KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL
A. Latar Belakang
Seorang guru adalah sumber tempat menuntut
ilmu pendidikan baik itu yang bersifat formal atau informal. Guru adalah sosok
terpenting dalam dunia pendidikan karena perannya dalam mengajar dan mendidik sangat berpengaruh membentuk karakter positif
peserta didik dan membangun pola pikir yang aktif untuk belajar dan terus
belajar.
Dalam terbentuknya proses belajar mengajar
yang efektif, seorang guru harus kreatif dalam mempola cara belajar yang baik
seperti diskusi, memberikan tugas, dan lain- lain. Terutama dalam membentuk
kelompok belajar, karena keterampilan mengajar kelompok kecil ini sangat
bermanfaat bagi guru untuk mengetahui sebesar mana peserta didiknya
bersosialisasi antar teman sekelas dan teman sekelompok dan sejauh apa keterlibatannya
dalam melaksanakan tugas yang guru berikan pada murid.
Salah satu kompetensi yang harus diikuasai
oleh seorang guru adalah merencanakan, mengelola, dan melakukan evaluasi
pengajaran. Untuk menguasai kompetensi tersebut, seorang guru senantiasa
berlatih untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya yang dilakukan secara
terus-menerus melalui pendidikan lanjutan, pelatihan berkala, atau pengembangan
keterampilan lainnya.
B. Pembahasan
1. Pengertian Keterampilan Kelompok Kecil dan Perorangan
Pengertian keterampilan adalah kemampuan
untuk menggunakan akal fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah
ataupun membuat sesuatu lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari
hasil pekerjaan tersebut.
“Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
adalah kemampuan, atau instruksi dalam mengembangkan terjadinya hubungan
interpersonal yang sehat dan akrab antara siswa dan siswi, baik dalam kelompok
kecil maupun perorangan.”
Banyak guru yang kurang mahir dalam keterampilan
mengajar, maupun itu dari segi penguasaan materi hingga memberikan motivasi
terhadap siswanya.
Pengelompokan anak didik dalam proses
interaksi edukatif merupakan pembentukan organisasi social dalam pengajaran.
Ada tiga cara pengelompokan yaitu:
a. Atas dasar tugas khusus.
b. Atas dasar dinamika proses kelompok di antara anak didik.
c. Atas dasar pengalaman pembentukan kelompok yang telah dilakukan oleh
guru dengan anak didik sebagai kelompok kerja.
Menurut Dadang Sukiman dan Mamad Kusmad
didalam bukunya ‘Pembelajaran Mikro’ mengajar kelompok kecil dan perorangan
adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat memfasilitasi
system pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik secara klasifikasi maupun
individu.
2.
Peran Guru dalam Pembelajaran Kelompok
Kecil dan Perorangan
Begitupun penguasaan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan
memungkinkan guru dapat mengelola serta
mengatur kegiatan jenis ini secara efektif dan efisien, serta memberikan
perannya sebagai:
a. Organisator kegiatan pembelajaran.
b. Sumber informal bagi siswa.
c. Pendorong bagi siswa untuk belajar.
d. Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
e. Mendiagnosis dan memberi bantuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan.
f. Peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainnya.
3.
Karakteristik Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan
Ciri- ciri mengajar kelompok kecil dan
perorangan antara lain sebagai berikut:
a. Mempunyai keanggotaan yang jelas.
b. Ada kesadaran kelompok.
c. Mempunyai tujuan yang sama.
d. Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan.
e. Ada interaksi dan komunikasi antara anggota.
4.
Komponen- komponen Keterampilan
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan
masing- masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa
dan penanganan tugas. Dalam
mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru bertindak sebagai operator dalam
system tersebut. Untuk ini ada empat jenis keterampilan yang diperlukan, yaitu:
a. Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi
Salah satu prinsip pengajaran kelompok
kecil dan perorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara
guru dan anak didik. Hal ini terwujud bila guru memiliki keterampilan
berkomunikasi secara pribadi dengan setiap peserta didik. Untuk mencapai hal tersebut
yang harus dilakukan seorang guru adalah:
1) Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak
didik dan membuat hubungan saling percaya.
2) Membantu anak didik dengan pendekatan verbal dan nonverbal.
3) Membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
4) Menerima persasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima
perbedaannya dengan penuh perhatian.
5) Menangani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian,
bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternative pemecahan.
b. Keterampilan Mengorganisasi
Selama kegiatan kelompok kecil atau
perorangan berlangsung, guru berperan sebagai organisator yang mengatur dan
memonitor kegiatan dari awal hingga akhir. Dalam hal ini guru memerlukan
keterampilan sebagai berikut:
1) Orientasi pendahuluan untuk menetapkan tujuan, masalah atau tugas, untuk
menentukan pembagian kerja sebelum pembagian kelompok dan perorangan dilakukan.
2) Membagi kegiatan yang meliputi menyiapkan tempat kerja, peralatan,
prosedur, aturan, waktu yang digunakan dan aspek-aspek khusus yang jelas untuk
anak didik.
3) Mengatur pembagian kelompok secara tepat, diatur untuk tugas kegiatan
dan menyediakan sumber-sumber yang dapat digunakan.
4) Mengkoordinasikan kemajuan diskusi dalam penggunaan materi dan sumber
untuk membantu anak didik.
5) Membagi perhatian terhadap berbagai macam kegiatan, baik yang dikerjakan
kelompok maupun perorangan.
6) Pada akhir kegiatan, membantu anak didik untuk mengklasifikasi hasil
dengan suatu kulminasi tugas kegiatan yang dapat berupa laporan atau tukar
pengalaman dari semua anak didik. Kegiatan yang diakhiri dengan penutupan yang
mensajikan sejumlah hasil yang relevan.
c. Keterampilan Membimbing dan Membantu
1) Dalam membantu anak didik untuk mrmajukan kegiatan belajarnya dengan
meminimalkan frustasi, guru perlu menngunakan berbagai variasi pemberian
penguatan secara verbal dan nonverbal kepada kelompok perorangan.
2) Guru juga memerlukan pengembangan supervise, termasuk di dalamnya
memberi tanda kepada perorangan dan seluruh peserta untuk melihat apakah semuanya
telah berjalan baik dan telah mulai bekerja sesuai dangan tujuan.
3) Mengembangkan supervise proses lanjut, dengan cara guru berkeliling
sehingga sebagai narasumber dapat dimanfaatkan, memberi bantuan bila diperlukan
dan sebagai interaksi langsung guru dengan anak didik ialah memberi tutorial,
melibatkan diri dalam kegiatan anak didk sebagai katalisator untuk meningkatkan
anak didik dalam belajat dan berfikir melalui pertanyaan, komentar, dan
nasihat.
4) Tahap akhir dari keterampilan ini adalah mengadakan supervise pemanduan
yang memusatkan perhatian pada penilaian pencapain tujuan dari berbagai
kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyiapkan rangkuman dan pemantapan,
sehingga anak didik saling belajar dan memperoleh wawasan yang menyeluruh. Ini
dilakukan dengan mendatangi kelompok, menilai kemajuannya dan menyiapkan mereka
untuk mengikuti kegiatan akhir dengan cara yang efektif. Untuk maksud ini
adalah dengan mengigatkan anak didik akan waktu yang masih tersisa untuk
menyelesaikan.
d. Keterampilan Kurikulum
Tujuan utama dari keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan adalah membantu atau menolong anak didik bekerja
dalam kelompok kecil atau bekerja secara perorangan tanpa mengurangi pemahaman
guru terhadap kurikulum. Guru harus dapat mendiagnosis belajar, minat utama,
dan disiplin anak didik, sehingga dapat menetapkan tugas yang harus dikerjakan,
jenis paket belajar, tim tutor, simulasi yang dapat menuntun anak didik untuk
bekerja sama ataupun bekerja sendiri. Agar semua dapat berjalan sempurna guru
harus:
1) Menentukan tujuan umum pengajaran.
2) Menetapkan tujuan khusus pengajaran dalam bentuk tingkah laku.
3) Merencanakan program kegiatan belajar dan bertindak sebagai konsultan
atau penasihat bila diperlukan.
4) Bertindak sebagai penyuluh kurikulum, artinya guru dapat mengavaluasi
kembali hasil belajar anak didik. Ini berarti memberi kesempatan kepada anak
didik untuk memperbaik dirinya sendiri yang merupakan kerjasama guru dangan
anak didik dalam situasi pendidikan yang manusiawi.
5.
Prinsip- prinsip Keterampilan Mengajar
Kelompok Kecil
Dalam menerapkan keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan guru memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Variasi pengorganisasi kelas besar, kelompok, dan perorangan disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa, kesediaan fasilitas, waktu,
serta kemampuan guru.
b. Tidak semua topic dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil
dan perorangan. Informasi umum, sebaiknya disampaikan secara klasikal.
c. Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu
kulminasi berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan atau laporan.
d. Guru perlu mengenal siswa secara perorangan (individual) agar mengatur
kondisi belajar dengan tepat.
e. Dalam kegiatan belajar perorangan siswa dapat bekerja secara bebas
dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru.
6.
Keterampilan Pembelajaran Perorangan
Pembelajaran perseorangan atau individual
adalah pembelajaran yang paling humanis untuk memenuhi kebutuhan dan
ketertarikan siswa. Walaupun untuk kondisi pendidikan di Indonesia sangat
jarang dilakukan. Namun, pada hakikatnya guru dapat melakukannya biarpun
pembelajaran dilakukan secara klasiskal, namun sentuhan-sentuhan tatap
individual. Guru dapat melakukan variasi bimbingan dan penggunaan media
pembelajaran dalam rangka memberikan sentuhan kebutuhan individual.
Pembelajaran ini terjadi bila jumlah siswa yang dihadapi jumlahnya terbatas,
yaitu antara dua sampai delapan orang untuk kelompok kecil dan seorang untuk
perseorangan. Hakikat pembelajaran perseorangan adalah:
a. Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga
siswa dengan siswa.
b. Siswa belajar sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c. Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
d. Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran.
7.
Kelebihan Mengajar Kelompok Kecil
Adapun kelebihan- kelebihan dari mengajar
kelompok kecil sebagai berikut:
a. Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan pembelajaran pada
setiap siswa lebih maksimal.
b. Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-masing
siswa sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing siswa. Jadi guru
lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa.
8.
Kekurangan Mengajar Kelompok Kecil
a. Pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan siswa.
b. Kurang jiwa social pada siswa.
C. Kesimpulan
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi
sitem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik klasikal maupun individu.
Oleh karena itu, keterampilan mengajar harus dilatih dan dikembangkan, sehingga
para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk dapat memiliki
banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Adapun komponen keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan yaitu keterampilan mengadakan secara pribadi,
keterampilan mengorganisasi, kegiatan pembelajaran, keterampilan membimbing dan
membantu, dan keterampilan kurikulum. Hal- hal yang perlu kelompok kecil dan
perorangan yaitu pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual dan
lain- lain.
Daftar Pustaka
Rusman, Model- model Pembelajaran Mengembangkan Propesionalisme
Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologi, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2010.
Wardani,
dkk, Pembinaan Kompetensi Guru Matematika, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2001.
Komentar
Posting Komentar