MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekol...

MAKALAH EKONOMI MAKRO


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi biasanya dibedakan kepada dua yaitu Mikro ekonomi dan Makro ekonomi. Mikro ekonomi dan Makro ekonomi sangat berbeda jauh. Baik dari segi bahasa maupun pengertiannya.Sekarang ini, setiap masyarakat berusaha untuk mencapai “tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi”. Namun dalam setiap kegiatan ekonomi tidak selalu mencapai keadaan yang menimbulkan perekonomian yang tangguh dan baik. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pengangguran, inflasi dan ketidakstabilan neraca  pembayaran.Untuk itu dalam makalah ini akan diuraikan mengenai analisis Makro ekonomi serta ruang lingkupnya.

B.  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1.    Apa Yang Dimaksud Dengan Ekonomi Makro ?  
2.    Apa Ruang Lingkup Dari Ekonomi Makro?
3.    Apa Masalah Yang Timbul Pada Kegiatan Ekonomi Makro?
4.    Isu Utama Dalam Perekonomian?
5.    Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi?
6.    Tujuan Kebijakan Ekonomi?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian Ekonomi Makro.
2.    Untuk mengetahui ruang lingkup dari Ekonomi Makro.
3.    Untuk mengetahui masalah yang timbul pada kegiatan Ekonomi Makro.
4.    Untuk mengetahui isu utama dalam perekonomian.
5.    Untuk mengetahui alat pengamat prestasi kegiatan ekonomi.
6.    Untuk mengetahui tujuan kebijakan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Ekonomi Makro
Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang megkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikro ekonomi dan makro ekonomi. Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi pada umumnya meliputi bagian- bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikroekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar.
Analisis- analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya, dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan- kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan- perubahan keseluruhan bagian ekonomi. Secara rinci dapat dijelaskan ruang lingkup dan fokus analisis mikroekonomi lebih menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah membuat pilihanuntuk :
1.      Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya ( resources).
2.      Mencapai kepuasan yang maksimal.
Sedangkan analisis- analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang :
a.       Bagaimanakah segi permintaaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
b.      Masalah- masalah utama yang selalu dihadapi perekonomian.
c.       Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomiyang dihadapi.[1]

B.   Asal Mula Perkembangan Analisis Ekonomi Makro.

1.      Perkembangan Teori Ekonomi Makro.
Di tahun 1929-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, yang bermula dari kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat. Periode itu dinamakan Great Depression. Pada puncak kemerosotan ekonomi itu, seperempat dari tenaga kerjadi Amerika Serikat menganggur dan pendapatan nasionalnya mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Kemunduran ekonomi yang serius itu meluas keseluruh dunia, ke negara-negara industri lain maupun ke negara-negara miskin. Kemunduran ekonomi tersebut menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi bahwa mekanisme pasar tidak akan dapat langsung berdampak dengan sendirinya secara otomatis menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang teguh dan tingkat penggunaan tenaga kerja yang penuh. Ketidakmampuan tersebut mendorong seorang ahli ekonomi inggris yang terkemuka pada masa tersebut, yaitu John Maynard Keynes, menulis sebuah buku yang ini dipakai dalam acuan proses pemberlajaran   yang pada akhirnya menjadi landasan kepada teori ekonomimakro modern. Pandangan tersebut dikemukakan dalam buku yang berjudul: The General Theory ofEmployment, Interest and Money yang diterbitkan pada tahun 1936.
2.      Pandangan Utama Teori Keynes.
Secara garis besarnya pandangan dalam buku Keynes dapat dibedakan kepada dua aspek. Di satu pihak buku tersebut mengemukakan beberapa kritik ke atas pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai faktor  faktor dimana hal tersebut yang saat ini sangat menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian suatu negara. Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan prestasti kegiatan ekonomi suatu negara. Keynes berpendapat pengeluaran agrerat, yaitu perbelanjaan masyarakat atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Seterusnya Keynes berpendapat bahwa dalam sistem pasar bebes penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan diperlukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat pengguna tenaga kerja penuh dalam pertumbuhan ekonomi yang teguh.[2]

C.   Isu-Isu Utama Dalam Ekonomi Makro
Ekonomi makro membahas isu- isu penting yang selalu dihadapi dalam suatu perekonomian. Analisis ini berusaha memberikan jawaban kepada pertanyaan- pertanyaanyang dikemukakan yaitu :
1.      Faktor apa saja yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian ? 
2.      Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh ?
3.      Mengapa kegiatan ekonomi tidak berkembang dengan stabil ?
4.      Mengapa pengangguran dan kenaikan harga- harga selalu berlaku ?[3]

1.      Penentuan Kegiatan Ekonomi.
Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan yang dicapai suatu perekonomian ini menunjukan bagaimana pengeluaran agrerat (permintaan agrerat) dan penawaran agrerat akan menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian dalam suatu periode tertentu dan pendapatan nasional/produksi nasional yang tercipta.Dalam analisis tersebut akan diterangkan pula komponen-komponen dari pengeluaranagregat dan ciri-ciri dari setiap komponen tersebut. Dalam suatu perekonomian modern komponen dari pengeluaran agregat dibedakan kepada 4 golongan :
1)   C= Consumption (Pengeluaran konsumsi rumah tangga)
2)   I = Investment (Investasi perusahaan-perusahaan)
3)   G=Governmement expenditures (Pengeluaran konsumsi dari     investasi pemerintah)
4)   X= Export (ekspor)

Analisis ini perlu dibedakan kepada tiga bentuk abstraksi atau penyederhanaan. Ketiga  jenis analisis tersebut adalah:
a)      Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap dan suku bunga tetap.
b)      Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga mengalami perubahan.
c)      Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan harga dan suku  bunga mengalami perubahan.[4]

D.  Persoalan Pokok Dalam Perekonomian
Dari uraian secara ringkas di atas diterangkan masalah makro ekonomi utama yang selalu dihadapi oleh suatu negara dapat dirincikan sebagai berikut :
1.    Masalah Pertumbuhan Ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam  perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat  bertambah. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor- faktor  produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal, teknologi yang digunakan, tenaga kerja  bertambah akibat perkembangan penduduk dan perkembangan tingkat pendidikan.

2.    Masalah Kemiskinan dan Pemerataan
Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 22,5 juta jiwa atau sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Namun, sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.

3.    Krisis Nilai Tukar
Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.
4.    Masalah Utang Luar Negeri.
Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai (hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari PDB dan pada tahun 1998  mengalami pelambungan dan peningkatan yang sangat tinggi menjadi sebesar  152% dari PDB. Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam. Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
5.    Masalah Perbankan dan Kredit Macet.
Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system perbankan. Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush).
Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.
6.    Masalah Inflasi
Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.
7.    Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur. Sebagai contoh ibu rumah tangga yang tidak ingin  bekerja karena ingin mengurus keluarganya, seorang anak keluarga kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari yang diinginkanya tidak tergolong sebagai penganggur. Ibu rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dinamakan  penganggur sukarela.[5]



E.  Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi
       Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari suatu periode ke periode lainnya. Alat pengamat prestasi perekonomian atau indikator makroekonomi (macroecomomic indicator ) yang utama adalah:
1.      Pendapatan Nasional
Data pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun. Pendapatan Nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang  barang dan jasa jasa yang diproduksikan suatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pendapatan Nasional Bruto (PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB). Produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara suatu negara dinamakan Produk National Bruto, sedangkan PDB adalah produk nasional yang di wujudkan oleh faktor faktor produksi di dalam negeri dalam suatu Negara (milik warga Negara dan orang asing)
2.      Tenaga Kerja Dan Pengangguran
             Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan di antara angkatan kerja dengan  penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu. Untuk menentukan angkatan kerja diperlukan 2 informasi, yaitu :
a.       Jumlah penduduk yang berusia diantara 15 dan 64 tahun.
b.      Jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang tidak ingin bekerja (contoh :  pelajar, ibu rumah tangga dan penganggur sukarela).

            Jumlah penduduk seperti yamg ditunjukan pada poin a dinamakan penduduk usia kerja dan poin b dinamakan bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan kerja dalam suatu periode tertentu dapat dihitung dengan mengurangi jumlah penduduk seperti yang ditunjukkan pada no.1 dengan jumlah penduduk no.2. perbandingan diantara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (dinyatakan dalam persen) dinamakan tingkat partisipasi kerja.
3.      Indeks Haga Dan Tingkat Inflasi
Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu waktu ke waktu lainnya tidak berlaku secara seragam. Kenaikan-kenaikan tersebut biasanya berlaku ke atas kebanyakan  barang, tetapi tingkat kenaikanya berbeda. Ada yang tinggi presentasinya dan ada yang rendah. Disamping itu sebagian barang tidak mengalami kenaikan. Berlakunya tingkat perubahan harga yang berbeda tersebut menyebabkan indeks harga perlu dibentuk untuk menggambarkan tingkat perubahan harga harga yang berlaku dalam suatu negara. Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang selalu digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK), atau lebih dikenal dengan istilah Consumer  Price Index. (CPI) yaitu indeks harga dari barang barang yang selalu digunakan para konsumen.
4.      Kedudukan Neraca Perdagangan Dan Neraca Pembayaran
 Neraca pembayaran merupakan data yang memberi gambaran tentang lalu lintas  perdagangan dan dana dari satu negara ke berbagai negara lain dalam satu tahun tertentu. Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu diperhatikan adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan (overall balance).
a.       Neraca Perdagangan Dan Aliran Modal.
dalam neraca perdagangan, yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor, mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi.
b.      Neraca Keseluruhan (Neraca Pembayaran) .
Dalam melihat prestasi hubungan ekonomi suatu negara dengan negara-negara lain perlu diperhatikan kedudukan keseimbangan keseluruhan. Keseimbangan keseluruhan ini dinamakan neraca keseluruhan dari pembayaran. Disamping menunjukan data ekspor dan impor, informasi penting yang lain dapat dilihat dari suatu neraca pembayaran adalah aliran modal jangka pendek dan jangka panjang. Aliran modal ini menggambarkan aliran neto modal asing yang dilakukan ke suatu negara. Dengan demikian pada hakikatnya neraca pembayaran menunjukan  perimbangan mutasi-mutasi keuangan dari suatu negara kenegara lain. Perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan.
5.      Kestabilan Kurs Valuta Asing.
Salah satu alat pengukur lain yang selalu digunakan untuk menilai keteguhan sesuatu ekonomi adalah perbandingan nilai sesuatu mata uang asing dengan nilai mata uang domestik. Perbandingan itu dinamakan kurs valuta asing. Kurs ini akan menunjukan  banyaknya uang dalam negeri untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs valuta asing dapat dipandang sebagai harga, dari suatu mata uang asing. Salah satu faktor penting yg mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca keseluruhan, neraca keseluruhan yg mengalami defisit cenderung untuk menaikan suatu Valas sebaliknya  jika neraca pembayaran teguh (surplus dalam neraca keseluruhan) dan cadangan valas yg dimiliki negara terus menerus bertambah jumlahmya, maka nilai valas akan  bertambah murah.[6]
F.   Kebijakan Makro Ekonomi Serta Tujuannya.
Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan sesuatu negara sangat tergantung kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.
1.      Tujuan-Tujuan Kebijakan Makroekonomi
tujuan- tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut :
a.       Menstabilkan Kegiatan Ekonomi
Pengertian kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari 3 hal berikut ini : Tingkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi, tingkat harga- harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti, Terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari atau ke luar negeri. Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu.
b.      Penggunaan Tenaga Kerja Penuh Tanpa Inflasi
Berusaha mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan cita-cita yang paling ideal dibandingkan dengan tujuan lainnya. Apabila sesuatu masyarakat dapat selalu mencapai tujuan ini, dengan sendirinya tujuan-tujuan lainya yaitu mencapai kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan tercapai. Pada umumnya berbagai Negara tidak dapat terus menerus mencapai tenaga kerja penuh. Kekurangan pengeluaran agregat merupakan factor yang terpenting yang menimbulkan keadaan tersebut. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berusaha menambah pengeluaran agregat  biasanya hanya mampu mengurangi pengangguran tetapi tidak selalu dpat mencapai kegiatan perekonomian pada penggunaan tenaga kerja penuh.
c.       Menghindari Masalah Inflasi
inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kesejahteraan masyarakat dan kegiatan perekonomian. Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat ketidak stabilan politik dan ekonomi suatu negara. Dalam keadaan seperti ini biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar dikendalikan. Tetapi sering sekali inflasi berlaku sebagai akibat permintaan masyarakat yang berlebihan atau kenaikan dalam biaya  produksi. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah inflasi seperti itu.
d.      Mewujudkan Pertmbuhan Ekonomi Yang Teguh
Tujuan ini merupakan tujuan makroekonomi jangaka panjang. Ada 2 alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, yaitu:
1)      Untuk menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang selalu  bertambah.
2)      Untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat.
e.       Mengukur Neraca Pembayaran Dan Kurs Valuta Asing.
Neraca pembayaran yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara dalam menghadapi masalah pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan yang biasanya berlaku. Sebagai akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs mata uang asing akan meningkat. Hal ini akan menimbulkankeatas kegiatan ekonomi dalam negeri seperti berlakunnya inflasi,  biaya produksi meningkat dan menyebabkan daya beli rill masyarakat merosot.

2.      Kebijakan Makro Ekonomi
Beberapa bentuk kebijakanekonomi dapat dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah diterangkan diatas, kebijakan-kebijakanyang dapat dijalankan dibedakan kepada 3 bentuk kebijakan antara lain:
a.       Kebijakan Fiscal (Fiscal Policy )
Meliputi langkah- langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang  perpajakan dan pengeluran pemerintah dengan maksud mempengaruhi pengeluran agregat dalam perekonomian. Menurut Keynes kebijakan fiskal sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal  pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Di bidang perpajakan langkah yang  perlu dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Hal ini akan menambah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dan akan meningkatkan  pengeluaran agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan jasa yang diperlukannya maupun untuk menambah investasi pemerintah.
b.      Kebijakan Moneter (Monetary Policy )
meliputi langkah- langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (BI) untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian. Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank Sentral dapat mempengaruhi penawaran uang. Melalui kebijakan moneter  pemerintah dapat menambah penawaran uang. pertambahan ini akan menurunkan tingkat bunga, sehingga diharapkan penanaman modal akan bertambah dan akan meningkatkan pengeluaran agregat. Sebagai implikasi dari perubahan ini kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran menurun. nomian atau menbuah suku  bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluran agregat.

c.       Kebijakan Segi Penawaran
kebijakan pemerintah yang bertujuan meningkatkan efesiensi perusahaan, sehingga barang dan jasa yang ditawarkan lebih banyak dan murah. Salah satu segi penawaran adalah kebijakan pendapatan ( incomes policy), yaitu langkah  pemeiintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan pendapatan (upah tenaga kerja) yang berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan. Kebijakan segi penawaran lebih menekankan kepada meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja dengan cara pajak  pendapatan rumah tangga akan dikurangi.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Ekonomi ialah cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk menghasilkan barang atau jasa untuk dikonsumsi oleh masyarakat untuk masa sekarang dan masa yanga akan datang yang didalamnya terdapat pengeluaran dan penagihan dimana sektor industri melekat diatasnya. Sedangkan ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang megkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Teori ekonomi makro lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya, dalam ekonomi makro yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan-perubahan keseluruhan bagian ekonomi. Analisis-analisis dalam ekonomi makro menerangkan tentang :
1.      Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
2.      Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi perekonomian
3.      Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi.










DAFTAR PUSTAKA
Arwani,A,2013, Ekonomi Makro, Fakultas Pertanian UNISRI Surakarta.2013.
Arikunto,2010, Produser Penelitian : Suatu Pendekatan praktek. Jakarta:Rineka Cipta.
Hanafiah KA. 2007. Dasas-Dasar Ilmu Ekonomi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta. Raja Grafindo Persada
Sugiyono, 2002,  Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfa Beta.
Adinawan, Cholik, 2002, Matematika Ekonomi,Jakarta: Erlangga.





 [1]Hanafiah KA, Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007).Hal.125.
 [2]Arwani,A, Ekonomi Makro, (Surakarta: Fakultas Pertanian UNISRI, 2013).Hal.85.
[3]Arikunto, Produser Penelitian : Suatu Pendekatan praktek Ekonomi Makro, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010).Hal.98.
[4]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta,2002).Hal.216.
 [5]Adinawan, Cholik, Ekonomi Makro,(Jakarta: Erlangga,2002).Hal.97.
 [6]Arikunto, Produser Penelitian : Suatu Pendekatan praktek. (Jakarta:Rineka Cipta,2002).Hal.96.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL