BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Filsafat merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang bersifat ekstensialartinya sangat erat hubungannya dengan
kehidupan kita sehari-hari. Bahkan dapat dikatakan filsafat yang menjadi motor penggerak kehidupan kita
sehari-hari sebagai manusia pribadi maupun manusia kolektif dalam bentuk suatu
masyarakat atau bangsa.
Dalam kosteks filsafat hidup, orang
selalu mempertimbangkan hal-hal yang penting belum menetapkan keputusan untuk
perperilaku. Hal-hal yang terpenting tersebut tergolong yang esensial. Dalam
pengertian ini hal-hal yang esensial terliput dalam pengertian filsafat.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa
pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadaran sendiri. Dalam peristiwa hal yang mengetahui (subjek) memiliki yang
diketahui (objek) dalam dirinya sendiri
sedemikian aktif sehingga yang
mengetahui itu apa yang disusun pada dirinya sendiri dalam kesatuan
aktif.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Defenisi pengetahuan?
2. Apa
Jenis pengetahuan?
3. Apa
saja suber-suber pengetahuan?
4. Bagaimana
Hakikat pengetahuan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasar
dari kata dalam bahasa ingris yaitu knowledge.
Dalam Encyclopedia of phisolophy dijelaskan bahwa defenisi
pengetahuan adalahkepercayaan yang benar (knowledge
is justified true belief).
Sedangkan secara terminologiakan
dikemukakan beberapa defenisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba,
pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. Jadi
pengetahuan merupakan semua milik atau sis pikiran. Dengan demikian pengetahuan
merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa
pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadaran sendiri. Dalam peristiwa hal yang mengetahui (subjek) memiliki yang
diketahui (objek) dalam dirinya sendiri
sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu apa yang disusun pada dirinya
sendiri dalam kesatuan aktif.
Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa
pengetahuan dalam pengertian luas berarti semua kehadiran internasional objek
dalam subjek namun dalam arti sempit dan berbeda dengan imajinasi pada
pemikiran belaka, pengetahuan hanya berarti putusan yang benr dan pasti
(kebenarannya, kepastian). Ai sini subjek dasar akan hubungan objek dengan
eksistensi. Pada umumnya, adalah tepat kalau mengatakan pengetahuan hanya
merupakan pengalaman “dasar”. Karena sangat sulit melihat bagaimana persisnya
suatu pribadi dapat sadar akan suatu eksisten tanpa kehadiran eksiste itu di
dalam dirinya. Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak memebedakan
pengetahuan dengan kebenaran . jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak
benar adalah kontradiksi.
B. Jenis
pengetahuan
Beranjak dari pengetahuan adalah
kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka didalam kehidupan manusia
dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin salam,
mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada 4 yaitu:
Pertama, pengetahuan biasa, yakni
pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan dood sense, karena seorang memiliki sesuatu dimana ia menerima
secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah kerena memang itu merah,
benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
Dengan Common Sense, semua orang sampai pada keyakinan secara umum tentang
sesuatu, dimana mereka akan berpendapan sama semuanya.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu
sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan
untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan
objektif.
Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha
untuk mengorganisasikan dan mensistemasikan common sense, suatu pengetahuan
yang berasal dari pengalaman dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Namun
dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan
berbagai metode.
Ketiga , pengetahuan filsafat, yakni
pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan
spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan
kedalam kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hnya pada satu bidang pengetahuan
yang sempit, filsafat membahas hal yag lebih luas dan mendalam. Filsafat
biasanya memeberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis sehingga ilmu yang
tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
Keempat,
pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari tuhan
lewat para utusanya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh
para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok yaitu ajaran
tentang cara berhubungan dengan tuhan, yang sering jga disebut dengan hubungan
vertical dan cara berhubungan dengan sesame manusia, yang sering juga
disebutdengan hubungn horizontal.
Menurut Bahm ada delapan hal penting
yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia sehingga menghasilkan suatu
pengetahuan manusia yaitu:
1. Mengamati
(observasi)
Pikiran
memiliki peran mengamati objek-objek dalam melaksanakan pengamatan terhadap
objek, pikiran haruslah mengandung kesadaran, pengamatan sering kali muncul
dari rasa ketertarikan dalam objek.
2. Kegiatan
menyelidiki (inqures)
Ketertarikan
pada objek membuat seseorang mau untuk mempelajari dan menyelidiki objek
tersebut bagaimana obek tersebut ada dan berkembang, manfaat dan objek
tersebutminat seseorang terhadap objek mendorong mereka mau terlibat untuk
mememahami dan menyelidiki objek-objek tersebut.
3. Tahapan
mempercayai objek tersebut (believes)
Setelah
mereka mempelajari dan menyelidiki objek yang muncul dalam kesadaran mereka,
biasanya objek tersebut diterima sebagai objek yang tampak sikap percaya
biasanya dilawankan dengan keraguan.
4. Hasrat
(keinginan) dan Desires
Hasrat
atau keinginan timbul dari adanya ketertarikan pada kesenangan, kehormatan,
penghormatan, rasa aman dan lain-lain. Hasrat biasanya melibatkan beberapa
perasaan puas dan frustasi dan berbagai responterhadap perasaan tertentu.
5. Maksud
dan Tujuan (intends)
Walaupun
seseorang memilikimaksud ketika akan mengobservasi, menyelidiki, mempercayai
dan berhasrat, namun perasaannya belum tentu mau menerima dengan seger,
terkadang mereka enggan atau malas untuk melaksanakannya.
6. Mengatur
(organizes)
Setiap
pikiran adalah suatu organisme yang teratur dalam diri seseorang, pikiran
mengatur melalui keadaan yang sudah terjadi, disamping itu pikiran mengatur
melalui panggilan untuk memunculkan objek serta melalui pengingatan dan
mendukung penampilan objek-objek.
7. Proses
penyesuaian (adaptasi)
Penyesuaian
pikiran-pikiran yang ada sekaligus melakukan pembatasan-pembatasan yang
dibebankan pada pikiran melalui kondisi keberadaan yang tercakup dalam otak dan
tubuh. Pikiran itu berasal dari fisik, biologis, lingkungan dan kultural.
8. Proses
menikmati (Enjoy)
pikiran
dapat mendatangkan keasyikan, seseorang yang asyik dalam menekuni suatu
persoalan, maka ia akan menikmati itu dalam pikirannya.
Sedangkan
unsur-unsur yang dapat membantu manusia untuk memiliki pengetahuan dalam
hidupnya:
1. Pengalaman
Hal
yang pertama dan paling utama yang mendasarkan pengetahuan adalah pengalaman.
Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa yang terjadi dalam diri manusia dalam
interaksinya dengan alam, lingkungan dan kenyataan, termasuk yang ilahi. Pengalaman
terbagi menjadi dua: (a) pengalaman primer, yaitu pengalaman langsung akan
persentuhan indrawi dengan benda-benda konkret di luar manusia dan peristiwa
yang disaksikan sendiri. (b)pengalaman sekunder, yaitu pengalaman tak langsung
atau reflektif mengenai pengalaman primer. Sekedar contoh, saya dapat melihat
teman-teman dengan kedua mata sayadan saya dapat mendengarkomentar teman-teman
dengan kedua telinga saya. Inilah pengalaman primer. Adapun pengalaman
sekunder, saya sadar akan apa yang saya lihat dengan kedua mata saya dan sadar
akan apa yang saya dengar dengan kedua telinga saya.
Paling
tidak, ada tiga ciri pokok pengalaman manusia. Pertama, pengalaman manusia yang
beraneka ragam. Kedua, pengalaman yang berkaitan dengan objek-objek tertentu di
luar diri kita sebagai objek. Dan ketiga, pengalaman manusia selalu bertambah
seiring dengan pertambahan usia, kesempatan, dan kedewasaan.
2. Ingatan
Pengetahuan
manusia juga didasarkan pada ingatan sebagai kelanjutan dari pengalaman. Tanpa
ingatan, pengalaman indrawi tidak akan bertambah menjadi pengetahuan. Ingatan
mengandalkan pengalamanindrawi sebagaisandaran ataupun rujukan. Kita hanya
dapat mengingat apa yang sebelumnya telah kita alami. Kendati ingatan sering
sering kabur dan tidak tepat, namun kita dalam kehidupan sehari-hari selalu
mendasarkan pengetahuan kita pada ingatan baik secara teoritis dan praktis.
Seandainya ingatan tak dapat kita andalkan maka kita tak dapat melakukan tugas
sehari-sehari seperti mengenal sahabat, pacar, dan lain-lain. Tanpa ingatan,
kegiatan penalaran kita menjadi mustahil. Karena untuk bernalardan menarik
kesimpulan dalam premis-premisnya kita menggunakan nalar.
Ingatan
tidak selalu benar dan karenanya tidak selalu merupakan bentuk pengetahuan.
Agar ingatan dapat dijadikan rujukan dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya bagi pengetahuan, setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi
yakni: (a) kesaksian, (b) konsisten.
3. Kesaksian
“kesaksian”
dimaksudkan untuk penegasan sesuatu sebagai benar oleh seorang saksi kejadian
atau peristiwa, dan diajukan kepada orang lain untuk dipercaya “percaya”
dimaksudkan unutuk menerima sesuatu sebagai benar yang didasarkan pada keyakinan
dan kewenangan atau aminan otoritas orang yang memberi kesaksian.
4. Minat
dan rasa ingin tahu
Tidak
semua pengalaman dapat dijadikan pengetahuan atau tidak semua pengalaman
berkembang menjadi pengetahuan. Untuk berkembang menjadi pengetahuan subjek
yang mengalami harus memiliki minat dan rasa ingin tahu. Minat mengarahkan
perhatian ke hal-hal yang dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan. Ini
berarti bahwa dalam kegiatan mengetahui terdapat unsur penilaian. Orang akan
memperhatikan dan mengetahui apa-apa yang ia anggap bernilai. Dan rasa ingin
tahu mendorong untuk bertanya dan menyelidiki apa yang dialaminya dan menarik
minatnya. Inilah yang membedakan manusia dengan makluk lainnya.
5. Pikiran
dan penalaran
Kegiatan
pokok pikiran dalam mencari kebenaran dalam pengetahuanadalah penalaran. Dagi
seorang guru, nalar adalah latihan intelektual untuk meningkatkan akal budi
anak didik, bagi seorang advokat, nalar adalah cara membela dan menyaggah
kesaksian.
6. Logika
Logika
merupakan alat pengkajian untuk berpikir secara shahih, ada dua cara penarikan
kesimpulan, yaitu logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah
terkait dengan penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus
yang bersifat individual. Penarikan kesimpuln secara deduktif biasanya
menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme
7. Bahasa
Di
samping logika penalaran juga mengandaikan bahasa. Tanpa bahasa manusia tidak
dapat mengungkapkan pengetahuannya. Dalam eksperimen antara bayi dan anak kera
yang lahir secara bersama waktunya, pada awlnya keduanya berkembang hampir
sejajar. Tapi seorang anak mulai bisa berbahasa, daya nalarnya menjadi amat
berkembang dan pengetahuan tentang diri sendiri serta lingkungannya menjadi
jauh melampaui kera keusiaannya.
8. Kebutuhan
hidup manusia
Dalam
interaksinya dengan dunia dan lingkungannya manusia membutuhkan pengetahuan.
Maka, kebutuhan manusia juga dapat mendasari dan mendorong manusia untuk
mengembangkan pengetahuannya.
C. Sumber
pengetahuan
Dalam
hal ini ada beberapa pendapat tentang suber pengetahuan:
1. Empirisme
Kata
ini berasal dari kata yunani empirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini
manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan
kepada kata yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman indrawi.
Dengan
inderanya, manusia dapat mengatasinya taraf hubungan yang semata-mata fisik dan
masuk ke dalam medan internasional, walaupun masih sangat sederhana.
2. Rasionalisme
Aliran
ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang
benar diperoleh da diukur oleh akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui
kegiatan menangkap objek.
Dalam
penyusunan ini akal menggunakan konsep-konsep rasionalatau ide-ide universal
konsep tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata yang bersifat universal. Yang
dimaksud dengan prinsip-prinsip universal adalah abstraksi dari benda-benda
kongret, seperti hukum kausalitasatau atau gambaran umum tentang benda tertentu
3. Intuisi
Intuisi
merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melaui proses penalaran tertentu.
Seseorang yang sedang berpusat pemikirannya pada suatu msalah dan tiba-tiba
saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Tanpa melalui proses berpikir
yang berliku-liku tiba-tiba saja dia sudah sampai disitu. Jawaban atas
permasalahan yang sedang dipikirkannya muncul dibenaknya bagaikan kebenaran
yang membukakan pintu.
4. Wahyu
Wahyu merupakan
pengetahuan yang disampaikan oleh tuhan kepada manusia pengetahuan ini
disalurkan oleh nabi-nabi yang diutusnya sepanjang zaman.
D. Hakikat
pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan
mental (mental state) mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapatan tentang
suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada diluar
akal.
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat
pengetahuan, yaitu:
1. Realisme
Teori
ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme
adalah gambaran aatau copy yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata
(dari fakta atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah
copy dari yang asli yang ada di luar akal. Hal ini tidah ubahnya seperti
gambaran yang terdapat dalam foto. Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa
pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
2. Idealisme
Idealisme
adalah menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuanyang benar-benar sesuai
dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau
proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bgai
seorang idialis hanya merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif
tentang realitas. Sudjektif dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari
orang yang membuat gambaran tersebut. Ynag diberikan pengetahuan hanyalah
gambaran menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengetahui atau (subjek).
BAB
II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa
pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadaran sendiri. Dalam peristiwa hal yang mengetahui (subjek) memiliki yang
diketahui (objek) dalam dirinya sendiri
sedemikian aktif sehingga yang
mengetahui itu apa yang disusun pada dirinya sendiri dalam kesatuan
aktif.
Menurut Bahm ada delapan hal penting
yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia sehingga menghasilkan suatu
pengetahuan manusia yaitu:
1. Mengamati
(observasi)
2. Kegiatan
menyelidiki (inqures)
3. Tahapan
mempercayai objek tersebut (believes)
4. Hasrat
(keinginan) dan Desires
5. Maksud
dan Tujuan (intends)
6. Mengatur
(organizes)
7. Proses
penyesuaian (adaptasi)
8. Proses
menikmati (Enjoy)
DAFTAR PUSTAKA
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar