang kembali proses pembelajaran jika siswa masih kurang
memahami materi yang telah dijelaskan.
D. Model pembelajaran Discovery Learning
Model
pembelajaran adalah acuan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola-pola
tertentu secara sistematis. Model pembelajaran pada umumnya memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: pertama, memiliki prosedur yang sistematis, kedua hasil
belajar diterakan secara khusu, ketiga, penetapan lingkungan secara khusus, ke
empat, memiliki ukuran keberhasilan tertentu, kelima, suatu model mengajar
menetapkan cara yang memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan
lingkungan.
Pada umumnya,
mempelajari model-model pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang
dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran, yaitu model pembelajaran
interaksi social, model pemprosesan informasi, model personal, dan model
pembelajaran modifikasi tingkahlaku (behavioral).
Joyc dan weil berpendapat, bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka
panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau di keluar kelas.
Discovery learning
merupakan model pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang bermakna dalam
pembelajaran. Sedangkan menurut saefuddin model pembelajaran discovery learning
adalah sebuah proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak disajikan dalam
bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan. Siswa diharapkan mengorganisaskan
sendiri pengalaman belajarnya.Siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan
menghimpun informasi, menelaah, menganalisis, mengkategorikan, dan
mengintegrasikan bahan suatu pelajaran yang dijelaskan oleh guru dan mampu
untuk membuat suatu kesimpulannya.Artinya suksesnya suatu pembelajaan tersebut
disebabkan adanya interaksi yang membuat siswa dapat aktif dalam menerima ilmu
dari guru.Guru juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep maupun teori melalui contoh-contoh yang mereka jumpai dilingkungan.
Model Discovery learning mempunyai prinsip
yang sama dengan inquiry dan problem solving. Discovery learning lebih menekankan pada penemuan konsep atau
prinsip yang sebelumnya tidak diketahui masalah apa yang dihadapi pada siswa
seperti masalah yang direkayasa oleh guru sedangkan inquiry masalah bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus
mengarahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan
didalam masalah itu melalui proses penelitian. Sedangkan problem solving lebih
memberikan tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah.
Penggunaan Discovery learning, ingin merubah
kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Didalam prose belajar,
bruner mmentingkan partisipasi aktif dari tiap siswa dan mengenal dengan baik
adanya perbedaan kemampuan, untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan
mempasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Dalam discovery learning bahan ajar tidak
disajikan dalam bentuk akhir siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan
menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,
mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Model
pembelajaran discovery learning ini
merupakan model yang tepat digunakan dalam pembelajaran IPS dengan kompetensi
Dasar 1.1 menceritakan alam buatan disekitar rumah.Pada model ini siswa mampu
mengobservasi keadaan lingkungan buatan yang ada disekitarnya dengan bimbingan
guru. Guru menggunakan model ini agar siswa aktif, kreatif dan menunjukkan
suatu imajinasi dan rasa ingin tahu serta bagaimana kepeduliannya terhadap
lingkungan alam yang ada disekitarnya. Siswa dilibatkan mampu mendapatkan
temuan-temuan dari hasil pemikiran yang kreatif dan saling kerjasama antara
kelompok yang telah ditentukan oleh guru.
E.
Penilaian
Autentik
Penilaian
autentik dari pendapat kunandar merupakan suatu kegiatan di dalamnya menilai
peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses
maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan
tuntunan kompetensi. Menurut wahyuni penilaian autentik mempunyai 6 macam,
yaitu: (1) penilaian kinerja, (2) portofolio, (3) proyek, (4) teman sejawat,
(5) diri, (6) sikap. Penilaian autentik dinamakan penilaian kinerja atau
penilaian berbasis kinerja, sebab dalam penilaian ini secara langsung mengukur performance( kinerja ) nyata siswa dalam
hal-hal tertentu, siswa diminta mengerjakan tugas yang bermakna dengan
menggunakan dunia nyata atau autentik tugas atau konteks. Penilaian autentik
dikatakan penilaian alternative karena dapat difungsikan sebagai alternative untuk
menggantikan penilaian tradisional.Penilaian autentik dikatakan penilaian
karena memberikan lebih banyak bukti langsung dari aplikasi bermakna
pengetahuan dan keterampilan dalam konteks dunia nyata.
Penilaian
autentik memperhaikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap,
pengetehuan dan keterampilan. Hal ini sejalan orientasi kurikulum 2013, yakni
terjadinya peningkatan dan keseimbanagan antara kompetensi sikap( attitude)
keterampilan(skill) pengetahuan( know ladge). Dimana pada jenjang SD/MI penilaian
autentik hendaknya lebih menekankan pada kompetensi dasar.Hal ini pada jenjang
pendidikan SD/MI, penanaman kompetensi sikap harus benar-benar menjadi
penekanaan dan perhatian, sehingga ketika peserta didik melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi sudah memiliki pondasi sikap yang kuat dan dijenjang yang
lebih tinggi tinggal memperdalam kompetensi pengetahuan dan keterampilannya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebelum
memulai proses pembelajaran pendidik harus terlebih dahulu menyiapkan teori,
media, model pembelajaran yang cocok yang akan digunakan pada materi pelajaran.
Dibutuhkan adanya media, model, teori, agar pelaksanaan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial terlaksana sesuai dengan yang diinginkan. Pendidik juga
harus mampu menguasai teori, model, media yang akan dilaksanakan dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan memahami proses tersebut, siswa akan lebih mudah
memahami tujuan dari pelajaran yang akan dilaksanakan.
B.
Saran
Bagi calon pendidik dengan adanya tugas makalah ini,
mereka mampu menentukan atau memilih model, teori, dan media yang akan
digunakannya. Calon pendidik mampu menigkatkan pemahaman dan wawasan pengetahuan yang akan
disampaikan. Makalah ini juga jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis
mengharapkan agar para pembaca memberikan kritik serta saran yang bersifat
membangun dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar