BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan
pembelajaran di kelas sering dirasakan membosankan bagi siswa karena guru hanya
memberikan pelajaran dengan menggunakan satu cara dan tidak heran apabila
sering didapati siswa sedang mengantuk dan kadang berbicara sendiri dengan
teman yang lain sedangkan guru sedang menerangkan, untuk itu diperlukan
strategi pembelajaran agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berhasil.
Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh para guru satuan pendidikan.Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan guru
dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dan bimbingan di sekolah.Strategi merupakan usaha untuk memperoleh
kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan
strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal (David,
1978).
Pada mulanya
istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara
penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan, namun
sekarang istilah strategi sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan
yang bertujuan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai
tujuan, misalnya seorang pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan
kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya
tersebut, seorang pelatih sepak bola juga akan menentukan strategi yang dianggap
tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga dengan guru yang
mengharapkan hasil yang terbaik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan
strategi agar hasil belajar siswanya bagus. Strategi pembelajaran dapat juga
diartikan sebagai usaha guru dalam menggunakan beberapa
variabel pengajaran seperti: tujuan, bahan, metode, alat, dan
evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan yakni pembelajaran
yang efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Mengajar dengan Menggunakan Komputer
Metode mengajar dengan
menggunakan komputer dikembangkan berdasarkan karena pertama-tama sudah jelas
pada kehidupan modern di masa depan komputer merupakan suatu alat yang sangat
penting, selain itu juga karena derasnya arus informasi baru yang mengalir dari
pemakai IPTEK, maka penggunaan komputer merupakan satu – satunya cara untuk
menampung dengan baik segenap inforamasitasi, dan selanjutnya memanfaatkan
dengan baik pula.
Secara teori suatu
komputer memiliki kekuatan keahlian yang lebih daripada seorang guru, karean
komputer dapat: 1) menyimpan pendapat dari berbagai informasi, 2) memiliki
informasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, 3) menyajikan pada siswa dengan
tanda diagram yang menantang, 4) memberi jawaban tipe kebutuhan siswa, 5)
memberi umpan balik kepada siswa secara individual secara cepat, 6) memiliki
sejumlah perbedaan, dengan siswa yang berbeda – beda.
Sejalan dengan itu pula
komputer dapat diprogram untuk potensi mengajar dalam tiga cara:
Pertama: Tuition, dalam
hal ini program untuk menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor
yang memimpin siswa melalui urutan materi yang merea harapkan menjadi pokok
pengertian. Kedua: Simulation, bentuk kedua pengajaran dengan komputern
ialah untuk simulasi pada suatu keadaan khusus, atau sistem dimana siswa dapat
berintegrasi. Siswa dapat menyebut informasi, sehingga dapat sampai pada
jawabannya. Karena mereka berfikir sehat, mencobakan interpertasinya dari
prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Komputer akan menceritakan pada siswa
apakah dampak dari kepurusannya, terutama tentang reaksi dari kritikan atau
pendapatnya. Ketiga: Crunching, dalam hal ini kompuert digunakan sebagai
suatu penelitian sejumlah data yang luas, atau manipulasi data dengan kecepatan
yang sangat tinggi, siswa dapat meminta pada komputer untuk meneliti figur –
figur tertentu atau pola-pola ratusan sensus kembali atau menghasilkan grafik
dan cart yang sulit dan kompleks.
Komputer berperan sebagai
manejer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama computer managed
instruction (cmi). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam
belajar, pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran,
latihan atau kedua-duanya. komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan
pembelajaran lainnya disampaikan buan dengan media komputer. Tahapan ataupun
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan komputer, antara lain sebagai
berikut:
1.
Penyajian informasi (presentation of information),
yaitu berupa materi pelajaran yang akan dipelajari
2.
Pertanyaan dan respon (question of resfonses),
yaitu berupa soal-soal yang harus dikerjakan siswa
3.
Penilaian respons (judging of responses), yaitu
komputer akan memberikan respons atas jawaban yang diberikan siswa
4.
Pemberian balikan respons (providing feedback about
responses), yaitu setelah selesai, program akan memberikan balikan. Apakah
telah sukses atau berhasil atau harus mengulang
5.
Pengulangan (remediation)
6.
Segmen pengaturan pelajaran.
Pemanfaatan TI
dalam pembelajaran dapat menjadi sistem pembelajaran mandiri (Instructor independent) atau juga
digabungkan dalam proses pembelajaran langsung (tatap muka di kelas) yang
mengandalkan kehadiran guru. Model
pembelajaran / sumber belajar yang berhubungan dengan TI dan kini menjadi
perhatian dunia pendidikan adalah model Pembelajaran Berbasis Komputer (komputer based instruction).
Perkembangan komputer dalam bidang pendidikan,
khususnya dalam pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah
teknologi pembelajaran.Sejarah teknologi pembelajaran ini sendiri merupakan
kreasi berbagai ahli dalam bidang terkait, yang pada dasarnya ingin berupaya
dalam mewujudkan ide-ide praktis dalam menerapkan prinsip didaktik, yaitu
pembelajaran yang menekankan perbedaan individual baik dalam kemampuan maupun
dalam kecepatan.
1.
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Komputer
Heinich
dkk.(1986) mengemukakan sejumlah kelebihan dan juga kelemahan yang ada pada
komputer. Aplikasi komputer sebagai alat bantu proses belajar memberikan
beberapa keuntungan antara lain:
a.
Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan
dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditanyangkan.
b.
Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat
siswa dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya.
c.
Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan
memberikan keleluasaan terhadap siswa untuk menentukan kecepatan belajar dan
memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan.
d.
Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali
informasi yang diperlukan oleh pemakainya, yang diistilahkan dengan “kesabaran
komputer”, dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Dengan
kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi msiswa
yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi
siswa yang lebih cepat (fast learner).
e.
Disamping itu, komputer dapat diprogram agar mampu
memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan
(reinforcement) terhadap prestasi belajar siswa.
f.
Dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil
belajar pemakainya (record keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa
dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.
g.
Komputer juga dapat dirancang agar dapat memberikan
preskripsi atau saran bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar tertentu
h.
Kelebihan komputer yang lain adalah kemampuan dalam
mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic animation).
2.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis Komputer
Selanjutnya
Benny dan Tita memberi penjelasan.Disamping memiliki sejumlah kelebihan,
komputer sebagai sarana komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan pertama adalah:
a.
Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program
komputer, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran.
b.
Disamping itu, pengadaan, pemeliharaan, dan
perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu pertimbangan
biaya dan manfaat (cost benefit analysis) perlu dilakukan sebelum memutuskan
untuk menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan.
c.
Masalah lain adalah compatability dan incompability
antara hardware dan software. Penggunaan sebuah program komputer biasanya
memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak
sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang
spesifikasinya tidak sama.
d.
Merancang dan memproduksi program pembelajaran yang
berbasis komputer (computer based instruction) merupakan pekerjaan yang tidak
mudah. Memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan
waktu banyak dan juga keahlian.
B. Metode Diskusi
1.
Pengertian metode diskusi
Metode
diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan
masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan
objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam
belajar. Metode disusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam
belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluaran pendapatnya secara rasional
dan objetif dalam pemecahan suatu masalah.
Diskusi pada dasarnya adalah pemecahan masalah
oleh bersama-sama baik oleh kelompok kecil maupun kelompok besar, atas dasar
ini maka diskusi dibagi kepada dua jenis, pertama: yang terdiri dari beberapa
orang, dan kedua: diskusi yang sifatnya melibatkan sejumlah massa, sehingga
disebut metode integrasi massa. Dengan demiian, jadilah metode ini suatu proses
integrasi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif
tidak ada yang fasif sebagai pendengar saja. Dalam pelaksanaan diskusi ini ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Pertama:
persiapan atau perencanaan diskusi, termasu tujuan diskusi, peserta diskusi,
penentuan masalah, waktu dan tempat diskusi
Kedua:
pelaksanaan diskusi, hal ini meliputi antara lain: membuat stuktur kelompok
diskusi, membagi tugas dalam diskusi, merangsang seluruh peserta untuk
berpartisipasi, mencatat ide-ide atau saran-saran yang penting yang menghargai
setiap pendapat yang diajukan, meciptakan situasi yang menyenangkan.
Ketiga:
follow up diskusi: artinya membuat tindak lanjut diskusi, membuat kesimpulan
dari diskusi, membacakan kembali hasil diskusi untuk membuat penilaian terhadap
hasil diskusi tersebut untuk dijadikan pertimbangan dalam perbaikan pada
diskusi-diskusi yang akan datang.
Metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian
bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar dan menjadi penting bagi guru untuk
memilih metode yang lebih efektif untuk digunakan. Pada dasarnya semua metode yang
digunakan dalam mengajar adalah baik, namun dalam pelaksanaannya sangat
bergantung pada guru. Metode guru dapat menjadi baik akan menjadi jelek apabila
guru tidak menguasai tehnik pelaksanaan dari metode yang digunakan.
Diskusi
adalah aktifitas dari sekelompok siswa yang berbicara saling bertukar informasi
maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, di mana setiap anak ingin
mencari jawaban atau penyelesaian masalah dari segala segi dan kemungkinan yang
ada.Diskusi
adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan
ide-ide, serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang
tergabung dalam suatu kelompok untuk mencari kebenaran.
Metode diskusi merupakan metode yang dapat membuat
siswa aktif karena siswa memperoleh kesempatan berbicara atau berdialog untuk
bertukar pikiran dan informasi tentang suatu topik atau masalah dan mencari
fakta atau pembuktian yang dapat digunakan bagi pemecahan masalah. Metode
diskusi adalah metode mengajar yang erat hubungannya dengan memecahkan masalah
atau problem solving . Metode
diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan dengan tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab
pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk
membuat suatu keputusan. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran di mana
siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan
atau pertanyaan yang bersifat probematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi
pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi, sedangkan menurut Suryosubroto
mengatakan metode diskusi adalah adalah suatu cara penyajian bahan
pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau
kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan
suatu masalah. Prinsip-prinsip yang perlu dipegangi dalam
melakukan diskusi antara lain:
1.
Melibatkan siswa secara aktif dalam disusi yang diadakan
2.
Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan
pendapat secara bergilir dipimpin seorang ketua atau moderator
3.
Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan
dan kemampuan anak
4.
Guru berusaha mendorong siswanya yang kurang aktif untuk
melakuan atau mengeluaran pendapatnya
5.
Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam
manyetujui atau menentang pendapay
6.
Aturan dan jalannya diskusi hendaknya
dijelaskan kepada siswa yang masih belum mengenal tata cara berdiskusi agar
mereka dapat secara lancar mengikutinya.
Langkah-langkah yang perlu
diambil dalam pelaksanaan diskusi, antara lain:
1.
Pemilihan topik yang akan didiskusian dapat dilakukan
oleh guru dengan siswa atau oleh siswa itu sendiri. Kriteria pemilihan topik
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kesesuaian dengan kemampuan
siswa, keohesifan para siswa atau latar belaang pengetahuannya
2.
Dibentuk kelompok-kelompok diskusi, yang terdiri dari 4-6
anggota setiap kelompok dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang notulis.
Pembentukan kelompok dapat dilakuan secara acak atau memperhatikan minat dan
latar belakang siswa
3.
Dalam melaksanakan diskusi, para siswa melakukan diskusi
dalam kelompok masing-masing sedangkan guru
bertindak
sebagai pemimpin memperhatikan dan memberikan petunjuk bilamana diperlukan
4.
Laporan hasil diskusi dilaporkan secara tertulis oleh
masing-masing kelompok
5.
topik yang akan dibahas telah direncanakan sebelumnya. kemudian
diadakan suatu forum panel diskusi untuk menanggapi setiap laporan kelompok tersebut.
Ada beberapa jenis diskusi yang dapat dilakukan oleh guru
dalam membimbing siswa antara lain:
a.
Whole group
Whole
roup merupakan bentuk diskusi kelas
dimana para pesertanya duduk setengah lingkaran. Dalam diskusi ini guru
b.
Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi
kecil yang terdiri
dari 4-6 orang peserta, dan juga diskusi kelompok terdiri dari 7-15 orang anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang
suatu topik tertentu dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris
c.
Buzz group
Bentuk diskusi ini dibagi menjadi kelompo-kelompok kecil terdiri dari 3-4
peserta. Diskusi ini biasa diadakan di tengah-tengah pelajaran atau diakhir
pelajaran dengan maksud untuk memperjelas dan mempertajam keranga bahan
pelajran atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
d.
Panel
Suatu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta
untuk mendiskusikan suatu topik tertentu dan duduk dalam bentuk semi melingkar
yang dipimpin oleh seorang moderator. Biasanya dalam diskusi ini para audien tidak
turut bicara, namun dalam forum tertentu para audien diperkenankan untuk memberikan
tanggapannya,
e.
Syndicate group
Dalam bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 peserta. Guru menjelaskan garis besar
permasalahan, menggambarkan aspek-aspeknya dan kemudian tiap kelompok diberi
tugas untuk mempelajari aspek-aspek tertentu.
f.
Symposium
Dalam simposium terdiri dari pembawaan makalah,
penyanggah, moderator dan notulis serta beberapa peserta simposium.
g.
Informal debate
Biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi 2 tim
yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk
diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal.
h.
Fish bowl
Bentuk diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta
dan dipimpin oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan.
i.
The open discussion group
Jumlah anggota kelompok yang baik terdiri dari 3-9 orang
peserta. Dengan diskusi ini dapat membantu para siswa belajar mengemukakan
pendapat secara jelas, memecahkan masalah, memahami apa yang dikemukakan oleh
orang lain dan dapat menilai kembali pendapatnya.
j.
Brainstorming
Bentuk diskusi ini akan menjadi lebih baik bila jumlah
anggota terdiri 8-12 orang peserta. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat
menyumbangkan ide dalam pemecahan masalah.
2.
Kelebihan Metode
Diskusi
a.
Melatih siswa belajar untuk mengemukakan pemikiran
dan pendapat.
b.
Memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh
penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber.
c.
Member kesempatan siswa dapat mwnyelesaikan problem
bersama-sama.
d.
Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
e.
Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat
sendiri menyetujui atau menentang pendapat teman-teman.
f.
Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap
pendapat yang bervariasi.
g.
Melatih siswa untuk dapat berfikir secara
matang-matang sebelum berbicara.
h.
Melatih siswa berbicara secara sistematis.
i.
Menambah wawasan siswa terhadap problem yang di
bahas.
3.
Kekurangan Metode Diskusi
a.
Tidak semua tupik dapat di jadikan metode diskusi
hanya hal-hal yang bersifat problematic saja yang dapat didiskusikan.
b.
Diskusi yang mwndalam memerlukan banyak waktu.
c.
Sulit menuntukan batas luas atau kedalanan suatu
uraian diskusi.
d.
Biasaanya tidak semua siswa berani menyatakan
pendapat.
e.
Pembicaraan di dalam diskusi lebih di domonasi oleh
siswa yang berani dan telah terbiasa bicara.
f.
Memungkinkan minculnya rasa permusuhan antar
kelompok,dan menganggap kelompoknyalah yang paling benar.
b.
Metode Driil
a.
Pengertian Metode Drill
Metode drill ialah suatu tehnik yang dapat diartikan sebagai suatu cara
mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa
memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari.
Pengertian
metode drill (latihan) siap menurut pendapat memiliki arti sebagai berikut:
i.
Suatu teknik yang dapat diartikan suatu cara
mengajar dimana peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan sehingga
memliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari.
ii.
Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan
jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
iii.
Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara
berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu
asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen.
Drill merupakan
suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah
dipelajari peserta didik sehingga memperoleh suatu keterampilan
tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu atu selalu
diulang-ulang, akan tetapi bagaimana dengan situasi belajar yang pertama dengan
situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilan lainnya.
Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang
berubah maka keterampilan akan lebih disempurnakan, metode ini biasanya dilakuan
untuk tujuan agar siswa:
1.
Memiliki keterampilan metodik atau gerak seperti
menghafalkan kata-kata, menulis mempengaruhi alat atau membuat suatu benda
melaksanakan gerak dalam olahraga
2.
Mengembangkan kecakapan intelek seperti mengalikan,
membagi dan mengenal tanda baca
3.
Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan
dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat penggunaan lambang dalam peta
dan lain-lain.
Untuk
keberhasilan dan kesuksesan metode drill ini para guru hendaknya memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Gerakan latihan dilakukan secara otomatis, tanpa
melakukan menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tapi dapat
dilakukan dengan cepat, seperti gerakan refleks saja, menghafal, menghitung dan
lain-lain.
2.
Guru harus memilih latihan yang mempunyai arri luas,
yakni dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan
sebelum mereka melakukannya.
3.
Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih
menekankan diagnosa karena latihan permulaan itu belum bisa mengharapkan siswa
dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna
4.
Perlu mengutamakan ketetapan, agar melakukan latihan
dapat berlangsung secara cepat dan tepat
5.
Guru mempertimbangkan waktu atau masa latihan yang
singkat saja, agar tidak meletihkan dan membosankan, masa latihan menyenangkan
dan menarik
6.
Guru dan siswa perlu memikiran dan mengutamakan proses
yang esensial atau pokok, sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rentan
atau tidak perlu
7.
Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual,
sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan atau
dikembangkan.
b.
Kelebihan Metode Drill
1.
Bahan pelajaran yang diberikan
dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan
murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada
pelajaran yang dilatihkan.
2.
Anak didik akan dapat
mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran
yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya
ingatnya.
3.
Adanya pengawasan, bimbingan
dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk
melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu
belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya.
c.
Kelemahan Metode Drill
1.
Latihan Yang dilakukan di bawah
pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
2.
Tekanan yang lebih berat, yang diberikan
setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan
menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.
3.
Latihan yang terlampau berat
dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran
maupun terhadap guru.
4.
Latihan yangs selalu diberikan
di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun
kreatifitas siswa.
5.
Karena tujuan latihan adalah
untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap
semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.
Dan Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan Di Atas yakni:
i.
Janganlah seorang guru menuntut
dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi yang tepat.
ii.
Jika terdapat kesulitan pada
murid saat saat merespon, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab
yang menimbulkan kesulitan tersebut.
iii.
Berikanlah segera
penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun yang
salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi kemajuan dari
latihannya.
iv.
Usahakan murid memiliki
ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.
v.
Istilah-istilah baik berupa
kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya
dimengerti oleh murid.
1.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan
Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran dianggap salah satu pemecahan yang
sesuai.Apapun bentuknya, pemanfaatan TI dalam pembelajaran membawa perubahan
tradisi atau budaya pembelajaran. Pemanfaatan TI dalam pembelajaran dapat
menjadi sistem pembelajaran mandiri (Instructor
independent) atau juga digabungkan dalam proses pembelajaran langsung
(tatap muka di kelas) yang mengandalkan kehadiran guru.
Metode diskusi
merupakan metode yang dapat membuat siswa aktif karena siswa memperoleh
kesempatan berbicara atau berdialog untuk bertukar pikiran dan informasi
tentang suatu topik atau masalah dan mencari fakta atau pembuktian yang dapat
digunakan bagi pemecahan masalah.
Metode drill
merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa
yang telah dipelajari peserta didik sehingga memperoleh suatu keterampilan
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. Didaktik
Atau Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.
http://ekaapriliyanti.blogspot.co.id/2011/12/model-pembelajaran-diskusi-kelas.html
Ramayulis, Metode Dan Teknik PembelajaranPAI,Malang
:UIN Malang, 2005.
Roesdiah NK, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
Rineka Cipta, 2001.
Rusman, Eksistensi Komputer dan Internet dalam Dunia
Pendidikan, Jurnal Pendidikan FIP, 2000.
Samsuddin, Strategi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Teori dan Praktek), Padangsidimpuan:
IAIN Padangsidimpuan,2016.
Shalahuddin,
dkk, Interaksi Dalam Proses
Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2004.
Susilana, Rudi dan Cepi
Riyana, Media Pembelajaran. Bandung:
Jurusan Kurikulum & Teknologi Pendidikan FIP UPI, 2008.
Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
Winataputra, Udin.S, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:
Departemen pendidikan Nasional, 1997.
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar