Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam
A. Pendahuluan
Kemampuan
manusia untuk menggunakan akalnya dalam memahami lingkungannya merupakan
potensi dasar yang memungkinkan manusia belajar, dengan belajar manusia menjadi
mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar perubahan
dalam diri manusia merupakan akibat dari aktivitas belajar, oleh karena itu
sangat wajar apabila belajar merupakan konsep kunci dalam setiap kegiatan
pendidikan. Mengajar adalah menyajikan ide,
problem, atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh
setiap siswa. Mengajar ini juga sama pentingnya dengan belajar.
Belajar dan mengajar selalu berkaitan karena seseorang yang belajar pasti
ada yang mengajar sehingga terjadi interaksi antara keduanya yang disebut
proses belajar mengajar. Adapun Istilah pembelajaran menjadi istilah
yang makin populer dan banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Pembelajaran
merupakan terjemahan dari Instruction dimana sebelumnya dipadankan dengan
istilah pengajaran. Dalam hal ini yang dapat membantu seseorang untuk dapat
mengajar bukanlah penguasaan metode-metode, melaikan petunjuk tentang bagaimana
merancang “jalan pengajaran” atau proses mengajar.
B. Pembahasan
1.
Pengertian
Belajar, mengajar dan Pembelajaran
a.
Pengertian Belajar
Para ahli mendefinisikan belajar dengan berbagai rumusan, sehingga terdapat
keseragaman tentang makna belajar diantaranya:
1)
Geoch, mengatakan : learning is a
change in performance as a result of practice. Ini berarti bahwa
belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat
dari latihan ( practice ).
2)
Cronbach memberikan defenisi : learning is
show by a change in behavior as a result of experience(:belajar adalah
pertunjukan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
3)
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning
and Memory berpendapatLearning is a change in organism due to
experience which can affect rhe organism’s behavior. Artinya, belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut. jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh
pengalaman tersebut baru dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme.
4)
Arthur J. Gates, menurutnya yang dinamakan belajar
adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan (leraning
is the modification of behavior through experience and training).
Dari berbagai
definisi belajar yang telah dikemukakan para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya belajar
adalah proses penguasaan sesuatu yang dipelajari, maka dapat diterangkan bahwa
belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Selanjutnya dalam perspektif agama
pun (dalam hal ini Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam
rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajad kehidupannya meningkat. Hal
ini dinyatakan dalam surah Mujadalah: ayat 11 yang artinya: “niscaya Allah
akan meningkatkan beberapa derajat kepada orang-orang dan “berilmu”. Ilmu
dalam hal ini tentu saja harus berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan
zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.
b.
Pengertian Mengajar
Mengajar
pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.
Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru.
Disamping itu ada beberapa difinisi lain yakni:
1)
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan
pada siswa. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu
hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan.
2)
Dalam
pengertian yang luas, mengajar diartiakn sebagai suatau aktivitas
mengorganisasikan atau mengatur lingkunagn sebaik – baiknya dan menghubungkan
dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai
upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar
bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu
perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun
mental.
c.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
merupakan proses yang kompleks, di dalamnya mencakup proses/kegiatan belajar
dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar terutama terjadi pada siswa dengan
segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sedangkan kegiatan mengajar
diperankan oleh guru atau dosen dalam perannya sebagai fasilitator dan desainer
proses pembelajaran. Oleh karena itu kualitas proses pembelajaran termasuk juga
hasil-hasilnya sangat ditentukan oleh kualitas interaksi dalam proses tersebut,
meskipun dikarenakan kewenangannya peran guru/dosen akan lebih menonjol bila
dilihat dari sudut manajemen pembelajaran.
Pelajar
adalah pihak yang harus memanfaatkan proses tersebut untuk mencapai tujuan
belajarnya dan guru/dosen merupakan pihak yang harus membantu terciptanya
proses yang kondusif bagi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
belajar siswa sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dengan mengacu pada
kurikulum dan bahan ajar tertentu untuk kemudian dipilih metoda dan media yang
tepat.
2.
Pengertian Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan
Islam
Proses
belajar mengajar secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan interaksi
dan saling memengaruhi antara pendidik dan peserta didik, dengan fungsi utama
pendidikan memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang memengaruhi peserta
didik, sedangkan peserta didik menerima pelajaran, pengaruh atau sesuatu yang
diberikan oleh pendidik. Pengertian proses belajar mengajar dalam arti
sederhana ini dapat dipahami dari beberapa firman Allah Swt, yaitu:
ٱقۡرَأۡ
بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ
مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ
٣ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَٱلۡإِنسَٰنَ
مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥
Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. (QS. al-Alaq (96): 1-5)
وَعَلَّمَ
ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ
أَنۢبُِٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ٣١
Dan Dia
Mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:” Sebutkanlah kepada-Ku
nama-nama benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar. (QS. al-Baqarah
(2): 31)
وَلَقَدۡ
ءَاتَيۡنَا لُقۡمَٰنَ ٱلۡحِكۡمَةَ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِلَّهِۚ وَمَن يَشۡكُرۡ
فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٞ
١٢ وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ
بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ ١٣
Dan
Sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada luqman, yaitu: Bersyukurlah
kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyuku, maka
sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia member pelajaran kepadanya:“Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman (31): 12-13).
Dan
ayat-ayat al Qur’an tersebut dapat diperoleh isyarat tentang kegiatan belajar mengajar
dengan berbagai komponen.
Dalam
pengertian yang lebih luas dan sistematik, proses belajar megajar adalah
kegiatan yang melibatkan sejumlah komponen yang antara satu dan lainnya.
Komponen tersebut antara lain meliputi visi dan tujuan yang ingin dicapai, guru
yang professional dan siap mengajar, murid yang siap menerima pelajaran,
pendekatan yang akan digunakan, strategi yang akan diterapkan, metode yang akan
dipilih, teknik dan taktik yang akan digunakan.
Dengan
demikian, ukuran keberhasilan sebuah proses belajar mengajar itu dapat dilihat
pada sejauh mana proses tersebut mampu menumbuhkan, membina, membentuk, dan
memberdayakan segenap potensi yang dimiliki manusia, atau pada sejauh mana ia
mampu memberikan perubahan secara signifikan pada kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor peserta didik.
Proses belajar
mengajar secara singkat ialah proses memanusiakan manusia, yakni
mengaktualisasikan berbagai potensi manusia, sehingga potensi-potensi tersebut
dapat menolong dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya. Sebuah
proses belajar mengajar dapat di katakana gagal, jika antara sebelum dan
sesudah mengikuti sebuah kegiatan belajar mengajar, namun tidak ada perubahan
apa-apa pada diri siswa atau mahasiswa.
3.
Komponen-Komponen Proses Belajar Mengajar dalam
Pendidikan Islam
Selain
terdapat guru dan murid serta mungkin sejumlah teknisi atau fisilitator lainnya
yang membantu, kegiatan proses belajar mengajar juga membutuhkan kejelasan
sejumlah komponen atau aspek lainnya. komponen atau aspek tersebut yaitu aspek
tujuan, pendekatan, metode, teknik, dan taktik. Berbagai komponen atau aspek
tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
a.
Menentukan tujuan belajar mengajar
Tujuan
belajar mengajar adalah sejumlah kompetensi atau kemampuan tertentu yang harus
di kuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Tujuan belajar mengajar secara lebih detail dan terperinci harus dirumuskan
oleh setiap guru yang akan mengajar. Pada setiap tujuan belajar mengajar dari
setiap mata pelajaran perlu dirumuskan dengan jelas dan operasional tentang
kompetensi atau kemampuan yang ingin diwujudkan pada setiap peserta didik, baik
yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor. Dengan cara demikian, proses
belajar mengajar tersebut akan dapat berjalan secara efisien dan efektif, dan
terhindar dari perbuatan yang sia-sia.
Dalam
perkembangan selanjutnya, tujuan pendidikan juga harus menjamin terpenuhinya
tujuan kehidupan yang bersifat individual dan tujuan sosial secara seimbang.
Tujuan individual antara lain terkait dengan penggalian, pembinaan, dan
pengembangan bakat, minat, dan berbagai kemampuan manusia yang dimiliki
manusia. Berdasarkan pada tujuan ini, maka pendidikan dapat dirumuskan sebagai
upaya menciptakan situasi dan kondisi yang sebaik-baiknya yang memungkinkan
dapat menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan bakat, minat, dan berbagai
potensi yang dimiliki manusia. Menentukan pendekatan dalam proses belajar
mengajar
Dilihat dari
segi bentuk dan macamnya, pendekatan proses belajar mengajar dapat dilihat dari
segi kepentingan guru (eksternal atau teacher centris), kepentingan murid
(internal atau student centris) dan perpaduan di antara dua kepentingan
tersebut (konvergensi). Penjelasan atas ketiga segi kepentingan ini telah
dijelaskan pada uraian di atas. Selain itu, pendekatan juga dapat dilihat dari
segi disiplin ilmu yang digunakan, misalnya pendekatan normatif teologis,
histori empiris, filosofis, sosiologis, politik, ekonomi, hukum dan sebagai
nya).
Pendekatan
dalam proses belajar mengajar, juga dapat dilihat khusus dari segi latar
belakang peserta didik, yaitu ada peserta didik yang masih kanak-kanak,
anak-anak, remaja, dewasa, dan manusia lanjut usia (manula). Berbagai cirri
psikologis yang terdapat pada setiap kategori usia tersebut digunakan sebagai
dasar pertimbangan dalam menentukkan proses belajar mengajar. Sebuah materi
yang sama yang akan diajarkan kpada setiap manusia pada setiap tingkatan
tersebut, mengharuskan adanya pendektan yang berbeda.
b.
Menentukan Metode Pengajaran
Metode
mengajar secara harfiah bearati cara mengajar. Adapun dalam pengertian yang
umum, metode mengajar adalah cara atau langkah-langkah sistematik yang ditempuh
oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Di
dalam buku-buku tentang metodologi pengajaran dapat dijumpai berbagai metode
pengajaran yang amat beragam. Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir misalnya
menyebutkan adanya metode diakronis, sinkronis analisis, problem solving,
empiris, induktif dan deduktif. Sementara
itu, Hery Noer Ali mengemukakan adanya metode ceramah, Tanya jawab, diskusi,
pemberian tugas (resitasi), demonstrasi (eksperimen), bekerja kelompok,
sosiodrama ( bermain peran), karya wisata, latihan siap (drill), dan sistem
regu ( team teaching).
Berbagai
metode pengajaran tersebut pada intinya ialah berbagai alterative jalan yang dapat
ditempuh agar pengajaran dapat berjalan efektif, memberi pengaruh dan mampu
memberikan perubahan peserta didik. Berbagai metode itu muncul, karena berbagai
factor, antara lain 1) adanya berbagai macam ilmu dan keterampilan yang akan
diajarkan yang menghendaki kesesuaian dengan metode yang akan digunakan. 2)
adanya berbagai tingkatan usia dan kecerdasan peserta didik menyebabkan
perbedaan cirri-ciri kejiwaan yang selanjutnya menghendaki adanya penggunaan
metode yang tepat 3) adanya berbagai situasi dan kondisi yang menghendaki
adanya penggunaan metode yang relevan. 4) ketersediaan, kelengkapan atau
kekurangan sarana prasarana yang menghendaki adanya kesesuaian dengan metode
yang akan di gunakan 5) penguasaan para guru yang ada dalam menggunakan
berbagai metode tersebut.
c.
Menentukan Teknik Mengajar
Teknik
mengajar adalah cara-cara yang terukur, sistematik, dan spesifik dalam
melakukan suatu pekerjaan. Perbedaan teknik yang digunakan akan menentukan
perbedaan hasil, tingkat kecepatan dan kepuasan kepada orang yang telibat atau
merasakan manfaat dari pekerjaan tersebut. Tidak hanya dalam kegiatan belajar
mengajar, melain hampir seluruh kegiatan terdapat teknik dalam melakukannya.
Pada pertandingan olahraga misalnya, amat banyak di jumpai teknik yang diterapkan
di dalamnya.
d. Menentukan
Taktik
Yang
dimaksud dengan taktik adalah rekayasa atau siasat dalam arti positif yang
digunakan oleh seorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam kegiatan proses
belajar mengajar juga terdapat berbagai taktik yang dapat digunakan. Misalnya
taktik yang berkaitan dengan upaya mendorong para siswa agar datang tepat
waktu, mengerjakan tugas-tugas dengan baik, agar siswa meningkat perolehan
nilai ujiannya, agar gemar membaca, dan lain sebagainya. Semua taktik ini perlu
dilakukan dalam rangka mendukung pelaksaan metode pengajaran yang telah dipilih
berdasarkan pendekatan yang telah diterapkan.
4. Cara
Melaksanakan Pengajaran dalam Pendidikan Islam
Urutan langkah mengajar ditentukan oleh banyak hal,
antara lain:
a. Oleh tujuan pengajaran
yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu. Jika tujuannya keterampilan, maka
urutan langkahnya ada bila tujuannya memahami konsep, maka urutannya akan
berbeda dari bila tujuannya keterampilan demikian seterusnya.
b. Oleh
kemampuan guru. Ada guru yang pandai berbicara ; ia sebaiknya banyak
menggunakan ceramah. Jika guru lihat bernyanyi, ia dapat menggunakan bernyanyi
sebagai cara mengajar. Alngkah-langkahnya disesuaikan dengan rumusan tujuan
pengajar.
c. Oleh keadaan
alat-alat yang tersedia. Dalam proses pengajaran sering kali di gunakan
alat-alat itu menentukan langkah mengajar. Bila metode eksperimen yang
digunakan, maka alat-alat eksperimen harus tersedia. Bila tidak ada, maka
metode itu diganti dengan metode lain yang tidak perlu menggunakan alat.
d. Oleh jumlah
murid. Bila murid nya banyak, katakanlah 100 orang dalam satu kelas, maka
metode ceramah lebih baik dari pada metode diskusi. sekali lagi, persoalan
mengajar sebenarnya bukanlah terutama persoalan meode apa yang akan di gunakan,
persoalannya adalah bagaimana menyusun langkah-langkah dalam proses pengajar.
C.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pada
hakikatnya belajar adalah proses penguasaan sesuatu yang dipelajari, maka dapat
diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar merupakan kewajiban bagi
setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajad
kehidupannya meningkat. Belajar dan
mengajar selalu berkaitan karena seseorang yang belajar pasti ada yang mengajar
sehingga terjadi interaksi antara keduanya yang disebut proses belajar
mengajar. Adapun pembelajaran merupakan proses yang kompleks,di dalamnya
mencakup proses/kegiatan belajar dan kegiatan mengajar.
Komponen-komponen
proses belajar mengajar dalam pendidikan Islamdiantaranya harus menentukan
tujuan belajar mengajar, menentukan pendekatan dalam proses belajar mengajar,
menentukan metode pengajaran, menentukan teknik mengajar, dan menentukan taktik.
Dalam hal
belajar mengajar yang dapat membantu seseorang untuk dapat mengajar bukanlah
penguasaan metode-metode, melaikan petunjuk tentang bagaimana merancang “jalan
pengajaran” atau proses mengajar. Untuk itu dibutuhkanlah cara melaksanakan pengajaran
dalam pendidikan islam
Daftar Pustaka
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Prawira, Purwa Atmaja. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif
Baru, Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Sardiman, a.m. 2008. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta:
Raja Grafindo persada.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahamad. 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012.
Umiarso & Zamroni. 2011. Pendidikan Pembesan dalam Perspektif Barat
dan Timur ,Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Muhibbin Syah, Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010,
hlm. 88.
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi
Pendidikan dalam Perspektif Baru (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2012),
hlm. 226.
Muhibbin Syah, Op. Cit. hlm.
93.
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi
Belajar-Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo persada 2008, hlm 47.
http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/keguruan/belajar-mengajar-dan-pembelajaran
Abuddin
Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010,
hlm 139.
Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012,
hlm. 196.
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar