BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anugrah yang
dimiliki manusia berupa kesempurnaan akal sangatlah di sayangkan jika tak
digunakan dengan maksimal. Dengan akal manusia dapat berpikir dengan
sedalam-dalam nya hingga sampai kepada masalah yang paling rumit sekalipun.
Dengan akal manusia dapat memaknai apa yang melatarbelakangi kehidupan ini.
Namun
perdebatan panjang seputar filsafat sampai sekarang ini masih dipermasalahkan.
Tak hanya dari orang awam yang tak tahu menahu masalah yang sebenarnya, tapi
juga dari kalangan ilmuwan, hal ini berkaitan erat dengan doktrin agama yang
membatasi pemikiran manusia sehingga mereka yang menolak filsafat tak sedikit
bertahan karena argumen keyakinan dari
agama yang sudah dijadikan patokan kebenaran. walaupun filsafat juga bertujuan
untuk menguak kebenaran.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud filsafat Islam ?
2. Bagaimana Batasan kajian filsafat islam ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui
maksud dari filsafat Islam.
2. Mengetahui batassan-batasan filsafat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Islam
1. Pengertian Filsafat
Konotasi bila mendengar kata
filsafat, maka segera akan menunjuk sesuatu yang bersifat prinsip atau dasar.
Bahkan selain itu, banyak dikaitkan dengan suatu pandangan hidup yang
mengandung nilai-nilai dasar tertentu, seperti filsafat Pancasila dan filsafat
Islam. Filsafat sebenarnya berasal dari kata atau bahasa Yunani
philosophia. Dari kata philosophia ini kemudian banyak diperoleh
pengertian-pengertian filsafat, baik dari segi pengertiannya secara harfiah
atau etimologi maupun dari segi kandungannya.
Para otoritas Muslim dari berbagai madzhab
pemikiran yang berbeda selama berabad-abad mencoba mendefinisikan makna falsafah, suatu istilah yang masuk kedalam
bahasa Arab melalui usaha penerjemahan teks Yunani yang dilakukan pada abad
ke-2 H/ke-8 M dan ke-3 H/ke-9 M. Sebagian definisi yang berasal dariYunani dan
yang paling lazim di kalangan filosof Islam adalah sebagai berikut:
a.
Filsafat (al-falsafah) adalah pengetahuan tentang segala yang ada .
b.
Filsafat adalah pengetahuan tentang yang ilahiah dan yang insaniah.
c.
Filsafat mencari perlindungan dalam kematian. Maksudnya, cinta pada kematian.
d.
Filsafat adalah seni tentang seni-seni dan ilmu tentang ilmu-ilmu.
Filsafat adalah studi tentang seluruh kehidupan dan pemikiran secara kritis dan dijabarkan
dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan
masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan
alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu
dimasukkan ke dalam sebuah proses Untuk
studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir
dan logika bahasa.
Filsafat adalah ilmu
yang membahas tentang hakikat sesuatu, baik yang bersifat teoritis atau yang
bersifat praktis yakni, pengetahuan yang harus diwujudkan dengan amal baik.
Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni:
a. Segi semantic: perkataan filsafat dari kata bahasa Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani
yakni philosophia, yang berarti
Philos = cinta, suka (loving), dan Sophia = pengetahuan. Jadi philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan
atau cinta kepada kebenaran.
b.
Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bararti alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat berarti berpikir. Namun, tidak semua berpikir berarti berfilsafat.
c.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.
Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.
Karena luasnya ruang lingkup pembahasan ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau banyak di antara para ahli filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda. Definisi-definisi ilmu filsafat dari filsuf Barat danTimur di bawahini:
a.
Plato (427 SM-347 SM): Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
b.
Aristoteles
(382 SM–322 SM): Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang
didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik dan estetika.
c.
Al-farabi
(wafat 950 M): filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Ilmu filsafat adalah
ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta
dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
sejauh apa yang dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya
setelah mencapai pengetahuan itu.
2. Pengertian Filsafat Islam
Definisi Filsafat Islam menurut beberapa cendekiawan muslim diantaranya:
a.
Mustofa Abdur Razik, filsafat Islam adalah filsafat yang
tumbuh di Negeri Islam dan di bawah naungan Negara Islam, tanpa memandang agama
dan bahasa-bahasa pemiliknya. Pengertian ini diperkuat oleh Prof. Tara Chand,
bahwa orang-orang Nasrani dan Yahudi yang telah menulis kitab-kitab filsafat
yang bersifat kritis atau terpengaruh oleh Islam sebaiknya dimasukkan ke dalam
filsafat Islam.
b.
Dr Ibrahim Madzkur: Filsafat Arab bukanlah berarti bahwa ia adalah produk suatu rasa atau ummat. Meskipun demikian, saya mengutamakan menamakannya sebagai filsafat Islam, Karen Islam bukan akidah saja, tetapi juga sebagai peradaban.
Dengan uraian diatas
maka dapatlah disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah suatu ilmu yang diajaran
Islam dalam membahas hakikat kebenaran segala sesuatu.
Banyak dikalangan para ahli berbeda dalam menanamkan filsafat Islam. Apakah ia merupakan filsafat Islam atau filsafat Arab atau ada nama lain dari kedua istilah itu.
Prof. Mu’in, menyatakan apabila filsafat itu disebut dengan Filsafat Arab, berarti mengeluarkan orang Iran, orang Afganistan,
orang Pakistan dan orang India. Oleh karena itu, beliau memilih dangan Filsafat Islam.
Sidi Gazalba memberikan
gambaran sebagai berikut “Bahwa Tuhan memberikan akal kepada manusia, lalu
menurunkan wahyu/sunnah untuk manusia. Dengan akal itu ia membentuk
pengetahuan, apabila pengetahuan manusia itu digerakkan oleh wahyu/sunnah,
menjadilah ia filsafat Islam.” Wahyu dan sunnah yang berkaitan dengan hal
ghaib tidak mungkin dibuktikan kebenarannya melalui riset, filsafat Islamlah
yang memberikan keterangan, ulasan dan tafsiran, sehingga kebenarannya
terbuktikan dengan pemikiran budi yang bersistem, radikal, dan umum.
Sebenarnya perbedaan
istilah tersebut hanyalah perbedaan nama saja, sebab bagaimanapun juga hidup dan
suburnya pemikiran filsafat tersebut adalah dibawah naungan islam dan ke banyakan
ditulis dalam bahasa arab. Kalau yang dimaksud dengan filsafat Arab ialah bahwa filsafat tersebut adalah hasil orang Arab semata-mata, maka tidak benar.
Dengan uraian
di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah suatu ilmu yang
dicelup ajaran Islam dalam membahas hakikat kebenaran segala sesuatu.
B.
Batasan Kajian Filsafat Islam
Mengkaji
filsafat islam tidak semudah membalikan telapak tangan. Ia dengan sarat muatan
teologis dan historis. Secara historis filsafat
islam tarik menarik kepentingan bahwa orisinilitas filsafat berasal dari yunani
atau islam adalah fakta yang tak bisa di hindarkan. Begitu pula, dalam tataran
teologis penerimaan filsafat kerap berbenturan antara pandangan keimanan dan
pemikiran liberal filsafat.daam perkembangan selanjutnya, filsafat diakui
sebagai bagian dari agama islam karena memiliki tujuan yang
sama yakni mencari hakikat kebahagian dengan jalan yang benar.
Hal ini
berkaitan dengan objek material filsafat bahwa objek penyelidikan filsafat
adalah segala yang ada dan mungkin ada,tidak terbatas. Dalam tradisi filsafat
agar bisa sampai pada makna yang esensi
dari suatu hal, seseorang harus melakukan penjelajahan secara radikal, logis,
dan serius. Filsafat disebut islami bukan karena yang melakukan aktivitas
kefilsafatan itu orang orang yang beragama islam, atau orang berkebangsaan arab
atau dari objeknya membahas pokok-pokok keislaman. Islam disini adalah roh
sebagai nilai spritual sebuah filsafat islam.
Objek filsafat
sangat luas cakupannya karena meliputi segala sesuatu yang ingin diketahui dan
segala pengetahuan manusia. Dengan demikian manusia memiliki pikiran atau akal
yang aktif maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui
segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada menurut akal pikirannya.jadi,
objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya.
Dalam filsafat
juga terdapat objek material dan objek formal, objek material adalah objek yang
di jadikan sasaran penyelidikan oleh suatu ilmu atau objek yang dipelajari oleh
suatu ilmu itu sendiri. Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek
menelaah objek materialnya. Dan setiap ilmu pasti berbeda dalam objek
formalnya. Adapun objek filsafat islam adalah objek kajian pada umumnya yaitu
realitas, baik yang material maupun yang gaib. Perbeaanya terletak pada subjek
yang memiliki komitmen qur’ani.dalam hubungan ini, objek kajian filsafat islam
dalam tema besar adalah tuhan, manusia, dan alam yang bersumber pada al-quran,
al hadist dan akal.
Tema ini dapat
dijabarkan lebih spesifik sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat
ditarik kesimpulan dari perkembangan sejarah pemikiran kefilsafatan hingga
sekarang memiliki semangat yang sendiri-sendiri. Lebih jelas lagi, menarik
untuk dikutip pandangan C.A Qadir, bahwa objek kajian filsafat islam antara
lain :
1.
Masalah
doktrin monoteisme atau kesaan alloh.
2.
Masalah
yang menyangkut kenabian
3.
Masalah
penyelarasan antara filsafat dan agama.
Akan tetapi, pengkajian objek bisa meluas dan mendalam sehingga objeknya
bisa ditambah. Hal itu karena bahwa dibelakang objek ilmu-ilmu positif yang
diperoleh dengan penelitian dan pengujian, dan yang bertujuan mengenal sejumlah
perkara tertentu , terdaat persoalan yang lebih umum dan lebih jauh. Dan hanya
bisa ditanggulangi akal pikiran semata.
Persoalan-persoalan itulah yang membentuk
filsafat. Misalnya dari apa benda pada umumnya ini tersusun? Bagaimana suatu
benda dapat berubah menjadi lainnya, seperti perubahan oksigen dan hidrogen
menjadi air. Selain hal itu ada lagi pertanyaan yang tidak termasuk dalam salah
satu ilmu nyata, dan metode-metode ilmu itupun tidak berguna bagi
perkara-perkara yang ditanyakan.
Persoalan-persoalan
itu membentuk ilmu fisika model tertentu, dan dari sini meningkat ke ilmu yang
lebih umum ialah “metafisika” yang membahas wujud padaumumnya, tentang sebab
wujud, sifat zat yang mengadakan. Dari sini kita menjawabpertanyaan “apakah
alam semesta ini terwujud dengan sendirinya ataukah ia punya sebab yang tidak
tampak?
Demikian objek
kajian filsafat islam yang memiliki ciri khas tersendiri meskipun tidak bisa
dihindari keterpengaruhan dari filsafat yunani dalam mengkaji objek.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Batasan
kajian filsafat islam tidak lepas dari dua objek yaitu objek materian dan objek
formal, dimana objek material ini berupa segala yang ada dan yang mungkin ada
yang sifatnya tidak terbatas. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang
darimana sang subjek menelaah objek materialnya. Akan
tetapi, pengkajian objek bisa meluas dan mendalam sehingga objeknya bisa
ditambah.
Hal itu karena bahwa dibelakang objek
ilmu-ilmu positif yang diperoleh dengan penelitian dan pengujian, dan yang
bertujuan mengenal sejumlah perkara tertentu, terdaat persoalan yang lebih umum
dan lebih jauh. Dan hanya bisa ditanggulangi akal pikiran semata.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dedi Supriyadi,.Pengantar Filsafat Islam, Bandung: CV Pustaka
Setia, 2013.
Supriyadi, Dedi, .Pengantar Filsafat Islam, (Bandung :CV Pustaka Setia,
2013), hlm. 34.
Komentar
Posting Komentar