MAKALAH RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM By. Retno, dkk. A.       PENDAHULUA N   a.         Latar Belakang Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupanmanusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yanglain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalamsifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yangdiberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal inisangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pend

MAKALAH TEORI-TEORI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MI/SD


TEORI-TEORI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MI/SD
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama:                                                                            NIM:
Dedek Safitri Purba                                                      1620500004
Fauzia Harahap                                                             1620500001
Rezky Nurazizah                                                           1620500022
Wilda Sari Batubara                                                      1620500007
Kelompok I

Dosen pengampu:
Ade Safitri, M.Pd

images.jpg

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANG SISIMPUAN
2019

KATA PENGANTAR

   Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena dengan limpahan rahmat, taufik dan hidayah­-nya penulis dapat menyelesaikan Tugas makalah ini. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah bagi seluruh manusia dan mengemban pencerahan kehidupan.
   makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Matematika di MI/SD. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Kepada rekan-rekan yang telah membantu dengan memberikan masukan dan sumbangan pemikiran kepada penulis atas selesainya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran penulis harapkan sebagai penunjang dimasa yang akan datang.
                                                                                                 
Padangsidimpuan, 07 Maret  2019


Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... ................. i
DAFTAR ISI......................................................................................... ................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... ................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... ................ 2
C. Tujuan Makalah........................................................................ ................ 2
D. Manfaat Makalah...................................................................... ................ 2
BAB II ISI
A. Pengertian Teori Belajar............................................................................. 3
B. Macam- Macam Teori Pembelajaran Matematika di MI/SD................... 3 
a.  Teori Belajar Kontruktifisme..................................................................... 3             
b. Teori Perkembangan Kognitif Piaget......................................................... 4
c. Metode Pengajaran Jhon Dewey................................................................ 6 
d. Teori Pemprosesan Informasi..................................................................... 6 
e.  Teori Belajar Bermakna David Ausubel.................................................... 7
f.  Teori Penemuan Jerome Bruner................................................................. 8 
g. Teori Pembelajaran Sosial Vogosky........................................................... 9 
h. Teori Pembelajaran Perilaku....................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan...................................................................................... ............. 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... .............. 11

                                                                                                          






BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
     Matematika merupakan alat untuk memberikan cara berpikir, menyusun pemikiran yang jelas dan tepat Hudojo (2005) menyatakan, matematika sebagai suatu obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak sekolah dasar (SD). Siswa SD belum mampuuntuk berpikir formal naka dalam pembelajaran matematika sangat diharapkan bagi para pendidikan mengaitkan proses belajar mengajar di SD dengan teori yang konkret.
 salah satu ciri pembelajaran matematika masa kini adalah penyajian didasarkan pada suatu teori psikologi belajar yang saat ini masih dikembangkan oleh ahli pendidikan. Kemampuan memahami teori-teori belajar ini merupakan salah satu kompetensi pedagogik guru, sehingga guru mampu mengembangkan pembelajaran yang memuat tiga macam aktivitas yaitu, ekplorasi, klarifikasi, dan refleksi.
Secara garis besar ada dua arus besar dalam perkembangan teori belajar, yaitu aliran Behaviorisme dan aliran Kognitif. Dua aliran ini memiliki dua pijakan berpikir yang sangat jelas perbedaannya. Aliran Behaviorisme memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku, sehingga belajar merupakan rangkaian aktivitas mengelola stimulus untuk mendapatkan respon yang diinginkan, sedangkan aliran kognitif memandang belajar sebagai perubahan struktur kognitif. Cara pendang tentang proses belajar tentunya akan mempengaruhi bagaimana cara guru mengajar. Dari dua alur teori belajar tersebut lahirlah pendekatan belajar, model pembelajaran, strategi pengajaran, hingga metodenya. Begitu pentingnya pengetahuan tentang teori belajar ini bagi guru, sehingga guru mampu merancang pembelajarannya sesuai dengan materi yang hendak dikembangkannya, level pengetahuan siswa, dan teori belajar yang akan dirujuk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Teori Pembelajaran?
2. Apa Saja Macam-Macam Teori Pembelajaran dan bagaimana pengguanaannya pada pembelajaran Matematika Di MI/SD?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Teori Pembelajaran.
2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Teori Pembelajaran dan bagaimana penggunaannya pada pembelajaran Matematika Di MI/SD.
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui teori-teori apa sebaiknya digunakan pada pembelajaran matematika agar membuat kita lebih mengenal kemampuan dan potensi diri kita dan  peserta didik, dengan menggunakan teori dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori belajar
Teori belajar menurut Resseffendi (1998) adalah berisi uraian tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental peserta didik. Sementara itu, pengertian tentang belajar itu sendiri berbeda-beda menurut teori belajar yang dianut seseorang. Menurut pandangan modern menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan mental seseorang sehingga terjadi perubahan tinggkah laku. Perubahan tersebut dapat dilihat ketika siswa memperlihatkan tingkah laku baru, yang berbeda dengan tingkah laku sebelumnya.selain itu, perubahan tingkah laku tersebut dapat dilihat ketika seseorang memberi respon yang baru (Gledler, 1986). Hudoyo (1998) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam mental seseorang, sehingga terjadi perubahan tingkah laku tersebut bergantung kepada pengalaman seseorang.
Pembelajaran metematika merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi. Banyak orang yang tidak menyukai matematika, termasuk siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Anggapan ini membuat mereka merasa malas untuk belajar matematika.
Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berpikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar byabg sengaja diciptkan oleh guru dngan berbagai metode dan teori belajar agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efesien.
B. Macam-Macam Teori Pembelajaran Di MI/SD
a. Teori Belajar Kontruktivisme
Teori kontruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstraspormasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan ini tidak sesuai. Bagi siswa MI/SD agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan dalam pembelajaran matematika, mereka harus bekerja memecahkan maslah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari Kerja Piaget Vygotsky, teori-teori pemprosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner.
Menurut teori kontrukstivisme ini, satu perinsip yang sangat penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri iuntuk belajar.[1]
b. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembangan telektual atau teori perkembangan mental. Menurut piagaet perkembangan kognitip merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang di dasarkan atas mekanisme biologis perkembangan system syaraf. Secara garis besar skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya dibagi dalam empat priode utama atau tahapan-tahapannya sebagai berikut:
1. Tahap sensori motor (berlangsung sejak lahir sampai sekitar dua tahun)
Dalam dua tahun pertama kehidupannya, bayi dapat memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba, memegang, mengecap, mencium, mendengarkan dan menggerakkan anggota tubuh. Kemampuan yang dimiliki anak-anak antara lain:
a. Melihat dirinta sendiri sebagai makhluk yang berbeda degan obyek sekitarnya.
b. Suka memperhatikan sesuatu lebih lama
c. Mendefenisikan sesuatu dengan memanipulasinya
2. Tahap pra operasional (sekitar dua sampai tujuh tahun)
Kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsi tentang realitas sangatlah menonjol.Degan adanya perkembangan bahasa dan ingatan, anak pun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya.
3. Tahap operasional konkert (berlangsung sekitar tujuh sampai sebelas tahun)
Pada kurun waktu ini pikiran logis anak mulai berkembang. Anak yang sudah mampu berpikir secara konkert, juga sudah menguasai pembelajaran penting, yaitu cirri yang ditangkap oleh panca indra seperti besar dan bentuk sesuatu, dapat saja berbeda tanpa harus mempengaruhi, misalnya kuantitas objek yang bersangkutan.
4. Tahap operasional formal (mulai usia 11 tahun dan seterusnya)
Sejak tahap ini anak sudah mampu berpikir abstarak, yaitu berpokir mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah. Menurut piaget belajar akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberikan kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek pisik yang ditunjang oleh intraksi oleh teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktoif, mencari, mengamati dan menemukan, memungut berbagai hal dari lingkungan.[2]
Piaget telah diambil untuk menyarankan bahwa anak-anak belajar lebih lambat dari yang pernah kita bayangkan.Prinsip dinamis Dienes bentuk dan arti asal dari prinsip Piaget. Dienes bermaksud menggunakan 3 tingkatan piaget dalam sebuah konsep, dan menggambarkan hal ini sebagai tingkatan bermain, tingkatan susunan dan tingkatan praktek.
c. Metode Pengajaran John Dewey
Menurut John Dewey metode refleksi di dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif dan hati-hati, yang dilandasi dengan proses berpikir kearah kesimpulan-kesimpulan yang defenitif melalui lima langkah:
1.    Siswa mengenali masalah, masalah itu dating dari luar diri siswa itu sendiri.
2.    Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisis kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya.
3.    Lalu siswa menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak siswa dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
4.    Kemudian siswa menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing.
5.    Selanjutnya sisiwa mencoba mempraktikkan salah satu kemungkinan pmecahan yang dipandangnya terbaik. Hsilnya akan membuktikan betul tidaknya pemecahan masalah itu. Jika pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat maka akan dicobanya kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat. Pemecahan masalah itu yang benar yaitu yang berguna untuk hidup.[3]
d. Teori Pemrosesan Informasi
Pengetahuan yang diproses akan di maknai dalam memori kerja dan di simpan ke memori jangka panjang dengan skema yang teratur dan juga tersusun. Tahapan pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru yang dimodifikasi.Urutan dari penerimaan informasi dalam diri manusia secara rinci di jelaskan Pressley, sebagai berikut pertama, informasi di tangkap melalui organ sensoris (seperti, mata, telinga, hidung, dan sebagainya).Beberapa informasi disaring (diabaikan) pada tingkat sensoris, kemudian sisanya di masukkan dalam ingatan jangka pendek (kesadaran). Ingatan jangka pendek mempunyai kapasitas pemeliharaan informasai yang terbatas sehingga kandungannya harus di proses dengan sedemikian rupa (baik dengan pengulangan atau pelatihan), jika tidak maka akan lenyap dalam sekejap. Bila di proses, informasi dari ingatan jangka pendek dapat di transfer ke dalam ingatan jangka panjang. Ingatan jangka panjang merupakan hal penting dalam proses belajar.
Teori ini adalah bagian dari teori sibertik, menurut teori belajar sibertik penegertian belajar adalah pengolahan informasi.menurut teori sibertik proses belajar memang penting tetapi yang lebih penting dari proses belajar adalah adalah sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar. Teori ini merupakan teori belajar yang relatif baru di bandingkan dengan teori-teori yang lain, teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat berkembang terutama di era globlalisasi ini. Ada asumsi lain menurut teori sibernetik yaitu bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang cocok atau ideal untuk setiap situasi dan setiap siswa, sebab cara belajar sangat dtentukan oeleh sistem informasi karena sebuah informasi bisa saja di pelajari oleh dua orang siswa dengan cara yang berbeda meskipun informasi yang di pelajari adalah sama. karakteristik utama pendekatan pemrosesan informasi, yaitu :
1. Proses berpikir.
2. Mekanisme pengubah.
3. Encoding (penyandian).[4]
e. Teori David Ansubel
Teori ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi untuk menyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan.Teori ini dimaknai sebagai belajar bermakna. Pembelajaran bermakna yaitu suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa.adapun langkah-langkah belajar bermakna menurut ausubel, yaitu :
1.    Menentukan tujuan pembelajaran
2.    Melakukan identifikasi karakteristik siswa(kemampuan awal, motivasi,daya belajar, minat)
3.    Memilih materi peljaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti.
4.    Menentukan topic-topik dan menampilkanya dalam bentuk advance organizer yang akan dipeljari siwa.
5.    Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkanya dalam bentuk nyata
6.    Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.[5]
Berdasarkan teori ausubel, dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sanagt diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang betkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.
f. Teori penemuan Jerome brunner
Bruner menyatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik jika pendiidi memberikan kesempatan kepada pesertadidiknya untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau penambahan melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupanya.brunner menganggap, bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paking baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.[6]



g. Teori pembelajaran social vigotsky
Vigotsky berpendapat seperti piaget, bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Vigotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik pada factor biologis menentukan fungsi-fungsi elementer memori, atensi,persefsi, stimulus respon, factor social sangat penting artinya bagi perkembangan fungsi mental lebih tinggi untuk pengembangan konsep, penalaran logis, dan pengambilan keputusan.[7]
h. Teori pembelajaran perilaku
Prinsip yang paling penting dari teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut. Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku.[8]













BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori kontruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstraspormasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan ini tidak sesuai.
Menurut piaget perkembangan kognitip merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang di dasarkan atas mekanisme biologis perkembangan system syaraf.
Menurut john dewey metode refleksi di dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir kearah kesimpulan-kesimpulan yang defenitif melalui lima langkah:
1. Siswa mengenali masalah, masalah itu dating dari luar diri siswa itu sendiri.
2. Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisis kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya
3. Lalu siswa menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak siswa dipimpin oleh pengalamannya sendiri
4. Kemudian siswa menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing
5. Selanjutnya sisiwa mencoba mempraktikkan
Teori pemrosesan informasi merupakan teori belajar yang relatif baru di bandingkan dengan teori-teori yang lain, teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat berkembang terutama di era globlalisasi ini.


DAFTAR PUSTAKA
Afitdburhanuudin, Kekurangan Dan Kelebihan Teori Pemprosesan Informasi Dan Kinerja Otak.https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/07/19/kekurangan-dan-kelebihan-teori-pemrosesan-informasi-dan-kinerja-otak-4/.
lubis,Maulana Arafat, 2018. Pemebelajaran PPKn di SD/MI, Medan: Akasha sakti.
Suyono, dkk.2011. Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar, Surabaya: PTRemaja Rosdakarya Oppset.
Trianto, 2019. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, Jakarta: kencanan.
                   


           [1] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, (Jakarta: kencanan, 2019) hal.28               
[2]Suyono, dkk. Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar, (Surabaya: pt remaja rosdakarya oppset. 2011), hlm 82-86.
[3] Op.cit; hal. 31-32
[4]Afitdburhanuudin, Kekurangan Dan Kelebihan Teori Pemprosesan Informasi Dan Kinerja Otak.https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/07/19/kekurangan-dan-kelebihan-teori-pemrosesan-informasi-dan-kinerja-otak-4/ diakses pada tanggal 12 maret 2019 pada pukul 13:45.
[5] Maulana Arafat lubis, Pemebelajaran PPKn di SD/MI,( Medan: Akasha sakti, 2018) hlm,88-90.
[6]Op. Cit, hlm, 38                                              
[7]Op.Cit, hlm, 38
[8]Ibid, hlm, 39-40

<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH LANDASAN PENDIDIKAN

MAKALAH ILMU AL-JARH WA AT-TA’DIL