TEORI-TEORI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MI/SD
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama: NIM:
Dedek Safitri Purba 1620500004
Fauzia Harahap 1620500001
Rezky Nurazizah 1620500022
Wilda Sari Batubara 1620500007
Kelompok I
Dosen pengampu:
Ade Safitri, M.Pd
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
PADANG
SISIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena dengan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Tugas
makalah ini. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah bagi seluruh manusia dan mengemban
pencerahan kehidupan.
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Matematika di MI/SD. Terima kasih penulis ucapkan kepada
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Kepada rekan-rekan yang telah
membantu dengan memberikan masukan dan sumbangan pemikiran kepada penulis atas
selesainya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik
dan saran penulis harapkan sebagai penunjang dimasa yang akan datang.
Padangsidimpuan, 07 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... ................. i
DAFTAR ISI......................................................................................... ................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... ................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... ................ 2
C. Tujuan Makalah........................................................................ ................ 2
D. Manfaat Makalah...................................................................... ................ 2
BAB II ISI
A. Pengertian Teori Belajar............................................................................. 3
B. Macam- Macam Teori Pembelajaran Matematika di MI/SD................... 3
a. Teori Belajar
Kontruktifisme..................................................................... 3
b. Teori Perkembangan Kognitif Piaget......................................................... 4
c. Metode Pengajaran Jhon Dewey................................................................ 6
d. Teori Pemprosesan Informasi..................................................................... 6
e. Teori Belajar
Bermakna David Ausubel.................................................... 7
f. Teori Penemuan Jerome
Bruner................................................................. 8
g. Teori Pembelajaran Sosial Vogosky........................................................... 9
h. Teori Pembelajaran Perilaku....................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................
............. 10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... .............. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan alat untuk memberikan cara berpikir, menyusun
pemikiran yang jelas dan tepat Hudojo (2005) menyatakan, matematika sebagai
suatu obyek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak sekolah
dasar (SD). Siswa SD belum mampuuntuk berpikir formal naka dalam pembelajaran
matematika sangat diharapkan bagi para pendidikan mengaitkan proses belajar
mengajar di SD dengan teori yang konkret.
salah satu ciri pembelajaran matematika masa kini adalah penyajian
didasarkan pada suatu teori psikologi belajar yang saat ini masih dikembangkan
oleh ahli pendidikan. Kemampuan memahami teori-teori belajar ini merupakan
salah satu kompetensi pedagogik guru, sehingga guru mampu mengembangkan
pembelajaran yang memuat tiga macam aktivitas yaitu, ekplorasi, klarifikasi,
dan refleksi.
Secara garis besar ada dua arus besar dalam perkembangan teori
belajar, yaitu aliran Behaviorisme dan aliran Kognitif. Dua aliran ini memiliki
dua pijakan berpikir yang sangat jelas perbedaannya. Aliran Behaviorisme
memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku, sehingga belajar merupakan
rangkaian aktivitas mengelola stimulus untuk mendapatkan respon yang
diinginkan, sedangkan aliran kognitif memandang belajar sebagai perubahan
struktur kognitif. Cara pendang tentang proses belajar tentunya akan
mempengaruhi bagaimana cara guru mengajar. Dari dua alur teori belajar tersebut
lahirlah pendekatan belajar, model pembelajaran, strategi pengajaran, hingga
metodenya. Begitu pentingnya pengetahuan tentang teori belajar ini bagi guru,
sehingga guru mampu merancang pembelajarannya sesuai dengan materi yang hendak
dikembangkannya, level pengetahuan siswa, dan teori belajar yang akan dirujuk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Teori Pembelajaran?
2. Apa Saja Macam-Macam Teori Pembelajaran dan bagaimana
pengguanaannya pada pembelajaran Matematika Di MI/SD?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Teori Pembelajaran.
2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Teori Pembelajaran dan bagaimana
penggunaannya pada pembelajaran Matematika Di MI/SD.
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini
yaitu agar pembaca dapat mengetahui teori-teori apa sebaiknya digunakan pada
pembelajaran matematika agar membuat kita lebih mengenal kemampuan dan potensi
diri kita dan peserta didik, dengan
menggunakan teori dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dengan
baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori belajar
Teori belajar menurut Resseffendi (1998) adalah berisi uraian
tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental
peserta didik. Sementara itu, pengertian tentang belajar itu sendiri
berbeda-beda menurut teori belajar yang dianut seseorang. Menurut pandangan modern
menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan mental seseorang sehingga terjadi
perubahan tinggkah laku. Perubahan tersebut dapat dilihat ketika siswa
memperlihatkan tingkah laku baru, yang berbeda dengan tingkah laku
sebelumnya.selain itu, perubahan tingkah laku tersebut dapat dilihat ketika
seseorang memberi respon yang baru (Gledler, 1986). Hudoyo (1998) menyatakan
bahwa belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam mental seseorang, sehingga
terjadi perubahan tingkah laku tersebut bergantung kepada pengalaman seseorang.
Pembelajaran metematika merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi.
Banyak orang yang tidak menyukai matematika, termasuk siswa yang masih duduk di
bangku sekolah dasar mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit
dan menakutkan. Anggapan ini membuat mereka merasa malas untuk belajar
matematika.
Pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan
siswa yang melibatkan pengembangan pola berpikir dan mengolah logika pada suatu
lingkungan belajar byabg sengaja diciptkan oleh guru dngan berbagai metode dan
teori belajar agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara
optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efesien.
B. Macam-Macam Teori Pembelajaran Di MI/SD
a. Teori Belajar Kontruktivisme
Teori kontruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri
dan menstraspormasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan ini tidak sesuai. Bagi
siswa MI/SD agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan dalam
pembelajaran matematika, mereka harus bekerja memecahkan maslah, menemukan
segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori
ini berkembang dari Kerja Piaget Vygotsky,
teori-teori pemprosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain,
seperti teori Bruner.
Menurut teori kontrukstivisme ini, satu perinsip yang sangat penting
dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam
benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi
kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan
mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri iuntuk belajar.
b. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembangan telektual
atau teori perkembangan mental. Menurut piagaet perkembangan kognitip merupakan
suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang di dasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan system syaraf. Secara garis besar skema yang digunakan
anak untuk memahami dunianya dibagi dalam empat priode utama atau
tahapan-tahapannya sebagai berikut:
1. Tahap sensori motor (berlangsung sejak
lahir sampai sekitar dua tahun)
Dalam dua tahun pertama kehidupannya, bayi dapat memahami lingkungannya
dengan jalan melihat, meraba, memegang, mengecap, mencium, mendengarkan dan
menggerakkan anggota tubuh. Kemampuan yang dimiliki anak-anak antara lain:
a. Melihat dirinta sendiri sebagai
makhluk yang berbeda degan obyek sekitarnya.
b. Suka memperhatikan sesuatu lebih lama
c. Mendefenisikan sesuatu dengan
memanipulasinya
2. Tahap pra operasional (sekitar dua
sampai tujuh tahun)
Kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya pada persepsi
tentang realitas sangatlah menonjol.Degan adanya perkembangan bahasa dan
ingatan, anak pun mampu mengingat banyak hal tentang lingkungannya.
3. Tahap operasional konkert (berlangsung
sekitar tujuh sampai sebelas tahun)
Pada kurun waktu ini pikiran logis anak mulai berkembang. Anak yang sudah
mampu berpikir secara konkert, juga sudah menguasai pembelajaran penting, yaitu
cirri yang ditangkap oleh panca indra seperti besar dan bentuk sesuatu, dapat
saja berbeda tanpa harus mempengaruhi, misalnya kuantitas objek yang
bersangkutan.
4. Tahap operasional formal (mulai usia
11 tahun dan seterusnya)
Sejak tahap ini anak sudah mampu berpikir abstarak, yaitu berpokir
mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif pemecahan
masalah. Menurut piaget belajar akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberikan
kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek pisik yang ditunjang oleh
intraksi oleh teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru
hendaknya memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi
dengan lingkungan secara aktoif, mencari, mengamati dan menemukan, memungut
berbagai hal dari lingkungan.
Piaget
telah diambil untuk menyarankan bahwa anak-anak belajar lebih lambat dari yang
pernah kita bayangkan.Prinsip dinamis Dienes bentuk dan arti asal dari prinsip
Piaget. Dienes bermaksud menggunakan 3 tingkatan piaget dalam sebuah konsep,
dan menggambarkan hal ini sebagai tingkatan bermain, tingkatan susunan dan
tingkatan praktek.
c. Metode
Pengajaran John Dewey
Menurut John Dewey metode refleksi di
dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif dan hati-hati, yang
dilandasi dengan proses berpikir kearah kesimpulan-kesimpulan yang defenitif
melalui lima langkah:
1. Siswa
mengenali masalah, masalah itu dating dari luar diri siswa itu sendiri.
2. Selanjutnya siswa akan menyelidiki
dan menganalisis kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya.
3.
Lalu siswa menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu
sama lain dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah
tersebut. Dalam bertindak siswa dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
4.
Kemudian siswa menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan
akibatnya masing-masing.
5.
Selanjutnya sisiwa mencoba mempraktikkan salah satu kemungkinan pmecahan
yang dipandangnya terbaik. Hsilnya akan membuktikan betul tidaknya pemecahan
masalah itu. Jika pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat maka akan
dicobanya kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat.
Pemecahan masalah itu yang benar yaitu yang berguna untuk hidup.
d. Teori Pemrosesan Informasi
Pengetahuan
yang diproses akan di maknai dalam memori kerja dan di simpan ke memori jangka
panjang dengan skema yang teratur dan juga tersusun. Tahapan pemahaman dalam
pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan
baru yang dimodifikasi.Urutan dari penerimaan informasi dalam diri manusia
secara rinci di jelaskan Pressley, sebagai berikut pertama, informasi di
tangkap melalui organ sensoris (seperti, mata, telinga, hidung, dan
sebagainya).Beberapa informasi disaring (diabaikan) pada tingkat sensoris,
kemudian sisanya di masukkan dalam ingatan jangka pendek (kesadaran). Ingatan
jangka pendek mempunyai kapasitas pemeliharaan informasai yang terbatas
sehingga kandungannya harus di proses dengan sedemikian rupa (baik dengan
pengulangan atau pelatihan), jika tidak maka akan lenyap dalam sekejap. Bila di
proses, informasi dari ingatan jangka pendek dapat di transfer ke dalam ingatan
jangka panjang. Ingatan jangka panjang merupakan hal penting dalam proses
belajar.
Teori ini
adalah bagian dari teori sibertik, menurut teori belajar sibertik penegertian
belajar adalah pengolahan informasi.menurut teori sibertik proses belajar
memang penting tetapi yang lebih penting dari proses belajar adalah adalah
sistem informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses
belajar. Teori ini merupakan teori belajar yang relatif baru di bandingkan
dengan teori-teori yang lain, teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat berkembang terutama di era
globlalisasi ini. Ada asumsi lain menurut teori sibernetik yaitu bahwa tidak
ada satu proses belajar pun yang cocok atau ideal untuk setiap situasi dan
setiap siswa, sebab cara belajar sangat dtentukan oeleh sistem informasi karena
sebuah informasi bisa saja di pelajari oleh dua orang siswa dengan cara yang
berbeda meskipun informasi yang di pelajari adalah sama. karakteristik utama
pendekatan pemrosesan informasi, yaitu :
1. Proses
berpikir.
2. Mekanisme
pengubah.
3. Encoding
(penyandian).
e. Teori David
Ansubel
Teori ini
dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi untuk
menyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan.Teori ini dimaknai sebagai
belajar bermakna. Pembelajaran bermakna yaitu suatu proses mengaitkan informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
siswa.adapun langkah-langkah belajar bermakna menurut ausubel, yaitu :
1.
Menentukan tujuan pembelajaran
2.
Melakukan identifikasi karakteristik
siswa(kemampuan awal, motivasi,daya belajar, minat)
3.
Memilih materi peljaran sesuai dengan
karakteristik siswa dan mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti.
4.
Menentukan topic-topik dan
menampilkanya dalam bentuk advance organizer yang akan dipeljari siwa.
5.
Mempelajari konsep-konsep inti
tersebut, dan menerapkanya dalam bentuk nyata
6.
Melakukan penilaian proses dan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan teori ausubel, dalam
membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sanagt diperlukan
konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang betkaitan dengan konsep yang
akan dipelajari.
f. Teori penemuan Jerome brunner
Bruner menyatakan bahwa proses
belajar akan berjalan dengan baik jika pendiidi memberikan kesempatan kepada
pesertadidiknya untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau penambahan
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupanya.brunner menganggap,
bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paking baik. Berusaha sendiri
untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
g. Teori pembelajaran social vigotsky
Vigotsky berpendapat seperti piaget,
bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa
sendiri melalui bahasa. Vigotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung
baik pada factor biologis menentukan fungsi-fungsi elementer memori,
atensi,persefsi, stimulus respon, factor social sangat penting artinya bagi
perkembangan fungsi mental lebih tinggi untuk pengembangan konsep, penalaran logis,
dan pengambilan keputusan.
h. Teori pembelajaran perilaku
Prinsip yang paling penting dari
teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku berubah sesuai dengan
konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut. Konsekuensi yang
menyenangkan akan memperkuat perilaku, sedangkan konsekuensi yang tidak
menyenangkan akan memperlemah perilaku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori kontruktivisme ini menyatakan bahwa
siswa harus menemukan sendiri dan menstraspormasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturan ini tidak sesuai.
Menurut piaget perkembangan kognitip
merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang di dasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan system syaraf.
Menurut john dewey metode refleksi di dalam
memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang
dilandasi proses berpikir kearah kesimpulan-kesimpulan yang defenitif melalui
lima langkah:
1. Siswa mengenali masalah, masalah itu dating dari luar
diri siswa itu sendiri.
2. Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisis
kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya
3. Lalu
siswa menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain dan
mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam
bertindak siswa dipimpin oleh pengalamannya sendiri
4. Kemudian siswa menimbang kemungkinan jawaban atau
hipotesis dengan akibatnya masing-masing
5. Selanjutnya sisiwa mencoba mempraktikkan
Teori pemrosesan informasi merupakan teori belajar yang
relatif baru di bandingkan dengan teori-teori yang lain, teori ini berkembang
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
berkembang terutama di era globlalisasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
lubis,Maulana
Arafat, 2018. Pemebelajaran PPKn di SD/MI, Medan: Akasha sakti.
Suyono, dkk.2011. Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep
Dasar, Surabaya: PTRemaja Rosdakarya Oppset.
Trianto, 2019. Mendesain
Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, Jakarta: kencanan.
<script data-ad-client="ca-pub-3224888017981904" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
Komentar
Posting Komentar