MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH MANAJEMEN IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBINAAN AKHLAK


MANAJEMEN IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI PALUTA TEPATNYA DI DESA PADANG BULAN
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
NAMA                                                NIM
ERNIATI HARAHAP                       1620100097

DOSEN PEMBIMBING :
Drs.Syafnan M. Pd

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
2018

KATA PENGANTAR

Segala pujian dan rasa syukur masih tetap tercurahkan atas kehadirat dzat pencipta semesta alam yang masih memberikan taufiq serta inayahnya, sehingga saya masih dapat menyelesaikan makalah yang diberikan oleh bapak dosen pengampu dari mata kuliah manajemen yang berjudul “MANAJEMEN IBU RUMAH TANGGA DALAM  PEMBINAAN AKHLAK DI PALUTA TEPATNYA DI DESA PADANG BULAN” tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
Saya juga ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak dosen pengampuh, kepada teman-teman dan khususnya kepada masyarakat desa padang bulan yang sudah ikut membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dalam penyusunan maupun dalam segi isi, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran agar pembuatan makalah lebih baik kedepannya.




Padangsidimpuan, 20 Mei 2018














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i
       DAFTAR ISI............................................................................................ ii
A.    PENDAHULUAN .............................................................................. 1   
B.     PEMBAHASAN
1.      Manajemen Dalam Rumah Terhadap Diri Sendiri  ........................ 2     
2.      Manajemen Dalam Rumah Terhadap Anak   ..................................4  
3.      Manajemen Ibu Rumah Tangga Dalam Membina Akhlak Ketika Menghadiri Kegiatan di Luar Rumah ......................................................................................................   7
C.     PENUTUP
1.      Kesimpulan  .................................................................................  11
DAFTAR ISI ....................................................................................... 12


















A.    PENDAHULUAN
                    Pendidikan dalam keluarga merupakan tahap awal dalam upaya pembentukan kepribadian tersebut, karena keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, dan di keluargalah anak mendapat bimbingan dan dan pembinaan dari segala macam fungsi  jiwanya, sehingga orang tua sebagai pondasi bagi anak–anaknya dalam menjalankan hidup dan kehidupannya sehari–hari, sehingga diharapkan terbentuk sikap mental anak yang sesuai dengan tuntutan syari’at islam.
                    Pembinaan akhlak sangatlah penting di tanamkan sejak dini baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur. Ibu merupakan sosok yang penting dalam keluarga. Lazimnya seluruh kebutuhan dan pemeliharaan rumah tangga di atur oleh seorang ibu. “Ibu rumah tangga adalah wanita yang lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dan mempersembahkan waktunya tersebut untuk mengasuh dan mengurus anak–anaknya menurut pola yang diberikan masyarakat umum.[1]
                    Sejatinya, ibu dikatakan ideal dalam Islam yaitu mampu mendidik anak dengan nilai – nilai keislaman. Pribadi berkualitas tidak dan berakhlak mulia tidak datang sendirinya, tetapi ada semacam latihan -latihan kebiasaan yang baik akan berakibat baik.
 Berkaitan dengan hal tersebut akan dikaji secara mendalam mengenai Manajemen Ibu Rumah Tangga dalam Membina Akhlak yang berkaitan dengan:
1.      Manajemen dalam rumah terhadap diri sendiri dan terhadap anak.
2.      Manajemen ibun rumah tangga dalam membina akhlak ketika menghadiri kegiatan diluar rumah :
a.       Kegiatan kebahagiaan
b.      Kegiatan musibah
c.       Kegiatan yang di agendakan pemerintah setempat

B.     PEMBAHASAN
1.      Manajemen Dalam Rumah Terhadap Diri Sendiri
a.        Manajemen diri sendiri sangat penting bagi setiap orang, Karena manajemen diri dapat mengarahkan seseorang agar mampu berfikir terus menerus terhadap kebaikan. Seperti halnya dalam dalam sebuah organisasi, manajemen dalam rumah tangga juga memerlukan visi dan misi bagaimana cara mengatur suatu rumah tangga yang menjadi rumah tangga yang harmonis dan seimbang. Hal yang perlu ditekankan dan diingat adalah :
      Yang pertama adalah baik suami atau istri, orang tua dan anak harus sama–sama mendambakan home sweet home dalam artian sebuah rumah haruslah menjadi suatu tempat yang menyenangkan, tempat melepas beban yang menumpuk sekaligus tempat yang mengasyikkan untuk memikirkan sekaligus memecahkan masalah di luar rumah.
      Yang kedua adalah pembagian kerja setiap anggota keluarga haruslah mempunyai tugas masing – masing. Contohnya setelah bangun pagi, tugas tugas pertama yang dilakukan oleh anak adalah merapikan tempat tidur, sementara ibu adalah memasak dan ayah bertugas untuk menyapu halaman. Dan dengan adanya pembagian tugas ini maka dalam permasalahan dalam rumah tangga akan menjadi teratasi.[2]
      Dengan adanya pembagian tugas serta penjelasan tugas – tugas sudah dijelaskan maka hal terakhir yang harus dilakukan adalah menciptakan suatu tim yang kompak, yang dalam hal ini adalah tim yang bernama keluarga. Sebuah pembagian tugas tidak akan berjalan lancar jika dalam suatu rumah tangga, antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya tidak kompak atau saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Maka dari itu , kekompakan dalam suatu rumah tangga juga sangat menentukan berhasil atau tidaknya manajemen dalam rumah tangga.
Prinsip-prinsip manajemen dalam rumah tangga:
1)      Planning
        Perencanaan diawali dengan mengidentifikasi tugas – tugas, misalnya membagi tugas rumah tangga ke dalam 4 – 5 kategori bisa dikembangkan sesui kebutuhan. Contohnya tugas dapur, tugas pekarangan, tugas cucian. Dari semua tugas yang telah diklasifikasikan tentukan skala proritasnya dalam mengerjaknnya, tugas kurang penting dikerjakan setelah tugas penting selesai, dan tugas tidak penting bisa di tunda.
2)      Organizing
        Bagi pekerjaan sesuai kemampuan. Usahakan yang seimbang, meski untuk urusan pengalihan seperti siapa yang ke kebun karet atau sawit dan siapa yang ke sawah. Tapi juga soal berat ringannya pekerjaan. Ketidak adilan pembagian tugas dapat menjadi pemicu pertengkaran bagi anak. Bagi tugas sesuai kemmapuan masing – masing dan buat komitmen, anda berdua akan melakukannya tanpa rasa jengkel, ingat anda sedang mengelola rumah tangga anda sendiri.
3)      Focus dengan apa yang dikerjakan
        Tidak focus pada pekerjaan adalah pangkal tertundanya semua pekerjaan, di saat anda berniat menyapu , tiba – tiba malah asyik nonton TV . akhirnya semua pekerjaan anda tertunda.
Surat kabar, majalah dan berita – berita dari internet tak perlu harus dipantau setiap saat. Gunakan waktu istirahat sebaik – baiknya. Jangan lupakan pasangan anda dan beri perhatian .
4)      Libatkan anak yang sudah besar
        Jangan beri kesan pada anak bahwa tak ada si mbak dunia kiamat dan anda tampak uring uringan mengerjakan tugas rumah. Libatkan anak yang sudah besar untuk meringankan tugas sesuai dengan kemampuannya. Seperti membereskan mainan, mencuci dan menyimpan sayur dan buah di kulkas, menyiram taman, membereskan tempat tidur, dan memberi makan binatang peliharaan.[3]

2.      Manajemen Dalam Rumah Terhadap Anak
              Sejatinya, ibu dikatakan ideal dalam yaitu mampu mendidik anak dengan nilai ke-Islaman sejak masih dini, memiliki budi pekerti yang baik ( akhlakul karimah ), selalu menjaga perilakunya agar menjadi teladan bagi anaknya, memiliki sikap penyabar, sopan serta lembut dalam berbicara agar kelak sang anak dapat memiliki kepribadian yang tangguh dan baik.
              Tidak ada yang meragukan betapa pentingnya ibu dalam pendidikan anak seperti kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu. Karena perhatian dan kasih sayang tersebut akan menimbulkan perasaan di terima dalam diri anak – anak dan membangkitkan rasa percaya diri di masa – masa pertumbuhan mereka.
              Orang tua terutama ibu yang banyak bergulat dengan anak, mempunyai tugas yang amat besar untuk mendidik anak baik pendidikan jasmani, intelektual dan mental spiritual, sehingga melalui teladan yang baik atau pelajaran yang berupa nasehat – nasehat kelak ia dapat memetik tradisi –tradisi yang benar dan pijakan moral yang sempurna dari masa kanak – kanaknya.
              Jika dikaitkan dengan pengertian ibu dengan perannya, pada umumnya ibu yang memegang peran penting terhadap pendidikan anak – anaknya sejak anak itu dilahirkan. Ibu yang selalu di samping anak, itulah sebabnya kebanyakan anak lebih dekat dan sayang kepada ibu. Tugas seorang ibu sungguh berat dan mulia, ibu sebagai pendidik dan sebagai pengatur rumah tangga. Hal ini amatlah penting bagi terselenggaranya rumah tangga yang sakinah yaitu keluarga yang sehat dan bahagia, karena dibawah perannya lah yang membuat rumah tangga menjadi surga bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang paling menyayangi bagi suaminya. Sehingga untuk mencapai ketentraman dan kebahagiaan dalam keluarga dibutuhkan ibu sholehah, yang dapat mengatur keadaan rumah menjadi tempat yang menyenangkan, memikat hati seluruh anggota keluarga.
              Peran seorang ibu itu senantiasa mempersiapkan diri untuk mengasuh anak dan rela berkorban untuknya baik di waktu istirahat atau sibuk. Dia akan tetap sabar. Sikap pengasih inilah yang sering membuat ibu tidak dapat tidur meskipun anaknya terlelap.
              Ibu dan perannya terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini, seorang ibu merupakan salah satu dari kedudukan social yang mempunyai banyak peran, peran sebagai istri dari suaminya, sebagai ibu dari anak – anaknya. Ibu juga berfungsi sebagai benteng keluarga yang menguatkan anggota – anggota keluarganya, serta mempunyai peran dalam proses sosialisasi dalam keluarga. Jadi peran ibu adalah tingkah laku yang dilakukan seorang ibu terhadap keluarganya untuk merawat suami dan anak – anaknya.
              Adapun di dalam menjalankan peran, ibu harus membekali dirinya sebaik mungkin dengan bekal yang bisa membantunya dalam memainkan peran yang amat penting. Yaitu dalam membimbing anak dengan bimbinngan yang bisa menjaga anak dari keburukan dan terbentuklah pribadi yang shaleh.
              Peran penting seorang ibu menjadi ibu yang baik bagi anak memerlukan perencanaan dan tindak lanjut, agar ibu dapat melakukan pengasuhan yang di dalamnya memenuhi karakteristik baik bagib seorang ibu, sehingga ibu mampu mengembangkan karakter yang baik, di antaranya :
a.    Keharusan mengenali diri
Bagi seorang ibu, mengenali diri sendiri amat penting mulai dari kekuatan, kelebihan, kemampuan serta kekurangan bahkan kelemahan yang ada di dalam dirinya. Mengenali diri sendiri yang ada di dalam jiwa ibu sama halnya dengan mengenal Allah SWT, karena dengan mengenal Allah SWT seorang ibu akan menjunjung tinggi nilai – nilai ketakwaan, kemanusiaan, dan kemulian yang akhirnya karakter ibu yang baik akan menjiwai anak dengan baik pula.
b.    Pentingnya pembangunan
Pada dasarnya ibu berpijak di dunia ini bukan untuk berdiam diri saja. Melainkan seorang ibu bertanggung jawab terhadap pentingnya pembangunan yaitu membangun anak. Tentunya untuk membangun anak yang shaleh, ibu tidak berjuang sendiri perlu bantuan orang lain. Dan ibu tidak akan menyerah dengan segenap kesulitan hidup yang dihadapi.
c.    Pentingnya ketakwaan bagi ibu
       Penting sekali bagi seorang ibu memiliki ketakwaan kepada Allah SWT, ibu harus terus merasakan akan hadirnya Allah SWT dalam dirinya, agar dapat mencegah beberapa persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya. Dengan begitu, ibu bisa terhindar dari segala kesulitan dan mencegah penyakit jiwa. Seorang ibu juga merupakan sumber teladan bagi keluarga terutama anak. Maka pentingnya ketakwaan bagi ibu akan mempengaruhi jiwa anak kelak.
d.   Pentingnya pendidikan menjadi ibu
          Penting sekali seorang ibu memiliki pendidikan yang benar sesui dengan akidah islam. Karena dengan ibu mendidik anak secara islam, maka anak – anak pun menjadi generasi yang baik. Dan sebaliknya, bila ibu tidak mau mengerti akan pentingnya pendidikan baginnya, alhasil harapan menggapai anak shaleh, berilmu dan berkualitas tidak akan terwujud. Pendidikan anak bisa dimulai oleh ibu melalui pengalaman, kebiasaan dan tradisi.


e.    Aspek agama, moral, etika dan tradisi
Dari ketiga aspek ini, kesemuanya memiliki hubbungan yang erat dan pantas dimiliki oleh seorang ibu. Jika ibu berpijak pada agama, moral pun ikut berperan. Dan apabila seorang ibu tidak mempunyai landasan agama dan moral, bagaimana mungkin seorang ibu mendidik anak dengan baik.
f.     Aspek bahasa dan pengetahuan umum
Sejak kecil ibu sudah mengajarkan anak berbicara dengan ucapan kata – kata. Memang sudah sepantasnya ibu menjadi guru yang pertama dan utama bagi anak, karena disitu ibu menjadi tempat bercurah kasih dan tempat menanya di kala tak mengetahui sesuatu.
g.    Pengetahuan kesehatan
Seorang ibu sudah menjadi kewajiban baginya mengetahui kessehatan terhadap anak.
h.    Mengatur rumah tangga dan aspek keterampilan
Dalam berumah tangga, ibu harus paham betul bagaimana mengatur rumah tangga yang baik serta seni keterampilan apa saja yang pantas ibu miliki.[4]

3.      Manajemen Ibu Rumah Tangga Dalam Membina Akhlak Ketika Menghadiri Kegiatan Di luar Rumah
              Pengertian pembinaan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran memelihara secara terus menerus terhadap tatanan nilai agama agar segala perilaku kehidupannya senantiasa di atas norma – norma yang ada dalam tatanan itu.
Lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak
a.       Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b.      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran, ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan sadar, hilang ingatan, tidur atau gila.
c.       Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan kepuasan yang bersangkutan. Oleh karena itu jika ada seseorang yang melakukan suatu perbuatan, tetapi perbuatan tersebut dilakukan karena paksaan, tekanan dan ancaman dari luar, maka perbuatan tersebut tidak ke dalam akhlak dari orang yang melakukannya.
d.      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main – main atau karena bersandiwara.
e.       Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak ( khususnya akhlak yang baik ) adalah perbutan yang dilakukan karena ikhlas semata – mata kerena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian. Seseorang yang melakukan perbuatan bukan atas dasar karena Allah tidak dapat dikatakan perbuatan akhlak.
        Akhlak terhadap masyarakat adalah sekumpulan keluarga dapat bertempat dalam suatu tempat tertentu. Dalam masyarakat itu hidup berdampingan dengan orang lain. Dalam menjalani hidup di dunia ini, kita tidak akan bisa memenuhi kebutuhan sehari – hari tanpa bantuan orang lain.
1)      Kegiatan kebahagiaan ( pesta )
        Ibu rumah tangga juga berperan dalam dalam membina suasana keakrapan dalam hubungan social, seperti melibatkan diri dalam suatu kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai seorang ibu rumah tangga haruslah mampu menjaga kepercayaan suaminya serta menjaga kehormatan suaminya. Menghadiri suatu pesta sebgai tanda menghormati dan tenggang rasa terhadap sesame anggota masyarakat. Saling tolong menolong apabila ada yang membutuhkan. Menunjukkan wajah yang jernih kepada mereka ( orang – orang di sekitar lingkungan masyarakat ).
         Ketika menghadiri pesta ibu rumah tangga cenderung berpenampilan penuh kemewahan seperti memakai barang – barang berharga sehingga kadang terlihat memperlihatkan kesombongan. Adabaiknya ketika seorang ibu rumah tangga ketika menghadiri pesta memakai pakaian yang sederhana dan indah dipandang. Bepergian dengan suaminya agar tetap menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. Menjaga lisan dalam di saat. Sesaat sebelum menghadiri pesta yang terpenting adalah memperhatikan keadaan rumah, memperhatikan kebutuhan anak.
2)      Kegiatan musibah
      Tentunya saat ibu rumah tangga dan sebagai peran seorang istri tentunya saat menghadiri acara layatan atau tazkia ucapan yang di sampaikan pada keluarga dari orang yang meninggal dunia adalah ucapan belasungkawa atau ucapan yang mampu menyemangati keluarga. Kesedihan dan kedekaan pasti akan dihadapi oleh keluarga, untuk itu mengucapkan kalimat yang memotivasi dan membuatnya nyaman adalah hal yang harus dilakukan. Ucapan tersebut dapat menggambarkan rasa belasungkawa namun juga tidak membuat orang tersebut kecewa namun juga tidak membuat orang tersebut kecewa atau bertambah sedih. Di tambah doa dan keikhlasan kita menghadiri takziah tentu bias membuat keluarga bersyukur. Serta membantu keluarga duka menyegerakan mengurus mayit atau jenazah. Untuk pengurusan jenazah maka lebih baik diselenggarakan dan jangan ditunda – tunda. Keluarga bisa menunggu jika memang ada kerabat atau anggota keluarga lainnya yang belum hadir melihat, akan tetapi jangan terlalu lama.
      Dalam berpakaian memang tidak ada aturan khusus yang Allah berikan kepada umat islam untuk mengenakan pakaian tertentu saat meninggal. Misalnya saja harus menggunakan pakaian hitam atau dilarang menggunakan warna – warna tertentu. Sehingga boleh menggunakan warna apapun selagi pantas dan tidak menganggu hadirin yang ikut bertakziah lainnya. Hal ini termasuk ke dalam kultur atau budaya, namun bukan pada sunnah atau syariat islam.
3)      Kegiatan dalam mengikuti yang diselenggarakan pemerintah setenpat yakni pemilu.
        Ketika kegiatan pemilu di laksanakan ibu rumah tangga haruslah menggunakan suaranya dengan dengan tepat dan dapat mempertimbangkan agar di masa periode jabatannya dapat sesuai yang di harapkan. Ketika kegiatan pemilu hendaklah seorang ibu rumahtangga mengajarkan bagaimana saat menggunakan hak suara pada anak – anaknya. Apabila wanita menampakkan diri dihadapan laki – laki yang bukan mahram maka ia wajib mengenakan hijab yang menutupi seluruh tubuh dan perhiasannya.
        Tidak berlebihan bersolek ketika berada di tempat – tempat umum. Karena di tempat – tempat umum banyak terdapat laki – laki non mahram yang akan memperlihatkan mereka dan keindahan yang akan di tampakkannya..









C.    PENUTUP
1.    Kesimpulan
               Ibu merupakan sosok yang penting dalam keluarga. Ada istilah ibu rumah tangga tetapi kita tidak pernah mendengar bapak rumah tangga. Ibu rumah tangga adalah wanita yang lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dan mempersembahkan waktunya tersebut untuk mengasuh dan mengurus anak – anaknya menurut pola yang berikan masyarakat umum.
               Sejatinya, ibu dikatakan ideal dalam islam yaitu mampu mendidik anak dengan nilai – nilai keislaman. Pribadi berkualitas dan berakhlak mulia tidak datang sendirinya, tetapi ada semacam latihan – latihan kebiasaan yang baik. Pembinaan akhlak sangat penting di tanamkan sejak dini, baik di lingkungan kelurga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
Prinsip – prinsip dalam rumah tangga :
1.    Planning
2.    Organizing
3.    Fokus dengan apa yang dikerjakan
4.    Libatkan anak yang sudah besar












DAFTAR PUSTAKA

Thaha, Khairiyah Hasain. 1992. Konsep Ibu Teladan. Surabaya: Risalah Gusti
Martono, Lydia Harlina. 1996. Mengasuh dan Membimbing Anak. Jakarta: PT Pustaka Antara

Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras
Rasyid, Muhammad. 2006, Cara Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak. Jakarta: Pustaka  Al – Kautsar.


[1] Khairiyah Hasain Thaha, Konsep Ibu Teladan, (Surabaya: Risalah Gusti, 1992), hlm. 5.
[2] Lydia Harlina Martono, Mengasuh dan Membimbing Anak, (Jakarta: PT Pustaka Antara, 1996), hlm. 10
[3] Binti Maunah, Landasan Pendidikan, ( Yogyakarta : Teras, 2009 ), hlm 178
[4] Muhammad Rasyid, Cara Mempengaruhi Jiwa dan Akal Anak, ( Jakarta : Pustaka  Al – Kautsar, 2006 ), hlm. 97

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL