MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pembelajaran di kelas sering dirasakan membosankan bagi siswa karena guru hanya memberikan pelajaran dengan menggunakan satu cara dan tidak heran apabila sering didapati siswa sedang mengantuk dan kadang berbicara sendiri dengan teman yang lain sedangkan guru sedang menerangkan, untuk itu diperlukan strategi pembelajaran agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berhasil. Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para guru satuan pendidikan.Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan guru dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah.Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (David, 1978).
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan, namun sekarang istilah strategi sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan, misalnya seorang pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya tersebut, seorang pelatih sepak bola juga akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga dengan guru yang mengharapkan hasil yang terbaik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan strategi agar hasil belajar siswanya bagus. Strategi pembelajaran dapat juga diartikan sebagai usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel  pengajaran seperti: tujuan, bahan, metode, alat, dan evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan yakni pembelajaran yang efektif dan efisien.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Metode Mengajar dengan Menggunakan Komputer
            Metode mengajar dengan menggunakan komputer dikembangkan berdasarkan karena pertama-tama sudah jelas pada kehidupan modern di masa depan komputer merupakan suatu alat yang sangat penting, selain itu juga karena derasnya arus informasi baru yang mengalir dari pemakai IPTEK, maka penggunaan komputer merupakan satu – satunya cara untuk menampung dengan baik segenap inforamasitasi, dan selanjutnya memanfaatkan dengan baik pula.
            Secara teori suatu komputer memiliki kekuatan keahlian yang lebih daripada seorang guru, karean komputer dapat: 1) menyimpan pendapat dari berbagai informasi, 2) memiliki informasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, 3) menyajikan pada siswa dengan tanda diagram yang menantang, 4) memberi jawaban tipe kebutuhan siswa, 5) memberi umpan balik kepada siswa secara individual secara cepat, 6) memiliki sejumlah perbedaan, dengan siswa yang berbeda – beda.
            Sejalan dengan itu pula komputer dapat diprogram untuk potensi mengajar dalam tiga cara:
            Pertama: Tuition, dalam hal ini program untuk menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang memimpin siswa melalui urutan materi yang merea harapkan menjadi pokok pengertian. Kedua: Simulation, bentuk kedua pengajaran dengan komputern ialah untuk simulasi pada suatu keadaan khusus, atau sistem dimana siswa dapat berintegrasi. Siswa dapat menyebut informasi, sehingga dapat sampai pada jawabannya. Karena mereka berfikir sehat, mencobakan interpertasinya dari prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Komputer akan menceritakan pada siswa apakah dampak dari kepurusannya, terutama tentang reaksi dari kritikan atau pendapatnya. Ketiga: Crunching, dalam hal ini kompuert digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas, atau manipulasi data dengan kecepatan yang sangat tinggi, siswa dapat meminta pada komputer untuk meneliti figur – figur tertentu atau pola-pola ratusan sensus kembali atau menghasilkan grafik dan cart yang sulit dan kompleks.[1]
            Komputer berperan sebagai manejer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama computer managed instruction (cmi). Ada pula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar, pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau kedua-duanya. komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan buan dengan media komputer. Tahapan ataupun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan komputer, antara lain sebagai berikut:
1.      Penyajian informasi (presentation of information), yaitu berupa materi pelajaran yang akan dipelajari
2.      Pertanyaan dan respon (question of resfonses), yaitu berupa soal-soal yang harus dikerjakan siswa
3.      Penilaian respons (judging of responses), yaitu komputer akan memberikan respons atas jawaban yang diberikan siswa
4.      Pemberian balikan respons (providing feedback about responses), yaitu setelah selesai, program akan memberikan balikan. Apakah telah sukses atau berhasil atau harus mengulang
5.      Pengulangan (remediation)
6.      Segmen pengaturan pelajaran.
 Pemanfaatan TI dalam pembelajaran dapat menjadi sistem pembelajaran mandiri (Instructor independent) atau juga digabungkan dalam proses pembelajaran langsung (tatap muka di kelas) yang mengandalkan kehadiran guru. Model pembelajaran / sumber belajar yang berhubungan dengan TI dan kini menjadi perhatian dunia pendidikan adalah model Pembelajaran Berbasis Komputer (komputer based instruction).
Perkembangan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran.Sejarah teknologi pembelajaran ini sendiri merupakan kreasi berbagai ahli dalam bidang terkait, yang pada dasarnya ingin berupaya dalam mewujudkan ide-ide praktis dalam menerapkan prinsip didaktik, yaitu pembelajaran yang menekankan perbedaan individual baik dalam kemampuan maupun dalam kecepatan.

1.    Kelebihan Pembelajaran Berbasis Komputer
Heinich dkk.(1986) mengemukakan sejumlah kelebihan dan juga kelemahan yang ada pada komputer. Aplikasi komputer sebagai alat bantu proses belajar memberikan beberapa keuntungan antara lain:
a.    Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditanyangkan.
b.    Penggunaan komputer dalam proses belajar membuat siswa dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas belajarnya.
c.    Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan memberikan keleluasaan terhadap siswa untuk menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan.
d.   Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya, yang diistilahkan dengan “kesabaran komputer”, dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Dengan kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi msiswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi siswa yang lebih cepat (fast learner).
e.    Disamping itu, komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap prestasi belajar siswa.
f.     Dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.
g.    Komputer juga dapat dirancang agar dapat memberikan preskripsi atau saran bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar tertentu
h.    Kelebihan komputer yang lain adalah kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic animation)[2].
2.    Kekurangan Pembelajaran Berbasis Komputer
Selanjutnya Benny dan Tita memberi penjelasan.Disamping memiliki sejumlah kelebihan, komputer sebagai sarana komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah:
a.    Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran.
b.    Disamping itu, pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu pertimbangan biaya dan manfaat (cost benefit analysis) perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk menggunakan komputer untuk keperluan pendidikan.
c.    Masalah lain adalah compatability dan incompability antara hardware dan software. Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sama.
d.   Merancang dan memproduksi program pembelajaran yang berbasis komputer (computer based instruction) merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga keahlian.[3]





B.       Metode Diskusi
1.         Pengertian metode diskusi
          Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode disusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluaran pendapatnya secara rasional dan objetif dalam pemecahan suatu masalah.
           Diskusi pada dasarnya adalah pemecahan masalah oleh bersama-sama baik oleh kelompok kecil maupun kelompok besar, atas dasar ini maka diskusi dibagi kepada dua jenis, pertama: yang terdiri dari beberapa orang, dan kedua: diskusi yang sifatnya melibatkan sejumlah massa, sehingga disebut metode integrasi massa. Dengan demiian, jadilah metode ini suatu proses integrasi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang fasif sebagai pendengar saja. Dalam pelaksanaan diskusi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
          Pertama: persiapan atau perencanaan diskusi, termasu tujuan diskusi, peserta diskusi, penentuan masalah, waktu dan tempat diskusi
          Kedua: pelaksanaan diskusi, hal ini meliputi antara lain: membuat stuktur kelompok diskusi, membagi tugas dalam diskusi, merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi, mencatat ide-ide atau saran-saran yang penting yang menghargai setiap pendapat yang diajukan, meciptakan situasi yang menyenangkan.
          Ketiga: follow up diskusi: artinya membuat tindak lanjut diskusi, membuat kesimpulan dari diskusi, membacakan kembali hasil diskusi untuk membuat penilaian terhadap hasil diskusi tersebut untuk dijadikan pertimbangan dalam perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang.




Metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar dan menjadi penting bagi guru untuk memilih metode yang lebih efektif untuk  digunakan. Pada dasarnya semua metode yang digunakan dalam mengajar adalah baik, namun dalam pelaksanaannya sangat bergantung pada guru. Metode guru dapat menjadi baik akan menjadi jelek apabila guru tidak menguasai tehnik pelaksanaan dari metode yang digunakan.
 Diskusi adalah aktifitas dari sekelompok siswa yang berbicara saling bertukar informasi maupun pendapat tentang sebuah topik atau masalah, di mana setiap anak ingin mencari jawaban atau penyelesaian masalah dari segala segi dan kemungkinan yang ada[4].Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide, serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok untuk mencari kebenaran.
Metode diskusi merupakan metode yang dapat membuat siswa aktif karena siswa memperoleh kesempatan berbicara atau berdialog untuk bertukar pikiran dan informasi tentang suatu topik atau masalah dan mencari fakta atau pembuktian yang dapat digunakan bagi pemecahan masalah. Metode diskusi adalah metode mengajar yang erat hubungannya dengan memecahkan masalah atau problem solving .    Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan tujuan untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah  dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa dihadapkan  kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat probematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama[5].
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi, sedangkan menurut Suryosubroto  mengatakan metode diskusi adalah adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun ke berbagai alternatif pemecahan suatu masalah. Prinsip-prinsip yang perlu dipegangi dalam melakukan diskusi antara lain:
1.          Melibatkan siswa secara aktif dalam disusi yang diadakan
2.          Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan pendapat secara bergilir dipimpin seorang ketua atau moderator
3.          Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan anak
4.          Guru berusaha mendorong siswanya yang kurang aktif untuk melakuan atau mengeluaran pendapatnya
5.          Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam manyetujui atau menentang pendapay
6.          Aturan dan jalannya diskusi hendaknya dijelaskan kepada siswa yang masih belum mengenal tata cara berdiskusi agar mereka dapat secara lancar mengikutinya.
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam pelaksanaan diskusi, antara lain:
1.          Pemilihan topik yang akan didiskusian dapat dilakukan oleh guru dengan siswa atau oleh siswa itu sendiri. Kriteria pemilihan topik disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kesesuaian dengan kemampuan siswa, keohesifan para siswa atau latar belaang pengetahuannya
2.          Dibentuk kelompok-kelompok diskusi, yang terdiri dari 4-6 anggota setiap kelompok dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang notulis. Pembentukan kelompok dapat dilakuan secara acak atau memperhatikan minat dan latar belakang siswa
3.    Dalam melaksanakan diskusi, para siswa melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing sedangkan guru bertindak sebagai pemimpin memperhatikan dan memberikan petunjuk bilamana diperlukan
4.    Laporan hasil diskusi dilaporkan secara tertulis oleh masing-masing kelompok
5.         topik yang akan dibahas telah direncanakan sebelumnya. kemudian diadakan suatu forum panel diskusi untuk menanggapi setiap laporan kelompok tersebut.                                                             
             Ada beberapa jenis diskusi yang dapat dilakukan oleh guru dalam membimbing  siswa antara lain:
a.       Whole group
         Whole roup merupakan bentuk diskusi kelas dimana para    pesertanya duduk setengah lingkaran. Dalam diskusi ini    guru
b.      Diskusi kelompok
       Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta, dan juga diskusi kelompok terdiri dari 7-15 orang anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris
c.       Buzz group
Bentuk diskusi ini dibagi menjadi kelompo-kelompok kecil terdiri dari 3-4 peserta. Diskusi ini biasa diadakan di tengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud untuk memperjelas dan mempertajam keranga bahan pelajran atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

d.      Panel
      Suatu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik tertentu dan duduk dalam bentuk semi melingkar yang dipimpin oleh seorang moderator. Biasanya dalam diskusi ini para audien tidak turut bicara, namun dalam forum tertentu para audien diperkenankan untuk memberikan tanggapannya,
e.       Syndicate group
      Dalam bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 peserta. Guru menjelaskan garis besar permasalahan, menggambarkan aspek-aspeknya dan kemudian tiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari aspek-aspek tertentu.
f.        Symposium
      Dalam simposium terdiri dari pembawaan makalah, penyanggah, moderator dan notulis serta beberapa peserta simposium.
g.      Informal debate
      Biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi 2 tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal.
h.      Fish bowl
      Bentuk diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dan dipimpin oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan.
i.        The open discussion group
      Jumlah anggota kelompok yang baik terdiri dari 3-9 orang peserta. Dengan diskusi ini dapat membantu para siswa belajar mengemukakan pendapat secara jelas, memecahkan masalah, memahami apa yang dikemukakan oleh orang lain dan dapat menilai kembali pendapatnya.

j.        Brainstorming      
      Bentuk diskusi ini akan menjadi lebih baik bila jumlah anggota terdiri 8-12 orang peserta. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat menyumbangkan ide dalam pemecahan masalah.
2.         Kelebihan  Metode Diskusi
a.         Melatih siswa belajar untuk mengemukakan pemikiran dan pendapat.
b.        Memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber.
c.         Member kesempatan siswa dapat mwnyelesaikan problem bersama-sama.
d.        Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru.
e.         Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri menyetujui atau menentang pendapat teman-teman.
f.         Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi.
g.        Melatih siswa untuk dapat berfikir secara matang-matang sebelum berbicara.
h.        Melatih siswa berbicara secara sistematis.
i.          Menambah wawasan siswa terhadap problem yang di bahas.
3.         Kekurangan Metode Diskusi
a.         Tidak semua tupik dapat di jadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematic saja yang dapat didiskusikan.
b.        Diskusi yang mwndalam memerlukan banyak waktu.
c.         Sulit menuntukan batas luas atau kedalanan suatu uraian diskusi.
d.        Biasaanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat.
e.         Pembicaraan di dalam diskusi lebih di domonasi oleh siswa yang berani dan telah terbiasa bicara.
f.         Memungkinkan minculnya rasa permusuhan antar kelompok,dan menganggap kelompoknyalah yang paling benar[6].

b.        Metode Driil
a.         Pengertian Metode Drill
Metode drill ialah suatu tehnik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Pengertian metode drill (latihan) siap menurut pendapat memiliki arti sebagai berikut:
                         i.              Suatu teknik yang dapat diartikan suatu cara mengajar dimana peserta didik melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan sehingga memliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari[7].
                       ii.              Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
                     iii.              Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen[8].
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari peserta didik sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu.  Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu atu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimana dengan situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilan lainnya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah maka keterampilan akan lebih disempurnakan, metode ini biasanya dilakuan untuk tujuan agar siswa:
1.      Memiliki keterampilan metodik atau gerak seperti menghafalkan kata-kata, menulis mempengaruhi alat atau membuat suatu benda melaksanakan gerak dalam olahraga
2.      Mengembangkan kecakapan intelek seperti mengalikan, membagi dan mengenal tanda baca
3.      Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat penggunaan lambang dalam peta dan lain-lain.
Untuk keberhasilan dan kesuksesan metode drill ini para guru hendaknya memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Gerakan latihan dilakukan secara otomatis, tanpa melakukan menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tapi dapat dilakukan dengan cepat, seperti gerakan refleks saja, menghafal, menghitung dan lain-lain.
2.      Guru harus memilih latihan yang mempunyai arri luas, yakni dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.
3.      Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan diagnosa karena latihan permulaan itu belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna
4.      Perlu mengutamakan ketetapan, agar melakukan latihan dapat berlangsung secara cepat dan tepat
5.      Guru mempertimbangkan waktu atau masa latihan yang singkat saja, agar tidak meletihkan dan membosankan, masa latihan menyenangkan dan menarik
6.      Guru dan siswa perlu memikiran dan mengutamakan proses yang esensial atau pokok, sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rentan atau tidak perlu
7.      Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan atau dikembangkan.

b.         Kelebihan Metode Drill
1.    Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
2.    Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
3.    Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya[9].

c.         Kelemahan Metode Drill
1.    Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
2.    Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.
3.    Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
4.    Latihan yangs selalu diberikan di bawah  bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
5.    Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.[10]

Dan Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan Di Atas yakni:
                         i.          Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi yang tepat.
                       ii.          Jika terdapat kesulitan pada murid saat saat merespon, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut.
                     iii.          Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.
                     iv.          Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.
                       v.          Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid.

1.     
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran dianggap salah satu pemecahan yang sesuai.Apapun bentuknya, pemanfaatan TI dalam pembelajaran membawa perubahan tradisi atau budaya pembelajaran. Pemanfaatan TI dalam pembelajaran dapat menjadi sistem pembelajaran mandiri (Instructor independent) atau juga digabungkan dalam proses pembelajaran langsung (tatap muka di kelas) yang mengandalkan kehadiran guru.
Metode diskusi merupakan metode yang dapat membuat siswa aktif karena siswa memperoleh kesempatan berbicara atau berdialog untuk bertukar pikiran dan informasi tentang suatu topik atau masalah dan mencari fakta atau pembuktian yang dapat digunakan bagi pemecahan masalah.
Metode drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari peserta didik sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. 


DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. Didaktik Atau Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.
http://ekaapriliyanti.blogspot.co.id/2011/12/model-pembelajaran-diskusi-kelas.html
Ramayulis, Metode Dan Teknik PembelajaranPAI,Malang :UIN Malang, 2005.
Roesdiah NK, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2001.
Rusman, Eksistensi Komputer dan Internet dalam Dunia Pendidikan, Jurnal Pendidikan FIP, 2000.
Samsuddin, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Teori dan Praktek), Padangsidimpuan: IAIN Padangsidimpuan,2016.
Shalahuddin, dkk,  Interaksi Dalam Proses Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2004.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana,  Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum & Teknologi Pendidikan FIP UPI, 2008.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Winataputra, Udin.S, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Departemen pendidikan Nasional, 1997.




[1]Samsuddin, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Teori dan Praktek), (Padangsidimpuan:IAIN Padandsidimpuan,2016), hlm.109.
[2] Rusman, Eksistensi Komputer dan Internet dalam Dunia Pendidikan( Jurnal Pendidikan FIP, 2000).
[3] Winataputra, Udin.S, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Departemen pendidikan Nasional, 1997) hal. 21
[4]Depdikbud. Didaktik Atau Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.
[5]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
[6] http://ekaapriliyanti.blogspot.co.id/2011/12/model-pembelajaran-diskusi-kelas.html
[7] Roesdiah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001). Hal. 125.
[8] Shalahuddin, dkk,  Interaksi Dalam Proses Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2004) Hal.100
[9] Ramayulis, Metode Dan Teknik PembelajaranPAI,(Malang :UIN MALANG,2005)
[10]Ibid.         

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL