MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH PENDAPATAN NASIONAL


A.  Pendapatan Nasional
1.    Pengertian Pendapatan Nasional
          Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) faktor-faktor produksi dalam satu priode, biasanya Selama satu tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan anggapan bahwa  pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama satu tahun.[1]
          Didalam seluruh teori ekonomi, barangkali pendapatan  nasional ini merupakan bagian hal yang paling menarik untuk dibicarakan. Pendapatan nasional sampai saat ini masih tetap dianggap orang sebagai pilar utama penyangga politik ekonomi. Artinya, kearah peningkatan pendapatan nasional itulah hampir semua kebijaksanaan dibidang perekonomian difokuskan.
          Kemahsyuran konsep pendapatan nasional ini tidaklah sesuai dengan kesederhanaan pengertian yang terkandung didalamnya. Sedemikian masyhur konsep pendapatan nasional itu sehingga setiap orang , bahkan yang tidak mengerti ilmu ekonomi sama sekalipun niscaya pernah mendengarnya, tetapi pengertiannya hanyalah sederhana saja, yakni pendapatan nasional tidak lebih daripda penjumlahan semua pendapatan individual.
          Orang tertarik untuk mengetahui pendapatan nasional bagi negaranya tidaklah baru-baru ini saja. Orang pertama yang berusaha untuk mengetahui pendapatan nasional negaranya adalah SIN WILLIAM PETTY, menaksirkan pendapatan nasional inggris sebesar 40 juta pound. Perhitungan petty itu didasarkan kepada anggapanyya bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (yakni yang dewasa ini lazim kita sebut sebagai konsumsi) selama setahun.
          Para ahli ekonomi modern kurang menyepakati pedapat petty itu. Menurut pandangan ilmu ekonomi yang lebih baru, konsumsi bukanlah satu-satunya unsure didalam pendapatan nasional, sedangkan pendapatan nasional itu sendiri bukanlah pokok pangkal semua konsepsi pendapatan nasional. Para ahli ekonomi modern lebih menyukai Produk Nasional Bruto (Gross National Produk–GNP) sebagai alat pengukurpokok kegiatan perekonomian. Akan tetapi apakah GNP itu?
          Alat pengukur yang paling menyeluruh bagi output nasional  adalah GNP, yang perdefenisi adalah sebagai berikut. Produk nasional bruto atau GNP adalah nilai semua barang dan jasa yang selama setahun dihasilkan oleh bangsa yang bersangkutan, diukur menurut harga pasar.[2]
2.    Penghitungan Pendapatan Nasional
     Ada beberapa konsep dalam penghitungan pendapatan nasional diantaranya adalah:
a.    Cara perhitungan pertama yaitu cara pengeluaran
b.    Cara perhitungan kedua yaitu cara produk neto
c.    Cara perhitungan ketiga yaitu cara pendapatan
              Yang dimana cara perhitungan dengan cara pengleuaran iyalah, penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran /perbelanjaan adalah cara yang paling penting. Hal ini disebabkan karena cara tersebut dapat memberikan keterangan-keterangan yang sangat berguna mengenai tingkat kegiataan ekonomi yang dicapai.
              Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran membedakan pengeluaran ke atas barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian kepada empat komponen,yaitu:
1)   Konsumsi Rumah Tangga
          Nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu tahun tertentu dinamakan pengeluaran konsumsi rumah tangga atau dalam analisis makroekoomi lebih lazim disebut sebagai konsumsi rumah tangga.
          Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan, membeli pakaian, membiayai jasa pengangkutan, membayar pendidikan anak membayar sewa rumah dan membeli kenderaan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya, dan perbelanjaannya tersebut dinamakan konsumsi, yaitu membeli barang dan jasa untuk memuaskan keinginan memiliki dan menggunakan barang tersebut.
2)   Pengeluaran pemerintah
                 Berbeda dengan rumah tangga, yang membeli barang untuk memenuhi kebutuhannya, pemerintah membeli barang terutama untuk kepentingan masyarakat. Pengeluaran untuk menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untuk menyediakan polisi dan tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan pembelanjaan untuk mengembangkan infrastruktur dilakukan untuk kepentingan masyarakat.
                 Pembeliaan pemerintah keatas barang dan jasa dapat digolongkan kepada dua golongan, yang utama: konsumsi pemerintah  dan investasi pemerintah . yang termasuk dalam golongan yang pertama  (konsumsi pemerintah) adalah pembelian ke atas barang dan jasa yang akan dikonsumsikan, seperti membayar gaji guru  sekolah, membeli alat-alat tulis dan kertas untuk digunakan dan membeli bensin untuk kenderaan pemerintah.
3)   Pembentukan Modal Tetap Sektor Suwasta
                 Pembentukan modal tetap sektor swasta atau lebih sering dinyatakan sebagai investasi, pada hakikatnya berarti pengeluaran untuk memberi barang modal yang dapat menaikkan produksi barang jasa di masa akan datang. Membangun gedung perkantoran, mendirikan bangunan industri, membeli alat-alat memproduksi adalah beberapa bentuk pengeluaran yang tergolong sebagai investrasi. Pengeluaran untuk investasi ini dilakukan bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk digunakan dalam kegiatan memproduksi di waktu akan datang.
                 Dalam pengumpulan data mengenai investasi, pengeluaran tersebut dibedakan kepada tiga jenis perbelanjaan berikut:
a.       Pengeluaran ke atas barang modal dan peralatan produksi.
b.      Perubahan-perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun
c.       Pengeluaran-pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal.
4)   Ekspor Neto
                 Nilai ekspor yang dilakukan sesuatu Negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor neto. Ekspor sesuatu Negara, seluruh atau sebagaian dari nilainya, merupakan barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negira. Oleh sebab itu nilainya harus dihitung ke dalam pendapatan nasional. Barang impor merupakan produksi dari negara lain: oleh sebab itu sebenarnya tidak perlu dihitung ke dalam pendapatan nasional. Dalam praktek perhitungan pendapatan nasional tidak dapat dielakkan keadaan di mana nilai barang impor termasuk dalam penghitungan. Sebagai contoh, ketika seorang konsumen membeli mobil yang dipasang di dalam negeri, dia akan membayar nilai barang impor- yaitu benda-benda Yang di pasang dalam mobil tersebut  yang berasal dari impor. [3]     
B.     Cara Menghitung GNP
         Secara teoretis, penghitungan GNP dilakukan dengan tiga cara, yakni sebagai berikut:
1.    Pendekatan produksi (production approach)
Cara ini menghasilkan gross national product atau GNP
2.    Pendekatan pendapatan (income approach)
Cara ini menghasilkan gross national income atau GNI
3.    Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)
Cara ini menghasilkan gross national expenditure atau GNE
Ketiga cara di atas sesuai dengan definisi yang menyebutkan bahwa pendapatan = produk = pengeluaran yang sudah kita kenal sebelum ini. Sesuai dengan definisi tersebut, ketiga pendekatan di atas akan menghasilkan nilai yang sama dengan. Perkataan lain GNP = GNI = BNE. Tidak hanya itu, penggunaan ketiga istilah tersebut boleh saling dipertukarkan karena memang senantiasa memberikan pengertian yang sama. Ketiga pendekatan di atas diterangkan secara berturut-turut berikut ini bagiannya:
a)    Sector-sektor GNP
Sesuai dengan namanya, yang dihitung dalam hal ini adalah nilai pasar produk, baik barang maupun jasa. Dalam praktiknya, produk itu dihitung berdasarkan sektor yang menghasilkannya. Dewasa ini telah disepakati untuk menggunakan sebelas sektor penghasilan produk itu. Sebagai berikut :
a.       Sektor  pertanian
b.      Sektor pertambangan
c.       Sektor industry
d.      Sektor bangunan
e.       Sektor perdagangan
f.       Sektor listerik, gas dan air minum
g.      Sektor bank lembaga keuangan lainnya
h.      Sektor penghubungan dan telekomunikasi
i.        Sektor pemerintahan dan hankam
j.        Sektor sewa rumah
k.      Sektor jasa-jasa lainnya.
Barang dan jasa yang dihasilkan selama tahun di masing-masing sektor tersebut dijumlahkan, dan hasilnya adalah GNP.
b)   Unsur-unsur GNP
Unsure-unsur GNI itu adalah sebagai berikut:
a.       Wages and salaries (upah dan gaji), merupakan balas jasa untuk faktor produksi tenaga kerja.
b.      Interest (bunga), merupakan balas jasa untuk faktor produksi modal.
c.       Rent (sewa), adalah balas jasa untuk faktor produksi sumber daya alam.
d.      Profit atau lada adalah unsur pendapatan yang keempat.
e.       Indirect business tax (pajak tidak langsung perusahaan), yakni pajak yang dikenakan kepada perusahaan, namun perusahaan memasukkan nilai pajak itu ke dalam harga output yang dijualnya sehingga akibatnya mempertinggi harga jual.
f.       Depreciation (penyusutan atau penghapusan barang-barang modal), yakni istilah yang dipakai untuk menerapkan besarnya kesusutan (keausan) yang dialami oleh barang-barang modal karena dipakai selama setahun[4]. 
c)    Penggunaan GNP
              Di dalam GNP, produk yang ada di dalamnya itu terdiri dari berbagai macam. Semuanya itu akan diberi orang. Mereka yang membeli sekalian produk yang menjadi unsure GNP itu hanyalah terdiri atas empat jenis saja. Keempat pembeli itu adalah:
a.       Konsumen yang membeli barang barang konsumsi
b.      Investor yang membeli barang-barang investasi
c.       Pemerintahan yang melakukan pengeluaran melalui APBN, baik untuk tujuan konsumsi maupun investasi, seluruh pengeluaran itu disebut pengeluaran pemerintahan (government expenditure): dan
d.      Pihak luar negeri yang membeli barang-barang ekspor kita.
Di dalam GNI, pendapatan yang ada di dalamnya itu pun dibelanjakan untuk pelbagai macam kebutuhan. Di sini pun, didapati adanya empat pembelian seperti pada GNP, yakni:
a.       Konsumsi
b.      Investasi
c.       Pengeluaran pemerintah dan
d.      Barang-barang impor dari luar negeri.
Jadi, baik dilihat sebagai GNP maupun GNI, tetaplah didapati adanya empat komponen yang mencerminkan penggunaannya, yakni konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan pihak luar negeri.
C.    Distribusi Pendapatan Nasional
1.      Pengertian Distribusi Menurut Konsep Ekonomi Umum
             Distribusi adalah klasifikasi pembayaran berupa sewa, upah, bunga modal dan labah, yang berhubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh tenaga kerja, modal dan pengusaha-pengusaha. [5]
             Pendapatan juga diartikan sebagai suatu aliran uang atau daya beli yang dihasilkan dari penggunaan sumber daya property manusia. Menurut windardi pendapatan secara teori ekonomi adalah hasil berupa uang atau hasil materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia.[6]
             Distribusi pendapatan dan kekayaan dalam masa sekarang ini merupakan suatu permasalahan yang sangat rumit dan penting di lihat dari keadilannya dan pemecahaanya yang tepat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh masyarakat[7].
2.      Pengertian Distribusi Menurut Konsep Ekonomi Islam
             Ada pun prinsip utama dalam konsep distribusi menurut pandangan islam adalah peningkatan dan pembagiaan bagi hasi kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat di tingkatkan,[8] sehingga kekayaan yang ada dapat melimpah dengan merata dan tidak hanya beredar di antara golongan tertentu saja.
3.      Bentuk-Bentuk Distribusi Dalam Islam
             Adapun beberapa bentuk distribusi kekayaan atau pun pendapatan yang di atur oleh islam yaitu:[9]
a.       Sewa atas tanah
b.      Upah bagi pekerja
c.       Imbalan atau modal
d.      Labah bagi perusahaan





D.    Kesimpulan
                Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) faktor-faktor produksi dalam satu priode, biasanya Selama satu tahun.
Ada beberapa konsep dalam penghitungan pendapatan nasional diantaranya adalah:
a.       Cara perhitungan pertama yaitu cara pengeluaran
b.      Cara perhitungan kedua yaitu cara produk neto
c.    Cara perhitungan ketiga yaitu cara pendapatan
Distribusi adalah klasifikasi pembayaran berupa sewa, upah, bunga modal dan labah, yang berhubungan dengan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh tenaga kerja, modal dan pengusaha-pengusaha.
Adapun beberapa bentuk distribusi kekayaan atau pun pendapatan yang di atur oleh islam yaitu:[10]
a.       Sewa atas tanah
b.      Upah bagi pekerja
c.       Imbalan atau modal
d.  Labah bagi perusahaan






E.  Daftar Pustaka
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid II Jakarta: Kencana, 2004
                 Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam Teori Dan Praktek Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf, 1993
Richanrd dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi Jakarta:PT. Bina Aksara,1985
Sadono Sukirno, Makro Ekonimi Jakarta:PT. RajaGranfindo Persada 2004
                        Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori Ekonimi Mikro Dan Makro), Jakrta: PT. Raja GraFindo Persada, 2014
Taqyuddin An Nabhani, Membagun Sistem Ekonomi Alternatif, Prespektif  Surabaya: Risalah Gusti 1996



[1] Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori Ekonimi Mikro Dan Makro), (Jakrta: PT. Raja GraFindo Persada, 2014) hlm. 102
[2] Ibid, hlm. 99-103
[3] Sadono Sukirno, Makro Ekonimi (Jakarta:PT. RajaGranfindo Persada 2004), hlm. 33-39
[4] Suherman Rosyidi, Op.Cit., hlm. 106-117
[5] Richanrd dkk, Pengantar Ilmu Ekonomi (Jakarta:PT. Bina Aksara,1985), hlm. 247
[6] Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid II (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 45
[7] Ibid, hlm. 65
[8] Taqyuddin An Nabhani, Membagun Sistem Ekonomi Alternatif, Prespektif (Surabaya: Risalah Gusti 1996), hlm. 28
[9] Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam Teori Dan Praktek (Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf, 1993), hlm. 56
[10] Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam Teori Dan Praktek (Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf, 1993), hlm. 56

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL